SANTO OSMUND,
USKUP & PENGAKU IMAN
Osmund,
seorang pegawai tinggi Raja William dari Normandia. Ketika Raja William
mengalahkan Raja Harold II dari Inggris dalam pertempuran bersejarah di
Hastings pada tahun 1066, Osmund diangkat menjadi Kanselir Inggris. Osmund
dikenal jujur, berbakat pemimpin dan pandai. Namun ia tidak lama menduduki
jabatan terhormat itu karena lebih menyukai suasana hidup yang tenang; ia
sendiri lebih gemar membaca dan menyalin buku-buku rohani. Perhatiannya lebih
difokuskan pada kemajuan rohani umat terdorong oleh tuntutan dari
tahbisan-tahbisan rendah yang sudah diterimanya. Oleh karena itu ia berusaha
membaharui semangat iman umat yang sudah merosot sekali terutama karena
peperangan yang terus-menerus terjadi.
Pada
tahun 1078, Osmund ditahbiskan menjadi Uskup Salisbury, Inggris. Usahanya yang
pertama adalah menyelesaikan pembangunan katedral yang sudah lama didirikan dan
membaharui liturgi Gereja. Untuk menjamin kesatuan liturgis, ia mengeluarkan
peraturan-peraturan tentang perayaan ekaristi, ofisi ilahi dan pemberian sakramen-sakramen.
Peraturan-peraturan yang disebutnya Ritus Sarum ini berlaku selama lima abad.
Uskup
Osmund bersikap tegas terhadap orang-orang berdosa bersama imam-imamnya.
Ketegasan itu dimulainya dari dirinya sendiri. Selama kepemimpinannya sebagai
uskup ia menulis banyak buku dan mendirikan banyak gereja di seluruh
keuskupannya. Osmund memimpin keuskupan Salisbury selama 20 tahun. Ia meninggal
dunia pada tahun 1099. Kanonisasi dari Gereja atas dirinya sebagai 'santo' pada
tahun 1457 adalah kanonisasi terakhir di Inggris sebelum masa reformasi.
Santo
Yohanes dari Damsyik, Pujangga Gereja dan Pengaku Iman Yohanes lahir pada tahun
650 di kota Damsyik. Pada masa itu Damsyik berada di bawah kekuasaan kaum
Sarasin. Semenjak kecil ia dididik oleh seorang rahib Yunani. Ayahnya, Sargun
bin Mansur (seorang Arab Kristen) adalah menteri keuangan pada Khalif Abdel
Malek di Damsyik (685-705). Sepeninggal ayahnya, Yohanes-lah yang
menggantikannya sebagai menteri keuangan. Tetapi beberapa tahun kemudian ia
meletakkan jabatan itu, lalu menjadi rahib di biara Mar Saba, dekat Yerusalem.
Di biara itulah ia menulis buku-buku pembelaan iman, khususnya yang berhubungan
dengan penghormatan kepada arca-arca para orang kudus.
Dalam
tiga buku apologetik yang ditulisnya, ia menegaskan bahwa umat Kristen
menjunjung tinggi para kudus dan memberikan hormat istimewa kepada mereka
karena keteladanan hidup mereka dalam menghayati iman Kristiani dan dalam
menaati kehendak Allah. Arca-arca para kudus itu menjadi bagaikan kaca, tempat
umat Kristen bercermin diri perihal perilaku hidupnya sebagai orang Kristen. Ia
mengatakan: "Di dalam arca-arca itu, kami menyatakan perbuatan dan
penderitaan orang-orang kudus, dan dengan memandangnya kami menjadi semakin
suci dan semakin dikuatkan untuk mengikuti teladannya."
Bersama
seorang rahib lainnya, ia mencipta banyak syair dan madah-pujian. Karya ini
dicemooh oleh para rahib yang lebih tua, karena pada masa itu, pekerjaan
menulis syair dianggap sebagai pekerjaan tercela, meskipun karya-karya itu
bernafaskan nilai-nilai keagamaan. Meskipun demikian Yohanes terus saja
mencipta dan beberapa madah-pujian yang digubahnya masih tetap dinyanyikan
hingga kini. Yohanes meninggal dunia pada tahun 749. Ia dihormati sebagai
Pujangga Gereja dan Bapa Gereja Yunani yang terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar