Kamis, 04 September 2014

Renungan Hari Kamis Biasa XXII - Thn II

Renungan Hari Kamis Biasa XXII, Thn A/II
Bac I    1Kor 3: 18 – 23; Injil                        Luk 5: 1 – 11;

Hari ini Injil menampilkan kisah Tuhan Yesus dan Petrus menangkap ikan. Duc in altum. Di sini Tuhan Yesus hendak melakukan mujizat. Terkesan bahwa awalnya Petrus menolak. Alasannya, permintaan Tuhan Yesus tidak masuk akal baginya. Dirinya adalah nelayan, sementara Yesus sama sekali tidak punya latar belakang bahkan pengetahuan tentang kelautan atau perikanan. Di samping itu, sudah semalam-malaman Petrus berjuang, namun sia-sia. Akan tetapi, Petrus tidak menunjukkan sikap sombongnya. Justru ia menampilkan sikap rendah hati dan berserah. “Karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” (ay. 5).

Sikap seperti Petrus inilah yang ditunjukkan Paulus dalam bacaan kedua. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, Paulus menasehati umat untuk tidak menipu diri sendiri dengan sikap sombong atau memegahkan diri sendiri. Sekalipun ada dasar untuk bermegah, tetaplah umat diminta untuk bersikap rendah hati, karena Tuhan mengetahui rancangan-rancangan umat yang semuanya adalah sia-sia belaka. Artinya, tak ada gunanya untuk bermegah diri. Di sini Paulus mau mengajak umat untuk membangun sikap rendah hati.

Tak jarang dalam kehidupan, kita sering membanggakan diri atas prestasi yang kita miliki. Kita merasa bahwa seolah-olah semua itu merupakan hasil kerja kita sendiri. Kebanggaan ini terkadang menjerumuskan kita untuk meninggalkan Tuhan. Kita menyingkirkan Tuhan, karena kita merasa kita-lah yang lebih berkuasa. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa semua itu adalah kebodohan bagi Allah. Semua itu sia-sia belaka. Tuhan menghendaki supaya kita membangun sikap seperti Petrus, yang sekalipun merasa diri tahu segala sesuatu tentang danau dan teknik menangkap ikan, ia ikuti saja permintaan Yesus. Kita diminta untuk membangun sikap rendah hati dan berserah diri kepada kehendak Tuhan. Sikap inilah yang akhirnya mendatangkan kelimpahan hidup.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar