Renungan Hari Minggu Biasa
VI, Thn A/II
Bac I : Sir 15: 15 – 20; Bac II : 1Kor 2: 6 – 10;
Injil : Mat 5: 17 – 37
Bacaan kedua hari ini diambil dari Surat Paulus yang pertama kepada
Jemaat di Korintus. Dalam suratnya itu Paulus menyampaikan bahwa dia
memberitakan “hikmat yang bukan dari dunia ini,” (ay. 6), yaitu “hikmat Allah
yang tersembunyi dan rahasia.” (ay. 7). Bagi Paulus, hikmat itu disediakan
Allah untuk kemuliaan manusia. Maksudnya, dengan hikmat itu manusia dapat
memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya.
Bacaan pertama dan Injil memuat hikmat Allah. Dalam bacaan
pertama, Putra Sirakh menyampaikan hikmat Allah itu kepada kita. Di antaranya adalah
melaksanakan hukum atau perintah Allah dengan setia (ay. 15) dan takut kepada
Tuhan (ay. 19). Putra Sirakh menegaskan bahwa Allah itu bukan saja mahakuasa,
melainkan maha bijaksana. Allah tidak menghendaki agar manusia berbuat jahat
dan berdosa (ay. 20).
Dalam Injil Yesus menyampaikan hikmat Allah dalam kotbah-Nya
di bukit. Ada beberapa hal yang disampaikan oleh Yesus. Di antaranya adalah
soal hidup keagamaan yang selalu lebih baik, tidak marah, membenci, mendendam,
memfitnah. Intinya, hikmat Allah yang disampaikan Yesus menghendaki agar
manusia berlaku baik dan benar di hadapan Allah dan sesama. Seperti yang
dikatakan Paulus, dengan hikmat ini maka manusia akan hidup bahagia.
Sabda Tuhan, dalam bacaan-bacaan liturgi hari ini, mau berbicara soal hikmat Allah. Yang
mau dikatakan adalah bahwa hikmat Allah itu bertujuan demi kebahagiaan dan
kemuliaan manusia. Akan tetapi, dituntut dari kita untuk dengan setia
melaksanakannya dalam kehidupan. Dari sini dapatlah dikatakan bahwa Allah
menghendaki supaya manusia bahagia. Untuk mencapai kebahagiaan itu, manusia
harus mengikuti jalan Tuhan.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar