BEATO INNOSENSIUS XI, PAUS
Benedetto
Odescalchi -- demikian nama Innosensius -- lahir di Como, Italia pada tanggal
19 Mei 1611. Masa pontifikatnya (1676-1689) ditandai dengan suatu perjuangan
panjang lagi berat melawan campur tangan Raja Louis XIV dari Prancis
(1643-1715) dalam urusan-urusan Gereja. Innosensius terkenal saleh, hemat dan
rajin beramal demi membaharui semangat iman umatnya di Keuskupan Roma. Kecuali
itu ia dikenal luas karena mengutuk ajaran-ajaran sesat Laxisme dan Quiestisme,
dan menggalang persatuan di antara raja-raja Kristen menghadapi serangan bangsa
Turki.
Semenjak
kecil, Odescalchi dididik oleh imam-imam Yesuit di Como. Ketika menanjak
dewasa, ia sibuk berdagang dan menjadi militer. Kemudian ia belajar ilmu hukum
di Roma dan Napoli, hingga selesai pada tahun 1639. Hasratnya untuk mengabdi
Tuhan dengan hidup sebagai imam tercapai ketika ia ditabhiskan imam beberapa
waktu setelah menyelesaikan studinya. Karier Imamat Odescalchi dimulai pada
bulan Juni 1643, tatkala Paus Urbanus VII (1623-1644) menunjuk dia sebagai
sebagai presiden Kamera Apostolik, lembaga yang mengurus seluruh harta milik
Tahkta Suci. Beberapa tahun kemudian, Paus Urbanus mengangkatnya menjadi
Komisaris Apostolik untuk urusan pajak di Matches (1641-1655) dan menjadi
Gubernur Macerata, Italia. Pada masa kepemimpinan Paus Innosensius X (1644-1655),
Odescalchi diangkat menjadi diakon kardinal pada tanggal 6 Maret 1645 dan
taklama kemudian menjadi imam kardinal. Kecerdasannya dalam menangani berbagai
urusan mendorong Paus Innosensius X memilih dia sebagai utusan Paus ke Ferrara,
Italia untuk melayani kepentingan Gereja di sana.
Dari
Ferarra, ia mendengar berita pengangkatan sebagai Uskup Novara, Italia. Ia
kemudian ditabhiskan menjadi Uskup Novara pada tanggal 30 Januari 1651.
Kariernya ditandai dengan berbagai usaha keras untuk memperbaiki kesejahteraan
jasmani-rohani umatnya. Berbagai proyek pekerjaan umum diadakan di samping
pembinaan rohani umat. Atas permintaan Paus Aleksander VII (1655-1667),
Odescalchi menetap di Roma sesudah konklav. Jabatannya sebagai Uskup Novara
diletakkannya pada tahun 1656. Tugasnya yang baru ialah membimbing berbagai kongregasi
di Roma dan mengatur administrasi Gereja.
Sepeninggal
Paus Klemens IX (1667-1669) pada tahun 1669, Odescalchi diajukan sebagai calon
Paus. Namun konklav yang dipengaruhi oleh veto pihak Perancis, memilih Emilio
Kardinal Altieri menjadi Paus dengan nama Klemens X (1670-1676). Pada sidang
konklav berikutnya menyusul kematian Paus Klemens X, Odescalchi sekali lagi
diajukan sebagai calon satu-satunya. Ia lalu diangkat menjadi Paus pada tanggal
21 September 1676 dengan nama Innosensius XI.
Sepanjang
masa pontifikatnya, Innosensius dihadapkan pada masa campur tangah raja Louis
XIV dari Perancis dalam urusan-urusan Gereja. Pertentangan ini memuncak tatkala
Raja Louis memanggil suatu pertemuan rohaniwan-rohaniwan Perancis pada bulan
Maret 1682. Pertemuan ini menyetujui empat usulan antiPaus yang dinamakan
"Kebebasan-kebebasan Perancis". Empat usulan itu meliputi: deklarasi
tentang supremasi-supremasi konsili-konsili Ekumenis Gereja di atas Paus;
penyangkalan terhadap hak-hak Paus untuk memecat raja-raja dan membebaskan
bawahan-bawahannya dari ketaatan; dan desakan bahwa penilaian Paus dalam
masalah-masalah iman memang menduduki peringkat tertinggi namun bukan tidak
dapat salah tanpa persetujuan seluruh Gereja.
Innosensius
mencela Kebebasan-kebebasan Perancis pada bulan April 1682, dan mengumumkan
celaan-celaan terhadap rohaniwan-rohaniwan Perancis yang mengikuti pertemuan
itu. Hubungan antara Paus dan Louis semakin runcing pada tahun 1685, tatkala
Raja Perancis melancarkan suatu penganiayaan kejam terhadap kaum Protestan yang
dihukum Innosensius sebagai kaum ekstrimis.
Paus menolak calon yang diajukan Louis untuk menduduki tahkta keuskupan agung Cologne, Jerman dan menunjuk seorang utusan yang tidak simpatik kepada Perancis. Monarki Perancis mengambil alih wilayah kepausan Avignon, Perancis, dan menangkap semua utusan Paus yang ada di sana. Perselisihan ini terus berlangsung hingga masa pontifikat Aleksander VIII (1689-1691), menggantikan Innosensius.
Masa
kepemimpinan Innosensius ditandai dengan berbagai usaha pembaharuan Gereja, dua
dekrit terkenal melawan bidaah Laxisme dan Quietisme, dan perlawanan Eropa
terhadap serangan bangsa Turki yang Islam. Tak lama sesudah ia menduduki tahkta
kepausan, ia melancarkan program ekonomi untuk membatasi anggaran Kuria Roma.
Dengan tegas ia melawan praktek nepotisme, membaharui cara hidup biarawan/wati
di semua biara Roma dan mengajak seluruh umat untuk menerima Komuni Suci
sesering mungkin.
Dengan
berbagai bantuan, diplomasi dan usaha pastoral, Innosensius berhasil menghadang
serangan bangsa Turki di Vienna pada tanggal 12 September 1683, di Bupadest
pada tanggal 2 September 1686, dan pada tahun 1689 di seluruh wilayah Balkan.
Setelah mengalami penderitaan panjang karena penyakitnya, Innosensius akhirnya
meninggal dunia pada 12 Agustus 1689.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar