Renungan Hari Minggu Biasa XXVII, Thn C/I
Bac
I : Hab 1: 2 – 3, 2: 2 – 4; Bac II : 2Tim 1: 6 –
8, 13 – 14,
Injil : Luk 10: 17 – 24
Sabda Tuhan hari ini mau mengajak
kita untuk mewartakan iman akan Dia dalam keseharian kita. Dalam bacaan
pertama, yang diambil dari Kitab Habakuk, Allah meminta kepada Habakuk untuk
menuliskan penglihatannya “supaya orang sambil lalu dapat membacanya.” (Hab 2:2).
Penglihatan Habakuk adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Di sini mau
dikatakan bahwa Tuhan meminta Habakuk untuk mewartakan apa adanya, tidak perlu
dipoles indah sehingga menarik bagi umat. Sesuatu yang tidak menyenangkan bisa menjadi
peringatan bagi umat.
Perintah untuk mewartakan iman juga
disuarakan Paulus dalam suratnya yang kedua kepada Timotius. Paulus meminta
Timotius “untuk mengobarkan karunia Allah,” (ay. 6) dan memelihara “harta yang
indah” (ay. 13), yaitu Injil. Untuk melaksanakan tugas ini tentu kita akan
menghadapi tantangan dan penderitaan. Namun Paulus menasehati agar kita jangan
malu (ay. 8) dan takut, karena “Allah memberikan kepada kita bukan roh
ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.”
(ay. 7). Paulus sendiri sudah melaksanakan hal itu dalam hidupnya.
Karena itu, mewartakan Tuhan dalam
keseharian tidak memerlukan iman yang besar atau melakukan hal-hal yang luar
biasa. Yesus dalam Injil hari ini memberikan semacam perbandingan dengan
seorang hamba atau pelayan. Seorang hamba hanya melakukan apa yang
diperintahkan tuannya, termasuk yang sederhana sekalipun. Bahkan ketika
melakukan hal-hal yang besar, seorang hamba tidak akan membesarkan diri. Yesus
menasehati supaya tetap bersikap rendah hati. “Kami adalah hamba-hamba yang
tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.” (ay. 10).
Ada kecenderungan manusia untuk
melakukan hal-hal yang besar. Di balik aksi itu ada niat tersembunyi: ingin
pujian. Sabda Tuhan hari ini untuk senantiasa mewartakan Dia dalam kehidupan
kita sehari-hari. Tuhan tidak mengharapkan kita melakukan hal-hal yang hebat
dan luar biasa. Tuhan hanya menginginkan agar kita melakukan semua itu dalam
kesederhanaan.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar