Sabtu, 16 Agustus 2014

Renungan Hari Sabtu Biasa XIX - Thn II

Renungan Hari Sabtu Biasa XIX, Thn A/II
Bac I    Yeh 18: 1 – 10, 13b, 30 – 32; Injil              Mat19: 13 – 15;

Dalam bacaan pertama, Nabi Yehezkiel mengungkapkan bahwa Allah akan menghukum masing-masing orang sesuai dengan perbuatannya. Siapa pun yang bersalah dan berdosa akan mendatangkan hukuman bagi dirinya sendiri. Akan tetapi, Yehezkiel menegaskan bahwa Allah tidak menghendaki hukuman bagi umat-Nya. Allah mau supaya manusia hidup bahagia. Untuk itu, Allah menyediakan pintu tobat bagi mereka yang berdosa untuk berubah. Allah menghendaki manusia bertobat dan berpaling dari kedurhakaannya agar ia hidup.

Pertobatan juga yang diminta Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Dalam Injil dikisahkan bahwa para murid melarang orang membawa anak-anak datang kepada Tuhan Yesus untuk diberkati dan didoakan. Apa yang dilakukan para murid adalah hal yang lumrah. Anak kecil belum masuk dalam hitungan sosial kemasyarakatan. Karena itu, mereka dianggap tak layak untuk mendekati Tuhan Yesus. Hanya orang dewasa saja yang bisa. Akan tetapi, Yesus menegur mereka. Tuhan Yesus mengajak mereka untuk mengubah pola pikir mereka selama ini. Anak kecil pun punya hak yang sama dengan mereka.

Tanpa disadari, sering kita terikat pada kebiasaan-kebiasaan masa lalu yang sudah tak baik lagi di masa kini. Kita selalu mengutamakan kebiasaan lama itu, meski ia sudah usang. Melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki kita untuk mengubah pola pikir tersebut. Kita musti berubah. Inilah wujud pertobatan. Tobat berarti kita meninggalkan masa lalu yang tidak berkenan bagi Tuhan. Inilah yang dikehendaki Tuhan pada kita. Tuhan mengajak kita untuk bertobat, mengubah kebiasaan lama, entah itu sikap atau pola pikir lama yang sudah usang, menjadi baru, yang berkenan bagi Allah.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar