Minggu, 30 Maret 2014

Renungan Hari Minggu Prapaskah IV - A

Renungan Hari Minggu Prapaskah IV, Thn A/I
Injil       : Yoh 9: 1 – 41

Bacaan pertama diambil dari Kitab Samuel yang pertama. Di sana diceritakan tentang kekecewaan Samuel akan Raja Saul yang hidup tidak sesuai dengan harapan. Terkesan bahwa Samuel larut dalam kekecewaannya, sehingga ia sedikit mendapat teguran dari Allah. Tuhan menghendaki agar Samuel segera melupakan Saul dan mencari yang baru. Tuhan merujuknya kepada keluarga Isai. Awalnya Samuel terkesan akan salah satu putra Isai, yaitu Eliab. Namun Tuhan menolaknya. “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah.” (ay. 7).

Apa yang dikatakan Allah kepada Samuel, itu juga yang diungkapkan Yesus kepada para murid-Nya. Berhadapan dengan orang buta sejak lahir, mereka mengira bahwa penyakit itu lantaran dosa: mungkin orang tuanya atau orang itu sendiri. Namun Yesus mengubah pola pikir mereka dengan menunjukkan apa yang dikehendaki Allah. Bagi Yesus melalui penyakit itu karya Allah hendak dinyatakan dalam diri orang buta itu. Dan itulah yang terjadi. Yesus menunjukkan karya Allah bahwa Dia adalah terang dunia. Orang buta yang merasakan karya Allah dalam diri Yesus itu akhirnya mengakui percaya kepada terang dunia itu (ay. 38).

Bacaan kedua, yang diambil dari Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus, seakan merefleksikan peristiwa yang terjadi dalam Injil. Dalam suratnya, Paulus melihat bahwa kita tak jauh beda dengan orang buta dalam Injil. Karena kebutaan, kita hidup dalam kegelapan. Akan tetapi, sejak menerima Kristus, kita hidup dalam terang Tuhan (ay. 8). Kristus adalah terang dunia. Paulus mengajak jemaat untuk tetap hidup dalam terang dan menghindari perbuatan kegelapan. Paulus merincikan hidup dalam terang itu sebagai hidup dalam kebaikan, keadilan dan kebenaran (ay. 9).

Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa Tuhan Yesus adalah Terang Dunia, dan kita hidup dalam terang-Nya. Oleh karena itu, kita diminta untuk senantiasa menghasilkan perbuatan terang. Di masa prapaskah ini, buah-buah perbuatan terang itu dapat menjadi salah satu aksi kita. Misalnya, aksi amal kasih atau menghasilkan buah-buah pertobatan. Bertobat berarti juga kita meninggalkan kegelapan dan hidup dalam terang Tuhan.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar