Renungan Hari Minggu Prapaskah III, Thn C
Injil : Luk 13: 1 – 9;
Bacaan
pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Keluaran, berbicara tentang
perjumpaan pertama Musa dengan Allah. Tuhan Allah hendak memakai Musa untuk
menuntun bangsa Israel ke luar dari Mesir
menuju “suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang
berlimpah-limpah susu dan madunya.” (ay. 8). Dalam kisah tersebut terlihat
salah satu sifat Allah, yaitu peduli pada penderitaan umat-Nya. “Aku telah
memperhatikan dengan sungguh ….” (ay. 7).
Allah
tidak ingin membiarkan umat-Nya hidup dalam penderitaan. Karena itulah, melalui
tangan Musa, Allah menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir. Dalam suratnya yang
pertama kepada jemaat di Korintus, yang menjadi bacaan kedua, Paulus
menggambarkan kepeduliaan Allah tersebut. Paulus mengatakan bahwa “nenek moyang
kita semua berada di bawah perlindungan” (ay. 1). Mereka menikmati “makanan
rohani” (ay 3) dan juga “minuman rohani” (ay. 4).
Namun
sayangnya, sekalipun Allah telah menunjukkan perhatian-Nya yang besar, umat
masih saja suka bersungut-sungut. Sikap bersungut-sungut ini mau menunjukkan
sikap tidak puas dengan apa yang sudah ada dan juga sikap serakah. Ini merupakan
dosa leluhur manusia pertama. Dengan sikap bersungut-sungut, orang tidak bisa melihat
apa yang sudah diberikan Tuhan kepadanya. Karena itulah, Paulus mengajak jemaat
untuk tidak bersungut-sungut (ay. 10).
Tuhan
menghendaki kita untuk bertobat dari sikap bersungut-sungut. Inilah yang hendak
diwartakan Injil hari ini. Secara tidak langsung, Injil hari ini merangkum dua
bacaan sebelumnya. Lewat perumpamaan pohon ara, Yesus memperlihatkan Allah yang
peduli, yang mau memberi kesempatan untuk bertobat. “Biarkanlah dia tumbuh
tahun ini lagi…” (ay. 8). Kesmepatan yang diberikan itu hendaknya digunakan
untuk bertobat.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar