Santo norbertus, uskup dan pengaku iman
Norbertus adalah putera kedua dari Heribertus, seorang tuan
tanah di wilayah Gennep. Perawakannya tinggi kekar, pintar dan ramah tamah. Masa
mudanya dijalaninya dengan sungguh menyenangkan. Ia bercita-cita menjadi imam
untuk mengabdikan dirinya semata-mata kepada Tuhan.
Karena itu, ia ditahbiskan menjadi diakon. Akan tetapi lambat
laun hatinya tertarik kepada kesenangan duniawi; ia mulai meninggalkan hidup
bakti kepada Tuhan dan pergi ke istana kaisar Jerman, Hendrik V. Di sana ia
hidup sebebas-bebasnya tanpa mengindahkan lagi hukum-hukum Allah. Ia sungguh-sungguh
mau menikmati kesenangan-kesenangan duniawi sepuas-puasnya.
Tapi semua yang dialami Norbertus tidak mengaburkan rencana
Tuhan atas dirinya. Pada usia 30 tahun, ia mengalami suatu peristiwa ajaib dari
Tuhan. Ketika sedang bepergian ke suatu tempat maksiat, ia terlempar ke tanah
oleh kilat dari langit yang mengenai wajahnya. Ia terjatuh dari kudanya dan
tidak sadarkan diri. Ketika mulai sadar lagi, ia bertobat dan menyesali
perbuatannya yang bejat. Allah kembali menunjukkan keagungan-Nya atas diri
Norbertus dengan cahaya-Nya yang ilahi.
Semenjak peristiwa itu, Norbertus kembali menjalankan latihan
rohani yang keras di bawah pimpinan seorang Abbas Benediktin. Ia pun belajar
dengan tekun hingga ditahbiskan menjadi imam. Sebagai seorang imam, ia juga
bertugas mewartakan Injil dengan mengajar dan berkotbah. Tetapi karena
kebejatan hidup masa lalunya yang tidak patut dicontoh, ia dianggap sebagai
seorang munafik.
Atas izin Sri Paus, Norbertus berangkat ke Prancis dan
berkarya di sana sebagai seorang imam di tengah-tengah umat sederhana di
pedalaman. Harta bendanya dibagi-bagikan kepada kaum miskin dan ia sebaliknya
menggantungkan hidupnya pada kebaikan hati para dermawan. Hidupnya yang miskin,
saleh dan bersemangat rasul itu menarik banyak murid kepadanya. Atas anjuran
Sri Paus, ia menetap di sebuah lembah sunyi di Prancis, yang disebut Premontre.
Di lembah ini, ia mendirikan sebuah biara yang bertugas mendidik dan memberi
imam-imam yang saleh lagi cakap kepada umat terutama yang ada di pedalaman. Semangat
pengabdiannya membawa umat kepada semangat hidup yang sesuai dengan cita-cita
Injil dan mempertinggi ketertiban hidup iman di seluruh Eropa.
Pada waktu itu timbullah di Antwerpen sebuah bidaah yang
menolak kekudusan Sakramen Mahakudus. Penganut aliran ini pernah menanamkan
Hosti Kudus di dalam tanah yang kotor. Norbertus mendengar tentang peristiwa
itu, dan meminta agar orang menunjukkan tempat itu kepadanya. Lalu ia segera
pergi ke tempat itu untuk mengambil kembali Hosti yang dikuburkan itu. Hosti itu
masih dalam keadaan utuh, putih tanpa kerusakan dan cacat sedikitpun. Oleh sebab
itulah St Norbertus dilukiskan dengan sebuah Monstran atau Sibori.
Pada tahun 1126, Norbertus ditahbiskan menjadi uskup agung di
Maagdenburg, Jerman. Di sana ia melanjutkan pekerjaannya memulihkan ketertiban
di dalam Gereja dan memperbaiki taraf hidup rohani para imam. Setelah banyak
berjuang demi penyebaran Injil, Norbertus meninggal dunia pada tahun 1134.
Sumber: Orang
Kudus Sepanjang Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar