Setiap kali masuk ke dalam gereja St. Yosep, kita
langsung dihadapkan pada tulisan spanduk di atas altar “Visi Keuskupan
Pangkalpinang: UMAT ALLAH KEUSKUPAN PANGKALPINANG, DIJIWAI OLEH ALLAH
TRITUNGGAL MAHAKUDUS, BERTEKAD MENJADI GEREJA PARTISIPATIF”.
Pemampangan tulisan di atas altar bukanlah tanpa
maksud atau bertujuan gaya saja, melainkan agar setiap kali datang ke gereja,
umat membacanya, meresapinya dan menghayatinya, sehingga terwujud visi
tersebut. Kalimat panjang visi itu sebenarnya bisa disederhanakan menjadi “Menjadi
GEREJA PARTISIPATIF.”
Bagaimana kita dapat mewujudkan Gereja Partisipatif?
Pertama-tama kita harus paham dulu dua kata tersebut.
Gereja
Partisipatif
Gereja adalah umat Allah. Gereja adalah anggota Tubuh
Mistik Kristus. Anggota itu disatukan melalui sakramen-sakramen (LG No 7).
Sebagaimana tubuh memiliki banyak anggota, namun tetap satu tubuh, demikian
juga dengan Gereja (bdk. 1Kor 12: 1 – 12). Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa Gereja itu adalah saya, Anda dan sekaligus juga kita. Jadi, Gereja
memiliki dimensi personal (saya, Anda) dan sekaligus juga kolektif (kita).
Kata “partisipatif” mengacu pada makna berperan serta
dalam suatu kegiatan. Kata ini dapat disamakan dengan kata “aktif”. Karena ini,
pada kata “partisipatif” tidak ada istilah diam atau pasif. Apapun yang
dilekatkan dengan kata “partisipatif” berarti harus bergerak aktif dalam aksi.
Karena itu, Gereja Partisipatif bisa dipahami, secara
personal, saya dan/atau Anda berperan serta dan aktif, bukan diam menunggu apalagi
pasif. Gereja Partisipatif bisa dipahami, secara kolektif, kita berperan serta
dan aktif, bukan diam menunggu apalagi pasif. Berperan serta dalam hal apa?
Kita dapat berperan serta atau ambil bagian dalam duka dan kecemasan, derita
dan kegembiraan anggota Gereja serta membangun suatu dunia yang dilandasi
cinta, damai dan keadilan. (bdk. MGP, no. 159). Dengan kata lain, kita diminta untuk mau
tertawa dengan sesama yang bergembira, dan menangis dengan sesama yang berduka.
Tiga
Bintang
Apa kriteria Gereja Partisipatif? Saya bisa dikatakan
Gereja Partisipatif atau Anda bisa dikatakan Gereja Partisipatif atau kita bisa
dikatakan Gereja Partisipatif jika terdapat tiga bintang sebagai satu kesatuan.
Tiga bintang itu adalah:
1.
Berpusat pada Kristus
2.
Berkomunio
3.
Bermisi
Jadi, jika dalam hidup saya sudah berpusat pada
Kristus, saya terlibat dalam komunitas dan saya juga terlibat dalam misi, maka
saya adalah Gereja Partisipatif. Jika dalam hidup Anda sudah berpusat pada
Kristus, Anda terlibat dalam komunitas dan Anda juga terlibat dalam misi, maka
Anda adalah Gereja Partisipatif. Dan jika dalam hidup kita sudah berpusat pada
Kristus, kita terlibat dalam komunitas dan kita juga terlibat dalam misi, maka
kita adalah Gereja Partisipatif.
Bintang 1:
Berpusat pada Kristus
Berpusat pada Kristus berarti menjadikan Kristus
sebagai sumber kehidupan Gereja (saya, Anda, dan sekaligus juga kita), pusat
pelayanan dan tujuan hidup Gereja. (lih. MGP, no. 161).
Menjadikan Kristus sebagai sumber berarti saya, Anda,
dan sekaligus juga kita selalu mengawali setiap aktivitas kehidupan dalam
Kristus. Saya, Anda dan sekaligus juga kita, selalu menimba kekuatan dari Kristus dalam setiap awal kegiatan. Kristus itu bisa dijumpai dalam Kitab Suci,
Ekaristi dan doa devosi. Jadi, jika sebelum beraktivitas saya, Anda dan
sekaligus juga kita, membaca Kitab Suci (karena Kitab Suci paling mudah dan
dekat) untuk mencari tahu apa kata Yesus hari ini untuk saya, Anda dan
sekaligus juga kita, maka kita sudah menjadikan Kristus sebagai sumber. Bisa juga
dengan berdoa kepada Kristus, mohon berkat dan perlindungan.
Menjadikan Kristus sebagai pusat pelayanan atau
kegiatan artinya ajaran, semangat dan hidup Kristus mewarnai setiap karya saya,
Anda dan sekaligus juga kita. Jadi, jika misalnya hari ini kita membaca Kitab Suci
dan menemukan apa kata Tuhan, maka perkataan Tuhan itu hendaknya mewarnai
kehidupan kita hari ini.
Menjadikan Kristus sebagai tujuan berarti apapun yang
saya, Anda dan sekaligus juga kita kerjakan demi kemuliaan Tuhan. Atau juga
seperti yang dikatakan Yesus, “segala sesuatu yang
kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu
telah melakukannya untuk Aku.” (Mat 25: 40).
Bintang 2: Berkomunio
Berkomunio berarti berkomunitas. Keuskupan kita sedang
menggalakkan Komunitas Basis Gerejawi (KBG) sebagai bentuk cara menggereja yang
baru. Jadi berkomunio berarti terlibat dalam kegiatan KBG.
Karena itu, saya baru dapat dikatakan Gereja
Partisipatif jika saya terlibat aktif dalam kegiatan KBG. Anda baru dapat
dikatakan Gereja Partisipatif jika Anda terlibat aktif dalam kegiatan KBG.
Dalam berkomunio pertama-tama ada saling kenal, bukan
sekedar identitas saja melainkan juga kehidupan dan kebutuhan. Dalam
berkomunio itu ada juga komunikasi yang dialogal, bukan monologal. Komunikasi
dialogal berarti komunikasi dua arah: saling berbicara dan saling mendengarkan.
Harus disadari bahwa satu komunitas itu beragam, baik
suku, status sosial, pekerjaan, umur, dll. Keragaman ini harus menjadi
kekayaan, bukan bahan perpecahan. Agar dalam keragaman ini, komunio bisa
berjalan, maka dibutuhkan sikap rendah hati, lemah lembut, sabar, saling
mengasihi, saling membantu, saling menghormati, tidak membalas dendam, solider,
dan sikap kemuridan. (lih. MGP, no. 173).
Bila dalam KBG saya, Anda dan sekaligus juga kita
dapat mewujudkan komunio, maka KBG kita menjadi “Gereja Domestik” yang adalah
sakramen keselamatan. (bdk. MGP, no. 179).
Bintang 3:
Bermisi
Gereja adalah Tubuh Mistik Kristus, dan kita adalah
anggotanya. Saya dan Anda sudah disatukan dengan Kristus melalui sakramen.
Penyatuan itu membuat saya dan Anda ambil bagian dalam tugas perutusan Kristus.
Karena itu, saya dapat dikatakan Gereja Partisipatif
jika saya bergiat dalam karya pastoral, baik di lingkungan Gereja maupun di
luar. Anda dapat dikatakan Gereja Partisipatif jika Anda bergiat dalam karya
pastoral, baik di lingkungan Gereja maupun di luar. Dan kita, sebagai anggota
KBG, dapat dikatakan Gereja Partisipatif jika kita bergiat dalam karya
pastoral, baik di lingkungan Gereja maupun di luar. Karya pastoral ini misalnya
seperti bakti sosial, kunjungan orang sakit, membantu sesama, dll.
Saya dan juga Anda dapat bermisi secara personal dan
juga secara kolektif dalam KBG. Sekalipun personal, kita tak bisa dipisahkan
dari Kristus. Karya misi yang dilakukan harus bersumber, berpusat dan bertujuan
demi kemuliaan Kristus.
Bermisi ini bisa saja lewat kata-kata, misalnya
menasehati rekan yang malas, menegur teman yang menyontek, menghibur orang
sakit, dll. Bermisi juga bisa lewat perbuatan, misalnya membantu dengan dana
orang yang berkekurangan, bakti sosial, donor darah, dll. Bermisi bisa pula
lewat sikap hidup, misalnya sikap rendah hati, pemaaf, lemah lembut, tidak
egois, sikap mau berbagi, dll.
Gereja
Partisipatif Dinamis
Gereja Partisipatif yang mau diwujudkan bukanlah
bersifat statis, dalam arti sekali aksi selesai. Bukan berarti bahwa dengan
menampilkan 3 bintang dalam satu kegiatan sehingga kita menjadi Gereja
Partisipatif maka selesai. Gereja Partisipatif itu haruslah dinamis, tidak
hanya sekali aksi saja, melainkan berlangsung seterusnya.
Tiga bintang sebagai kriteria Gereja Partisipatif
haruslah merupakan kesatuan yang tak terpisahkan. Ketiga bintang itu harus
dijalankan, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Dan ketiga bintang itu
harus tetap menjadi pedoman setiap langkah hidup kita.
by:
adrian
SEMOGA BISA TERLAKSANA UNTUK MENJADI GEREJA YANG PARTISPATIF
BalasHapusMendukung
BalasHapus