Renungan
Hari Minggu Prapaskah IV, Thn A/I
Bac
I : 1Sam 16: 1b, 6 – 7, 10 – 13a; Bac II : Ef5: 8 – 14;
Injil
: Yoh 9: 1 – 41
Bacaan pertama diambil dari Kitab Samuel yang pertama. Di sana
diceritakan tentang kekecewaan Samuel akan Raja Saul yang hidup tidak sesuai
dengan harapan. Terkesan bahwa Samuel larut dalam kekecewaannya, sehingga ia
sedikit mendapat teguran dari Allah. Tuhan menghendaki agar Samuel segera
melupakan Saul dan mencari yang baru. Tuhan merujuknya kepada keluarga Isai.
Awalnya Samuel terkesan akan salah satu putra Isai, yaitu Eliab. Namun Tuhan
menolaknya. “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah.” (ay. 7).
Apa yang dikatakan Allah kepada Samuel, itu juga yang diungkapkan
Yesus kepada para murid-Nya. Berhadapan dengan orang buta sejak lahir, mereka
mengira bahwa penyakit itu lantaran dosa: mungkin orang tuanya atau orang itu
sendiri. Namun Yesus mengubah pola pikir mereka dengan menunjukkan apa yang
dikehendaki Allah. Bagi Yesus melalui penyakit itu karya Allah hendak
dinyatakan dalam diri orang buta itu. Dan itulah yang terjadi. Yesus
menunjukkan karya Allah bahwa Dia adalah terang dunia. Orang buta yang
merasakan karya Allah dalam diri Yesus itu akhirnya mengakui percaya kepada
terang dunia itu (ay. 38).
Bacaan kedua, yang diambil dari Surat Paulus kepada Jemaat di
Efesus, seakan merefleksikan peristiwa yang terjadi dalam Injil. Dalam suratnya,
Paulus melihat bahwa kita tak jauh beda dengan orang buta dalam Injil. Karena kebutaan,
kita hidup dalam kegelapan. Akan tetapi, sejak menerima Kristus, kita hidup
dalam terang Tuhan (ay. 8). Kristus adalah terang dunia. Paulus mengajak jemaat
untuk tetap hidup dalam terang dan menghindari perbuatan kegelapan. Paulus merincikan
hidup dalam terang itu sebagai hidup dalam kebaikan, keadilan dan kebenaran
(ay. 9).
Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa Tuhan Yesus adalah
Terang Dunia, dan kita hidup dalam terang-Nya. Oleh karena itu, kita diminta
untuk senantiasa menghasilkan perbuatan terang. Di masa prapaskah ini, buah-buah
perbuatan terang itu dapat menjadi salah satu aksi kita. Misalnya, aksi amal
kasih atau menghasilkan buah-buah pertobatan. Bertobat berarti juga kita
meninggalkan kegelapan dan hidup dalam terang Tuhan.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar