Renungan Hari Sabtu
Biasa XIX, Thn A/II
Bac I Yeh 18: 1 – 10, 13b, 30 – 32; Injil Mat19: 13 – 15;
Dalam bacaan pertama, Nabi Yehezkiel mengungkapkan bahwa
Allah akan menghukum masing-masing orang sesuai dengan perbuatannya. Siapa pun
yang bersalah dan berdosa akan mendatangkan hukuman bagi dirinya sendiri. Akan tetapi,
Yehezkiel menegaskan bahwa Allah tidak menghendaki hukuman bagi umat-Nya. Allah
mau supaya manusia hidup bahagia. Untuk itu, Allah menyediakan pintu tobat bagi
mereka yang berdosa untuk berubah. Allah menghendaki manusia bertobat dan
berpaling dari kedurhakaannya agar ia hidup.
Pertobatan juga yang diminta Tuhan Yesus dalam Injil hari ini.
Dalam Injil dikisahkan bahwa para murid melarang orang membawa anak-anak datang
kepada Tuhan Yesus untuk diberkati dan didoakan. Apa yang dilakukan para murid
adalah hal yang lumrah. Anak kecil belum masuk dalam hitungan sosial kemasyarakatan.
Karena itu, mereka dianggap tak layak untuk mendekati Tuhan Yesus. Hanya orang
dewasa saja yang bisa. Akan tetapi, Yesus menegur mereka. Tuhan Yesus mengajak
mereka untuk mengubah pola pikir mereka selama ini. Anak kecil pun punya hak
yang sama dengan mereka.
Tanpa disadari, sering kita terikat pada kebiasaan-kebiasaan
masa lalu yang sudah tak baik lagi di masa kini. Kita selalu mengutamakan
kebiasaan lama itu, meski ia sudah usang. Melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki
kita untuk mengubah pola pikir tersebut. Kita musti berubah. Inilah wujud
pertobatan. Tobat berarti kita meninggalkan masa lalu yang tidak berkenan bagi
Tuhan. Inilah yang dikehendaki Tuhan pada kita. Tuhan mengajak kita untuk
bertobat, mengubah kebiasaan lama, entah itu sikap atau pola pikir lama yang
sudah usang, menjadi baru, yang berkenan bagi Allah.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar