SANTO YOHANES DE LA SALLE, PENGAKU IMAN
Ia
adalah anak sulung dari sebuah keluarga bangsawan yang kaya raya. Yohanes
Baptista lahir di Reims, Perancis pada tanggal 7 April 1719. Kekayaan orang tuanya
kiranya menjadi jaminan kokoh bagi masa depannya. Orang tuanya bercita-cita agar
Baptista menjadi seorang ahli hukum. Untuk itu, semenjak kecil Baptista telah
menerima pendidikan di rumah di bawah bimbingan seorang guru ahli. Neneknya pun
cukup berpengaruh selama bertahun-tahun awal kehidupannya. Pendidikan awal
dalam keluarga ini berhasil menanamkan dalam dirinya kemampuan menilai makna
kekayaan keluarganya sebagai sesuatu yang fana belaka. Baptista sebaliknya
lebih tertarik pada kehidupan rohani. Semenjak kecil ia tertarik menjadi
seorang imam.
Setelah menanjak besar, Baptista menjalani pendidikan calon imam di Seminari St. Sulpius di Paris. Tetapi pendidikan dan persiapannya untuk menjadi imam ini dihentikan sementara karena orang tuanya meninggal. Ia terpaksa meninggalkan seminari untuk kembali mendampingi adik-adiknya di Reims, kota kelahirannya. Dua orang saudaranya kemudian menjadi imam dan saudarinya Rose Marie menjadi biarawati tarekat St. Agustinus.
Beberapa
tahun kemudian, Baptista kembali ke seminari dan ditabhiskan menjadi imam di
Reims pada tahun 1778. Sebagai imam baru ia bekerja di katedral Reims.
Perhatiannya pada pendidikan kaum miskin sangatlah besar.
Seorang rekan imamnya, yaitu Pater Roland -- seorang imam yang saleh -- mempunyai minat yang sama dalam pendidikan kaum miskin, terutama anak-anak wanita yang berasal dari keluarga tak mampu. Pater Roland telah mendirikan sebuah sekolah bagi anak-anak ini dan mengorganisir sekelompok guru dalam sebuah perkumpulan yang disebut Perkumpulan suster-suster dari Kanak-Kanak Yesus. Baptista diminta oleh Pater Roland untuk membantu membina suster-suster itu.
Sementara itu, Nyonya Mailever, yang punya hubungan keluarga dengan Baptista, ingin mendirikan sekolah untuk anak-anak lelaki yang ada di Reims. Untuk maksud itu, ia bekerja sama dengan seorang awam saleh, Andrien Nyel. Dengan sebuah surat pengantar dari Nyonya Mailever kepada pemimpin Perkumpulan Suster-suster dari Kanak-Kanak Yesus, Nyel tiba di biara itu untuk mengadakan pembicaraan dengan mereka.
Pastor Baptista segera merasakan pentingnya rencana ini. Dua orang lainnya telah membuka sebuah sekolah kecil di Paroki St. Maurisius pada tanggal 15 April 1670. Sekolah ini dimulai dengan sukses, tetapi Nyel yang ingin memperluas kegiatannya bersikap diam saja, banyak kali absen dari tugasnya. Tentang hal ini, Baptista merasakan suatu tanda bahaya. Tetapi sebagai seorang guru yang tulen, ia tetap tabah dan teguh sambil mengumpulkan beberapa guru muda di rumahnya. Ia mendidik guru-guru muda itu menjadi guru-guru yang benar-benar tangguh, beriman, ramah dan bertanggungjawab, demi keberhasilan pendidikan anak-anak.
Guru-guru
muda yang berhasil dikumpulkannya, menjadi perintis lembaga Baptista. Pada
tanggal 24 Juni 1680, Baptista mendirikan Perkumpulan Bruder Sekolah-sekolah
Kristen. Sistem pendidikannya disusun dengan Statuta Sekolah-sekolah Kristen.
Kerasulannya dibidang pendidikan kaum muda, terutama yang miskin, sampai kini
masih diteruskan di berbagai negara.
Lembaga pendidikannya tersebar di Paris pada tahun 1699, di Sint Denis pada tahun 1709 dan diterima oleh Tahkta Suci pada tahun 1725. Baptista juga mendirikan sebuah seminari untuk mendidik para bruder dan yang lain untuk berkarya diantara para pengungsi Irlandia yang datang ke Perancis sesudah revolusi melawan para bangsawan Inggris pada tahun 1688. Baptista juga membuka sebuah sekolah Teknik dan sekolah rehabilitasi untuk anak-anak nakal.
Baptista dikenal sebagai seorang imam yang rendah hati, rajin berdoa dan bertapa. Kepemimpinannya atas tarekat yang didirikannya diserahkan kepada seorang bruder muridnya. Ia sendiri memusatkan perhatiannya pada kehidupan rohani dan menulis banyak buku pendidikan. Setelah lama mengabdi Gereja, Baptista meninggal dunia pada tanggal 7 April 1719, tepat pada hari Jumat Besar. Ia digelari Kudus pada tahun 1900 dan dinyatakan sebagai tokoh teladan para guru pada tahun 1950.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar