Sabtu, 16 Agustus 2014

Orang Kudus 16 Agustus: St. Stefanus

SANTO STEFANUS, RAJA HUNGARIA
Stefanus lahir pada tahun 969. Ketika itu agama Kristen baru mulai menanamkan pengaruhnya di Hungaria. Ayahnya, Raja Hungaria, dan ibunya sendiri belum menjadi Kristen. Pada umur 10 tahun, Stefanus baru dipermandikan bersama kedua orang tuanya. Ketika ayahnya meninggal dunia, ia menggantikannya sebagai Raja Hungaria. Stefanus yang masih muda ini – didukung oleh permaisurinya Santa Gisela – ternyata tampil sangat bijaksana dan tegas dalam memimpin rakyatnya. Ia disenangi rakyatnya karena selalu memperhatikan kepentingan mereka. Setelah kedudukan dan kuasanya tidak lagi dirongrong oleh para lawannya, ia mulai memusatkan perhatian pada kemajuan Gereja dan pewartaan Injil di seluruh wilayah kerajaan. Upacara-upacara kekafiran perlahan-lahan diganti upacara-upacara iman kristiani. Hari Minggu diumumkan sebagai hari yang khusus untuk Tuhan. Orang tidak boleh bekerja.

Untuk mendukung usahanya itu, ia berusaha mendirikan banyak gereja dan biara yang kelak menjadi pusat kebudayaan Hungaria. Ia mengutus beberapa pembantu dekatnya kepada Paus Silvester II (999 – 1003) untuk meminta tenaga-tenaga imam dan memohon agar kiranya Paus mengurapinya menjadi Raja Hungaria. Paus dengan senang hati mengabulkan dua permohonan itu.

Pembentukan Kerajaan Hungaria sebagai suatu Kerajaan Kristen yang berdaulat dan merdeka merupakan jasa terbesar dari Stefanus. Seluruh negeri dipersembahkan kepada perlindungan Santa Perawan Maria. Stefanus sendiri terus memohon kepada Tuhan umur yang panjang dan jangan dulu mati sebelum seluruh negerinya dikristenkan. Penghormatannya kepada Santa Perawan Maria diabadikan dengan mendirikan sebuah gereja yang luas dan indah, Gereja Santa Perawan Maria.

Puteranya, Santo Emerikus, dididiknya dengan sungguh-sungguh mengikuti tata cara kristiani karena ia berharap bahwa kelak ia dapat menggantikannya sebagai raja. Namun sayang, maut terlalu cepat datang menjemput dia. Emerikus mati dalam suatu kecelakaan tak terduga ketika sedang berburu. Kematian Emerikus menimbulkan penderitaan batin yang luar biasa bagi Stefanus. Hilanglah segala harapannya. Di antara kaum kerabatnya timbullah percekcokan tentang siapa yang pantas menggantikannya kelak bila dia meninggal. Sehubungan dengan itu, Stefanus mendesak para pembantunya agar mereka tetap adil dan jujur serta taat kepada undang-undang kerajaan dan kepada Paus di Roma. Raja yang suci ini meninggal dunia pada tanggal 15 Agustus 1038. Bersama puteranya, Emerikus, Stefanus dihormati Gereja sebagai orang kudus.


Baca juga riwayat orang kudus 16 Agustus
St. Benediktus Yoseph Labre

Tidak ada komentar:

Posting Komentar