Renungan Hari Kamis Pekan Biasa XXVII B/II
Bac I Gal 3: 1 – 5 ; Injil Luk 11: 5 – 13
Injil hari ini melanjutkan Injil
kemarin tentang pengajaran soal doa. Kemarin Yesus mengajarkan para murid
tentang doa. Tekanan lebih pada bentuk doa itu sendiri. Hari ini Yesus tetap
mengajar soal doa, namun tekanannya pada cara: bagaimana kita harus berdoa.
Dalam pengajaran-Nya tentang doa
hari ini, Yesus mau mengajak para murid-Nya untuk selalu berdoa tanpa
jemu-jemu. Tuhan tidak tuli. Tuhan pasti mendengarkan doa umat-Nya. “Jika kamu
yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu
yang di sorga!” (ay. 13).
Akan tetapi, mungkin di antara kita
ada yang berkata bahwa saya sudah berdoa, tapi koq Tuhan tidak mengabulkan permohonan saya. Ada beberapa hal yang
perlu direfleksikan soal hal ini. Pertama,
mungkin semangat juang kita masih kurang atau masih rendah. Berdoa tanpa
jemu-jemu sebagai bentuk cara berdoa yang ditunjukkan Yesus kepada para
murid-Nya mau menunjukkan semangat juang tanpa henti.
Hal kedua yang perlu direfleksikan adalah mungkin kita belum siap
menerima apa yang kita mohonkan. Harus diingat bahwa Tuhan itu mahatahu. Dia
mengenal betul siapa diri kita. “Engkau mengetahui,
kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.” (Maz 139:
2). Tuhan tahu bahwa apa yang kita mohon itu dapat membahayakan diri kita
sendiri.
Ketiga, perlu direfleksikan juga cara dan bentuk doa kita.
Mungkin ada yang salah atau kurang atau keliru dengan doa kita. Atau juga
dengan apa yang kita mohonkan. Untuk itu, dibutuhkan sikap rendah hati untuk
mengubahnya.
Di atas semuanya itu, dalam
pengajaran doa ini Tuhan Yesus menghendaki kepada kita agar kehendak Allah-lah
yang terlaksana. Sikap iman inilah yang harus ditanamkan dalam diri kita:
“Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.”
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar