Rabu, 06 Juni 2012

Renungan Hari Rabu Biasa IX - Thn II

Renungan Hari Rabu Biasa IX B/II
Bac I       : 2Tim 1: 1 – 3, 6 - 12 ; Injil            : Mrk 12: 18 – 27

Sesat! Dua kali kata itu digunakan Yesus, di awal pernyataan-Nya dan di akhir pernyataan-Nya. Kesesatan itu disebabkan adanya semacam pemaksaan kehendak.
Dalam bacaan Injil kesesatan terjadi pada orang-orang Saduki. Kesesatan itu berkaitan dengan kebangkitan. Orang Saduki tidak percaya adanya kebangkitan. Ini bisa terjadi karena mereka memahami kehidupan yang salah. Artinya, mereka berpikir bahwa kehidupan di dunia ini sama saja dengan kehidupan di surga. Dan mereka memaksakan pemikirannya itu. Mereka tidak paham akan kehidupan lain setelah kematian; bahwa kehidupan lain setelah kematian itu berbeda dengan kehidupan sebelum kematian.
Itulah gambaran yang mau disampaikan Tuhan hari ini. Ketidakmengertian akan sesuatu tapi tidak diakui dan malah dianggap seolah-olah sudah mengerti sehingga menghasilkan pemahaman dan pengajaran yang salah atau sesat. Kata "sesat" dalam Injil bisa juga diartikan dengan kata "bodoh".
Dalam kehidupan kita pun sering kali terjadi kita memaksakan kehendak atau pemikiran kita dengan mengatas-namakan sebuah kebenaran lain. Tak jarang orang berkata bahwa Gereja menghendaki ini dan itu, padahal dirinyalah yang mau. Orang suka memakai agama atau malah Tuhan untuk melegalkan aksinya. Gereja dilarang, seminari dihambat, Ahmadiyah ditekan, dll, semuanya dengan mengatas-namakan agama dan Tuhan. Bahkan orang membunuh pun mendapatkan pembenarannya dalam nama Tuhan.
Terkadang kita menilai orang lain salah dengan mengacu pada kebenaran kita sendiri. Kita tidak atau belum memahami kebenaran orang lain, tapi kita langsung mengukurnya dengan ukuran kita sendiri. Ironisnya, terkadang ukuran itu adalah benar-benar ukuran kita sendiri yang mengatas-namakan ukuran benar.

Di sinilah sabda Tuhan hari ini menjadi relevan bagi kita. Tuhan menghendaki agar kita jangan sampai berpikir sesat. Langkah awal yang bisa kita tempuh adalah dengan tidak memaksakan kehendak atau pikiran. Tetapi dengan rendah hati berusaha menggali dan menemukan kebaikan dalam kebenaran yang ada di luar diri kita.
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar