Renungan Hari Senin Biasa XXVI, Thn C/I
Bac
I : 2Tim 3: 14 – 17; Injil : Luk 9: 46 – 50
Injil hari ini mengisahkan pertengkaran
para rasul berkaitan yang terbesar di antara mereka. Di sini tampak jelas bahwa
mereka hanya memikirkan apa yang mereka inginkan, bukannya kehendak Allah. Mereka
hanya memikirkan soal kekuasaan, prestise, harga diri, jaminan hidup,
kenikmatan dan lain-lain. Padahal kehendak Allah jauh dari semuanya itu. Yesus
menunjukkan kehendak Allah dengan “mengambil seorang anak kecil dan
menempatkannya di samping-Nya.” (ay. 47). Pada anak kecil itu ada kehendak
Allah, yaitu sikap ketergantungan pada Allah dan rendah hati.
Dalam bacaan pertama, yang diambil
dari surat Paulus yang kedua kepada Timotius, kehendak Allah ada dalam Kitab
Suci. Bagi Paulus, Kitab Suci “bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan
kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
(ay. 16). Kitab Suci sudah dikenal sejak kita bisa membaca. Akan tetapi,
kekuatan Kitab Suci terletak pada pelaksanaannya.
Sabda Tuhan hari ini menghendaki kita
untuk selalu mencari dan melakukan kehendak-Nya. Sangat menarik refleksi Paulus
bahwa kehendak Allah itu ada dalam Kitab Suci, di mana Kitab Suci sangat dekat
dengan kehidupan kita. Kita sudah lama mengenal Kitab Suci. Namun sejauh mana
kita sudah membacanya. Dan lebih dari itu, sejauh mana kita sudah melaksanakan
apa yang ditulis dalam Kitab Suci.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar