Jumat, 28 Februari 2020

DIALOG ISLAM – KRISTEN


Bukan rahasia lagi kalau antara orang Islam dan kristen selalu terjadi gesekan atau pertentangan, sekalipun kedua agama ini memiliki satu perekat, yaitu Adam dan Hawa. Tak bisa disangkal jika antara Islam dan Kristen selalu sedang dalam situasi perang dingin. Di permukaan terlihat rukun saling menghormati, namun di belakang ada kebencian, dendam dan saling menjelekkan. Ada yang mengaitkannya dengan perang salib, yang telah berlalu ribuan tahun lalu. Namun kalau mau jujur, akar pergesekan itu ada pada perbedaan dan sekaligus pertentangan ajaran kedua agama ini.
Orang kristen biasa menilai Islam itu agama teroris, pembohong dan juga intoleran. Karena itu, mereka tidak mau mengakui Muhammad sebagai nabi dan Al Qur'an sebagai kitab suci. Sedangkan orang Islam melihat agama kristen sebagai ancaman yang sangat membahayakan bagi kehidupan generasi Islam yang akan datang. Di samping itu ajaran kristen merupakan lawan bebuyutan yang terang-terangan bertentangan dan menjungkir-balikkan aqidah iman Islam yang berazaskan ketauhidan (keesaan) Allah SWT. Karena itu, umat Islam tak dapat menerima iman orang kristen yang mengakui Yesus itu Allah.
Harus diakui bahwa agama Islam-lah yang terlebih dahulu memulai pergesekan itu. Maklum, hanya Islam yang sibuk mengurusi agama lain dalam ajarannya. Ada banyak topik pergesekan tersebut, di antaranya adalah:

1. Masalah TRINITAS, TRITUNGGAL yang dikecam keras oleh Al Qur'an: "Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan 'Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga', padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain Tuhan yang Esa." (QS. 5:73).
2. Tentang sebutan Yesus sebagai Anak Allah, hal ini disangkal keras oleh Al Qur'an: "Dia (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan." (QS. 112:3).
"Tuhan tidak beristri dan tidak pula beranak." (QS. 72:3).
3. Masalah Yesus, yang dalam Islam dikenal sebagai Isa Almasih, diimani sebagai Allah atau Tuhan. Ini sangat ditolak oleh seluruh lapisan umat Islam, sebab Al Qur'an mengecam dengan keras dan tegas: "Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: sesungguhnya Allah ialah Almasih putra Maryam." (QS. 5:72).
4. Soal kematian Yesus (Isa) di salib disanggah dengan tegas oleh Al Qur'an: "Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham (tentang) pembunuhan Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa." (QS. 4:157).
5. Kitab orang kristen yang dipegang sekarang sudah tidak asli lagi, karena sudah disembunyikan dan diubah. Hal ini ditegaskan dalam Al Qur'an: Hai ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Alkitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan." (QS. 5:15).
"Apakah kamu masih mengharapkan: mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui." (QS. 2:75).
Demikianlah 5 topik pergesekan antara Islam dan kristen yang sering terjadi. Poin 1 – 3 membuat orang kristen distempel dengan label atau dicap sebagai ORANG KAFIR. Umat Islam merasa bangga menjadi umat Islam karena agamanya merupakan agama yang benar dan direstui Allah. Hal ini didasarkan pada keyakinan Al Qur'an: "Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam." (QS. 3:19). Hal ini juga menjadi persoalan dalam relasi kedua agama, yang sama-sama mengakui Abraham sebagai Bapa leluhurnya.
Akan tetapi, jika kelima topik di atas, ditambah juga dengan permasalahan kata kafir dan Islam sebagai agama yang benar, didialogkan dengan akal budi yang jernih, maka akan ditemukan kesepahaman. Artinya, topik-topik itu bukanlah merupakan pergesekan. Tidak ada pertentangan dalam ajaran kedua agama samawi ini. Hal inilah yang hendak diuraikan dalam tulisan ini.
I. SIAPA SEBENARNYA ISA ALMASIH ITU
Agama Islam mengajarkan bahwa manusia diperintahkan untuk menyembah dan meminta pertolongan hanya kepada Allah saja, supaya manusia diberi petunjuk Allah kejalan yang lurus. Hal ini ditegaskan dalam Al Qur'an: “Hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan tunjukilah kami jalan yang lurus.” (QS. 1:5-6).
Sangat menarik kalau kita membaca Al Qur'an yang berbunyi: "Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberi pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang hari kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” (QS. 43:61). Pertanyaan kecil, siapa yang dimaksud “Inilah jalan lurus”? Bukankah ada kaitan antara kata Aku (dalam frase ikutilah Aku) dengan kata Inilah jalan lurus?
Dalam teks di atas Al Qur'an menyatakan bahwa Isa memberi pengetahuan tentang hari kiamat. Timbul pertanyaan: "Bukankah hanya Allah SWT yang mengetahui tentang hari kiamat itu?" Hal ini sudah ditegaskan dalam Al Qur'an: "Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan Hari Kiamat itu..." (QS. 31: 34).
Siapakah sebenarnya sosok manusia yang bernama Isa itu? Untuk mengetahui lebih lanjut, silahkan baca Al Qur'an yang bunyinya: "Ketika Malaikat berkata: Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat dari pada-Nya namanya Almasih Isa putra Maryam. Seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang yang terdekat dengan Tuhan." (QS. 3:45).
Dengan jelas dan tegas ayat itu mengatakan bahwa Isa sebelum ada di dalam kandungan Maryam adalah Kalam atau Firman dari Allah. Kata Almasih artinya yang diurapi atau yang dinobatkan, serta diikuti dengan kata terkemuka di dunia dan di akhirat. Dengan kata lain, Isa itu pada hakikatnya adalah Firman Allah yang menjadi manusia diurapi dengan kedudukan terkemuka di dunia dan di akhirat.
Pernyataan di atas bahwa Isa itu Kalam Allah ternyata sejalan dengan Surat An Nisaa yang bunyinya: "Sesungguhnya Almasih Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, dan Roh dari-Nya." (QS. 4:171).
Dari sini bisa disimpulkan bahwa ayat di atas menyatakan Isa Almasih itu utusan Allah, Firman Allah, Roh Allah. Dan ternyata ayat itu didukung Hadis Sahih Bukhari (HSB) 1496 dan Hadis Anas Bin Malik hal. 72: “Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Kalam Allah.”
Di samping itu silahkan baca juga Hadis Sahih Muslim dan Hadis Sahih Bukhori yang mengatakan: "Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun di tengah-tengah kamu. Dia akan menjadi Hakim yang adil." (HSM 127, HSB 1090).
Berikut kita kumpulkan data-data yang bersumber dari Al Qur'an dan Hadis terkait tentang Isa Almasih itu. Silahkan membaca sendiri teks aslinya. Kami hanya memberikan garis besarnya saja. Dari kutipan-kutipan ini, gambaran kita tentang Isa Almasih akan semakin diperkaya.
Dalam Al Qur'an:
1.     QS. 19:19 Isa seorang anak laki-laki yang suci.
2.     QS. 19:21 Isa sebagai tanda bagi manusia dan rahmat dari Tuhan.
3.     QS. 3:46, 5:19, 20, 110 Isa semasa dalam buaian dan ayunan sudah bisa berbicara dengan manusia.
4.     QS. 19:31 Isa seorang yang diberkati Allah.
5.     QS 3:49, 5:110 Isa membuat burung, mencelikkan orang buta sejak lahir, menyembuhkan penyakit sopak (lepra) dan menghidupkan orang mati.
6.     QS. 3:45 Isa adalah Kalam Allah, terkemuka di dunia dan di akhirat.
7.     QS. 4:171 Isa utusan Allah, Kalam Allah dan Roh Allah.
8.     QS. 21:91 Isa dan ibunya dijadikan tanda yang besar bagi semesta alam.
Dalam Hadis:
1.     HSB. 1496 Isa itu utusan Allah, Kalam Allah, Roh Allah.
2.     HSB. 1090 Isa akan turun menjadi Hakim yang adil.
3.     H. Anas bin Malik hal. 72 Isa Roh Allah dan Kalam Allah
4.     HSM Jilid I hal. 74 Isa adalah Iman Mahdi dan Hakim yang adil
5.     H. Ibnu Majah, Tidak ada Imam Mahdi selain Isa putra Maryam.
II. TENTANG DOGMA TRINITAS
Ada kesan bahwa seluruh umat Islam dengan terang-terangan menolak dogma TRITUNGGAL atau TRINITAS, salah satu misteri iman orang kristen. Hal ini dilandasi pada dasar pernyataan Al Qur'an: "Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga." (QS. 5:73).
Teks di atas senada juga dengan bagian lain dari Al Qur'an: "Dan (Ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia; Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa menjawab: Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku." (QS. 5:116).
Berangkat dari dua nas itulah umumnya orang Islam mengatakan bahwa Allahnya orang kristen itu tiga. Tapi kalau diperhatikan baik-baik ayat-ayat itu menyoroti 3 wujud pribadi yaitu: Maria, Isa dan Allah. Padahal iman kristen yang Alkitabiah bukanlah demikian. TRINITAS tidak sama dengan TRITEISME. Apa yang disebut dogma TRINITAS dapat merupakan penjabaran dari keberadaan Tuhan, yaitu mencipta, berfirman, dan memelihara.
Orang kristen percaya bahwa yang disebut Allah Bapa itu adalah Allah yang mencipta. Orang Islam menyebut dengan istilah AL KHOLIQ. Orang kristen percaya Firman Allah itu telah menjadi manusia yaitu Yesus Kristus. Orang Islam juga percaya firman Allah menjadi tulisan dan dibukukan yang kemudian disebut Al Qur'an. Allah yang memelihara atau membimbing oleh orang kristen disebut Roh Kudus. Wujud Allah adalah Roh (Yoh 4:24; 2Kor 3:17). Orang Islam biasanya mengunakan istilah Taufik dan Hidayah.
Karena itu, kutipan QS 5:73 dan QS 5:116 sebenarnya bukan mau mengkritik ajaran TRINITAS, karena dogma TRINITAS menyatakan keberadaan Tuhan Maha Pencipta, Berfirman dan Memelihara. Orang Islam juga percaya bahwa Tuhan itu Pencipta, Tuhan itu berfirman, dan Tuhan itu memelihara. Sebenarnya kutipan QS 5:73 dan QS 5:116 mengkritik paham sesat aliran MARIAMIS dan aliran PAGANISME (penyembah berhala) yang berkembang saat itu. Aliran MARIAMIS memasukkan oknum MARYAM (Maria) sebagai salah satu wujud Allah yaitu Maria, Yesus dan Allah, dengan demikian Allah adalah salah satu dari yang tiga. Sedangkan aliran PAGANISME terkait dengan nama berhala yaitu Al lata, Al uzza dan Manah sebagai Allah dan Anak Allah (baca QS 53:19-21).
III. TENTANG SEBUTAN ANAK ALLAH
Semua orang Islam tentu tidak akan mau menerima dan mengakui kalau Yesus (Isa) itu disebut Anak Allah. Dasar penolakan itu adalah karena berdasarkan Al Qur'an: "Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan." Dan juga "Dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Tuhan tidak beristri dan tidak beranak." (QS. 112:3 dan QS. 72:3).
Sama seperti dengan masalah TRINITAS, dua nas ayat di atas sebenarnya tidak ada kaitan langsung dengan gelar Yesus sebagai Anak Allah. Dua kutipan ayat tersebut hendak mengkritik paham PAGANISME dimana Allah punya anak dan bisa melahirkan.
Istilah Anak Allah lebih merupakan kata majas atau analogis (kiasan, perumpamaan) yang bersifat rohani, sebab wujud hakekat Tuhan itu Roh atau ghaib. Yohanes 4:24; 2Korintus 3:17 "Bahwa Tuhan itu adalah roh." Jelasnya, Yesus disebut Anak Allah itu menyatakan pada hakekatnya adalah ghaib atau tidak nampak oleh mata kepala siapapun.
Jadi, Yesus disebut Anak Allah itu, yang pada hakekat-Nya adalah Firman Tuhan yang ghaib (tidak nampak) karena melekat sehakekat dalam dzat diri Ilahi, keluar menjadi wujud manusia; itulah Anak Tuhan yang tunggal atau Firman yang hidup. Firman yang menjadi kehidupan manusia yang berwujud manusia bernama Yesus Kristus atau Isa Almasih. Yohanes 1:14 "Firman itu telah menjadi manusia." Orang Islam juga mempunyai keyakinan bahwa Firman Allah yang berwujud tulisan itu disebut Al Qur'an, sehingga dapat dikatakan bahwa Al Qur'an itu adalah Kalam Allah.
IV. TENTANG ISA ALMASIH DISEBUT ALLAH
Semua orang Islam menolak dengan keras kalau Yesus (Isa) itu disebut Allah atau Tuhan, karena berdasarkan pernyataan Al Qur'an: "Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, "sesungguhnya Allah ialah Almasih putra Maryam." (QS. 5:72). Teks ini diperkuat dengan pernyataan QS. 20:98 yang bunyinya: "Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia." 
Karena itu, seluruh umat Islam diwajibkan mengucapkan syahadat (kalimat tauqid): "Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah." Dengan pernyataan ini orang Islam tidak akan menerima dan mengakui Tuhan selain Allah.
Memang Tuhan itu adalah Allah dan Allah itu adalah Tuhan. Dua kata "Tuhan dan Allah"  tidak bisa dipisahkan namun bisa dibedakan. Allah adalah hakekat oknumnya, yaitu Dzat Wajibul Wujud (yang wajib ada keberadaan-Nya). Tuhan adalah Kuasa Allah atau kewibawaan Allah. Seperti kalimat Allah adalah Tuhan alam semesta atau Allah adalah penguasa alam semesta.
Kalau Yesus disebut Allah hal itu mengacu pada pra keberadaan-Nya yang hakekatnya adalah Firman Allah. "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu melekat sehakekat dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yoh 1:1). Kemudian Yohanes melanjutkan: "Firman itu telah menjadi manusia." (Yoh 1: 14).
Sekarang cobalah renungkan: pertama dikatakan bahwa "Firman itu adalah Allah", kemudian dinyatakan bahwa “Firman telah menjadi manusia.” Terus hubungkan dengan QS. 4:171 "Sesungguhnya Almasih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan roh dari-Nya."  Atau renungkan juga bunyi Hadis berikut ini:  "Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Kalam Allah." (Hadis Anas Bin Malik hal. 72; baca juga HSB 1496). Secara logika dapat dikatakan bahwa Allah telah menjadi manusia.
Jelas sekali bahwa Injil, Al Qur'an dan Hadis sama-sama menyatakan bahwa Yesus atau Isa dalam pra keberadaan-Nya sebagai manusia adalah Firman Allah. Dan Firman Allah itu mewujud dalam bentuk manusia; Dia-lah Yesus atau Isa Almasih.
Terkait dengan istilah kata Tuhan, yang artinya Sang Pemilik atau Sang Penguasa, Injil mengatakan: "Yesus mendekati mereka dan berkata: "kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi." (Matius 28:18). Kutipan ini mirip dengan apa yang dikatakan Al Qur'an: "Ketika Malaikat berkata: Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat daripada-Nya namanya Almasih Isa putra Maryam. Seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang yang terdekat dengan Tuhan." (QS. 3:45).
Yang punya kuasa di bumi dan di surga atau istilah Al Qur'annya terkemuka di dunia dan di akhirat pada dasarnya adalah Allah. Pertanyaannya, kenapa Isa punya kedudukan yang sama dengan Allah? Siapa sesungguhnya Isa Almasih itu? Jawabnya adalah Roh Allah, Kalam Allah yang menjadi manusia. Makanya Isa itu bisa memberitahu tentang hari kiamat (QS 43:61). "Isa itu dikatakan Iman Mahdi (Pemimpin yang Agung) dan Hakim yang Adil (HSM. Jilid I hal. 74).
Yesus-lah yang kelak akan menentukan secara mutlak seseorang dimasukkan ke surga atau neraka (bdk. Mat 25:32-34; Markus 16:16; Yoh 3:18). Dalam kitab Wahyu dikatakan: "Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir." (Wahyu 1:8,17; 2:8; 22:13). Teks ini mirip dengan apa yang dikatakan Al Qur'an: "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Dzhahir dan Yang Batin (Yang Nampak dan Yang Tidak Nampak); dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu." (QS. 57:3). Jadi, baik dalam Alkitab maupun Al Qur’an terdapat kesamaan peran Yesus atau Isa Almasih.
Yesus disebut Tuhan karena Dia mempunyai kekuasaan tertinggi di dunia dan di akhirat (QS. 3:45; Matius 28:18). Karena Yesus adalah pribadi yang Awal dan yang Akhir dalam keillahian-Nya, maka Yesus punya kekuasaan tertinggi di surga maupun di dunia. Pribadi yang punya kuasa mutlak itulah disebut Tuhan. Dan Tuhan itulah yang berhak menyelamatkan maupun menghukum siapapun ke dalam lautan api neraka jahanam.
Dari uraian di atas dapat ditarik satu kesimpulan kecil bahwa kutipan Al Qur'an, yang seolah-olah menolak keallahan Yesus dan menjadi salah satu topik pergesekan antara Islam dan kristen, tidak seutuhnya terkait dengan keallahan Yesus. Al Qur'an sendiri sebenarnya tidak menyangkal keallahan Yesus. Yang disangkal adalah kemanusiaan-Nya. Yesus (Isa) disebut Allah, Tuhan atau Juruselamat bukan karena semata-mata jasad kemanusiaan-Nya tapi keIlahian-Nya yang menjadi manusia itulah yang disebut Allah atau Tuhan.
V. TENTANG KITAB SUCI ORANG KRISTEN SEKARANG
Orang Islam beranggapan bahwa kitab sucinya orang kristen yang dipegang sekarang ini sudah tidak asli lagi alias sudah palsu. Pernyataan ini didasarkan pada pernyataan Al qur'an: "Orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang umi yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka." (QS. 7:157).
Hal senada ditegaskan juga dalam surat lain: "Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata: 'Hai bani Israel, sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu memberikan kitab (yang turun) sebelum-Ku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudah-Ku, yang namanya Akhmad (Muhammad)..." (QS. 61: 6).
Dengan dasar 2 nas ayat di atas, orang Islam yakin bahwa kedatangan Muhammad itu sudah tertulis dalam kitab Taurat dan Injil, tapi bukan kitab Taurat dan Injil yang dipegang orang kristen sekarang. Taurat dan Injil yang dipegang sekarang sudah tidak asli lagi, karena tidak mencantumkan nama Muhammad. Dengan kata lain, nama Muhammad telah disembunyikan.
Menurut keyakinan orang Islam bahwa Kitab Taurat diberikan dan dipercayakan kepada Nabi Musa As dan Kitab Injil diberikan dan dipercayakan kepada Nabi Isa As. Namun perlu diketahui bahwa Yesus (Isa) pada masa hidupnya tidak pernah menerima sebuah kitab, yang bernama Injil. Justru kitab Injil itu pada dasarnya mencatat kehidupan pelayanan Yesus di muka bumi serta mencatat kematian, kebangkitan dan terangkat-Nya kembali ke surga. Perlu diketahui juga bahwa para pencatat Kitab Perjanjian Baru itu para murid-Nya sendiri serta orang-orang yang hidupnya sezaman dengan Yesus itu sendiri. Mereka semua itu adalah para saksi mata yang hidup melihat peristiwa kejadian itu secara langsung.
"Theofilus yang mulia, banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar." (Lukas 1:1-4).
Dengan demikian para murid beserta para saksi mata tidak pernah mendengar ucapan Yesus yang menubuatkan kedatangan seorang Nabi atau Rasul bernama Ahmad atau Muhammad.Dan Yesus sendiri pun tidak pernah mengatakan demikian. Karena itu, sangat aneh jika hanya tidak mencantum nama Muhammad maka Taurat dan Injil dinyatakan palsu. Entah apa dasarnya nama Muhammad harus tercantum di dua kitab tersebut. Mungkin mau seperti Yesus, yang namanya sudah diramalkan dalam Perjanjian Lama (kitab suci orang Yahudi).
Apa yang dimaksud Al Qur'an tentang ramalan kedatangan Muhammad itu mungkin dikaitkan dengan janji Yesus akan kedatangan Roh Kudus yang dicatat dalam Kitab Yohanes. Terkait Roh Kudus ini, ada disebut Roh Kebenaran, yang dalam bahasa Ibraninya Ruakh Ha Emed. Mungkin dari kata itulah dianggap Ahmad atau Muhammad, mengingat ucapan Ha Emed dan Ahmad itu kedengaran bunyinya mirip.
Selain masalah keberadaan Muhammad, Al Qur'an juga memberi tuduhan dan prasangka kepada ahli kitab: “Hai ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Alkitab yang kamu sembunyikan.” (QS. 5:15).
Tidak hanya dituduh menyembunyikan isi Alkitab, Al Qur'an juga menyatakan bahwa isi Alkitab telah diubah. Inilah kutipannya: "Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui." (QS. 2:75).
Pernyataan bahwa isi Alkitab sudah disembunyikan dan diubah justru menjadi ironis karena di saat Muhammad bingung dan ragu menerima wahyu dari Allah, lantas Allah malah memerintahkan Muhammad untuk bertanya kepada orang Yahudi dan kristen. Al Qur'an mengatakan: "Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu..." (QS. 10:94).
Secara nalar dan logika, mestinya Allah harus melarang secara keras dan tegas kepada Muhammad supaya tidak bertanya kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum Muhammad, yaitu orang Yahudi dan Nasrani. Sebab isi kitab yang dibaca itu sudah disembunyikan dan diubah, sehingga orang yang membaca kitab itu sudah tidak dapat dipercaya lagi. Tapi ironisnya kenapa Allah justru menyuruh Muhammad bertanya pada mereka?
Terkait dengan isi Alkitab yang sudah diubah bukanlah Alkitab yang diimani oleh orang kristen sekarang ini, melainkan Al Qur'an yang pernah didengar oleh orang Yahudi dan Nasrani waktu mereka mengikuti Muhammad, tetapi mereka tidak mau mengimani Al Qur'an lagi, maka mereka dituduh telah mengubahnya. Untuk membuktikan pernyataan ini, kita ajukan beberapa pertanyaan:
1.     Teks apa saja yang sudah diubah? Dan apa saja yang sudah disembunyikan? Jika memang benar Allah Mahatahu, tentulah Dia tahu apa saja yang telah diubah dan disembunyikan dari Injil. Dan seharusnya Allah menyampaikan hal itu secara detail dalam Al Qur'an agar umat tahu dan percaya.
2.     Kalau Alkitab sudah diubah, kenapa Allah masih menyuruh Muhammad bertanya kepada orang-orang yang membaca Alkitab (QS. 29:46)? Logisnya Allah harus melarang Muhammad jangan bertanya kepada mereka supaya tidak disesatkan, karena kitabnya sudah diubah.
3.     Pada saat Muhammad kembali ragu-ragu menerima Al Qur'an, kenapa Allah masih menggunakan juga standar dasar Alkitab itu sebagai petunjuk bagi orang Israel (QS. 32:23)? Dengan kata lain Alkitab masih tetap diakui standar kebenarannya. Semestinya, karena sudah diubah dan isinya ada yang disembunyikan, Alkitab tak bisa dijadikan standar lagi.
4.     Kalau memang benar Alkitab itu sudah diubah, mengapa Muhammad tetap disuruh beriman kepada Alkitab (QS. 3:84, QS. 29:46)? Terlalu bodohlah Allah yang mau menyuruh Muhammad beriman pada Alkitab yang sudah tak asli lagi.
5.     Mengapa Allah masih menyatakan bahwa di dalam Taurat dan Injil ada petunjuk, ada cahaya dan ada pengajaran bagi orang yang bertaqwa (QS. 5:46)? Mestinya Allah berkata bahwa Taurat dan Injil itu sudah tidak ada petunjuk, cahaya dan pengajaran karena sudah diubah.
6.     Kenapa Al Qur'an juga mengatakan bahwa Allah telah menurunkan Alkitab dengan membawa kebenaran (QS. 2:176)? Mestinya dalam Alkitab sudah tidak ada kebenaran karena sudah diubah.
7.     Bahkan Allah mengatakan kepada ahli kitab, tidak dipandang beragama sedikitpun hingga menegakkan Taurat dan Injil (QS. 5:68). Jika Taurat dan Injil sudah diubah dan isinya disembunyikan kenapa masih harus ditegakkan, mestinya Al Qur'an saja yang diperintahkan untuk ditegakkan?
8.     Kalau benar Alkitab itu sudah diubah, secara langsung mengatakan bahwa Allah tidak bisa memelihara kitab-Nya sendiri, karena membiarkan kitab-Nya diubah dan disembunyikan orang.
9.     Ada yang berdalih dengan berkata, "Allah menurunkan Al Qur'an sebagai penyempurna kitab-kitab yang terdahulu". Dengan kata lain, kitab-kitab yang terdahulu tidak sempurna, kata-kata itu secara langsung juga menganggap Allah itu bodoh dan kurang bijak, karena menurunkan Alkitab yang tidak sempurna.
VI. TENTANG KEMATIAN ISA ALMASIH
Umumnya umat Islam mengatakan bahwa Yesus (Isa) tak dibunuh dan tidak mati di kayu salib, sebagaimana keyakinan sejarah. Hal ini didasarkan pada pernyataan Al Qur'an yang berbunyi: "Dan karena ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih, Isa putra Maryam, Rasul Allah. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti prasangka belaka mereka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa."  (QS. 4:157).
Kesimpulan nas ayat itu adalah bahwa Isa tidak dibunuh dan disalibkan melainkan orang lain yang diserupakan dengan Dia. Karena itu, orang Islam yakin bahwa Isa tidak mati disalib; yang mati itu orang lain yang diserupakan Isa. Namun sebagian orang Islam mengaku bahwa Isa benar disalib, tetapi tidak mati di atas salib (Islam Ahmaddiyah).
Apa yang ditulis dalam Al Qur'an jelas bertentangan dengan Alkitab. Dalam Alkitab dikatakan: "Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang kerajaan Tuhan." (Kis 1:3). Hal senada diungkapkan Lukas: "Seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan firman." (Lukas 1:2).
Al Qur'an, yang turun belakangan, memberikan laporan yang berbeda bahwa sebenarnya Isa tidak mati, yang mati orang lain dan Isa langsung diangkat Allah SWT (QS. 4:158). Pertanyaannya, mana yang lebih benar di antara pernyataan kedua kitab itu? Mari kita kaji dan teliti ayat-ayat Al Qur'an.
Dalam QS. 19:33 dikatakan: "Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". Urutan kronologis ayat ini, pertama dilahirkan (hidup); kedua meninggal (mati); ketiga bangkit (keluar dari kubur) dan keempat hidup kembali. Dan itu adalah benar-benar Yesus (Isa). Jadi urutannya: Lahir - Meninggal - Bangkit - Hidup kembali.
Agak mirip dengan kutipan teks di atas dapat dibaca dalam QS. 3:55. Di sini diambil poinnya saja: "... Hai Isa sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepadaku.."  Kesimpulannya Allah akan menyampaikan ajal (kematian) Isa dan Allah akan mengangkat Isa kepada-Nya. Jadi di sini juga sangat jelas urutannya: Mati – Diangkat; dengan kata lain mati dulu baru diangkat.
Coba sekarang hubungkan kembali dengan QS 4:157-158. Di sana jelas Isa dikatakan tidak mati melainkan langsung diangkat. Inilah anggapan umum orang Islam bahwa Isa itu tidak mati melainkan diangkat Allah. Isa akan mati setelah mendekati hari kiamat nanti. Kembali kita melihat pernyataan ayat-ayat Al Qur'an tadi:
1.     Isa akan mati lalu diangkat (QS. 3:55).
2.     Isa itu lahir – meninggal – bangkit – hidup kembali (QS. 19:33).
3.     Isa tidak mati, tetapi diangkat Allah (QS. 4:157-158).
Perlu diketahui bahwa Al Qur’an adalah Firman Allah dalam bentuk buku. Artinya, kata-kata yang ada dalam Al Qur’an adalah kata-kata dari Allah sendiri. Karena itu, terkait 3 poin di atas, renungkanlah: di satu sisi Allah mengatakan mati dulu baru diangkat tapi di sisi lain mengatakan tidak mati tapi diangkat. Mana yang benar? Apakah ada dua Allah yang berbeda? Perlu diketahui bahwa Al Qur'an itu turun belakangan. Siapakah saksi hidup Al Qur'an pada saat kejadian peristiwa itu?
Al Qur'an mengatakan yang dibunuh, mati disalib itu bukan Isa melainkan orang lain yang diserupakan Allah. Pertanyaannya, siapakah nama orang yang dibunuh dan disalib itu? Jika memang benar Allah itu Mahatahu, tentulah Dia juga tahu siapa nama orang yang dibunuh dan disalibkan itu. Hal lain lagi, Al Qur'an mengatakan bahwa mereka semua tidak mempunyai keyakinan bahwa orang yang mereka bunuh itu Isa. Pertanyaannya, darimana laporan Al Qur'an itu diperoleh, karena berdasarkan catatan sejarah semua orang yakin bahwa Isa yang dibunuh?
Yesus sendiri menunjukkan bukti secara langsung bahwa dirinya memang mati dan diri-Nya hidup kembali. "Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." (Yoh 20:24-27).
VII. TENTANG CAP ORANG KRISTEN ITU KAFIR
Telah dikatakan bahwa ada 3 poin yang membuat orang kristen disebut "kafir", yaitu iman akan Yesus sebagai Allah, iman akan Trinitas, dan tidak mengakui Al Qur’an sebagai kitab suci serta Muhammad sebagai nabi. Ketiga poin itu berdasarkan kutipan Al Qur'an. Tapi Al Qur'an juga mengatakan bahwa orang kristen atau pengikut Isa itu ditinggikan di atas orang kafir: "... dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu (Isa) di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat..." (QS. 3:55).
Jadi ayat itu tegasnya menyatakan orang-orang yang mengikuti Isa (Yesus) status dan kedudukannya ditinggikan (dimuliakan) di atas orang-orang kafir, sampai hari kiamat. Dengan kata lain, sebelum kiamat tiba pintu pertobatan masih terbuka lebar, maka dari itu siapa saja yang mau menjadi pengikut Isa Almasih atau Yesus Kristus akan selamat pada hari kiamat, hidup kekal bahagia di surga atau Kerajaan Tuhan.
VIII. AGAMA ISLAM DAN KESELAMATAN

Umat Islam yakin bahwa agamanya merupakan agama yang benar, sedangkan yang lain tidak benar. Peryataan ini didasarkan pada kutipan: "Sesungguhnya agama di sisi Allah hanya Islam..." (QS. 3:19).
Pernyataan itu sah dan benar bagi orang Islam, tapi tidak sah dan benar bagi orang yang beragama lain. Masalahnya setiap orang yang beragama mempunyai dasar keyakinan iman yang berlainan. Umumnya orang beragama ingin masuk surga alias diselamatkan dari hukuman neraka jahanam. Buat apa beragama kalau tidak ada jaminan pasti keselamatan? Dengan demikian agama itu sepertinya hanya sebatas aktivitas formalitas untuk keperluan legalitas saja. Dan itu sebenarnya sesuai dengan asal mula makna dan arti kata agama itu.
Kata AGAMA berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari dua suku kata yaitu: A=TIDAK, GAMA=KACAU, maka jadi sebuah kalimat TIDAK KACAU. Dengan demikian latar belakang istilah agama itu tidak ada hubungan dan kaitannya dengan Tuhan, ganjaran, surga atau neraka. Agama hanya berfungsi untuk mengatur tatanan kehidupan manusia bermasyarakat dan bersosial, supaya tidak terjadi kekacauan di dalam lingkungan kehidupannya. Maka lahirlah dan terbentuklah suatu peraturan yang disebut AGAMA. Jadi agama itu tidak menyelamatkan karena agama hanya sebuah perangkat tatanan hidup manusia untuk tunduk dan taat segala peraturan hukum dunia dan akhirat.
Agama kristen pada hakekatnya tidak hanya soal agama saja melainkan soal iman dan keselamatan atau masuk surga. Dan masuk surga itu bukan sekedar berdasarkan kesolehan ibadah serta perbuatan amal seseorang, tapi berdasarkan kasih karunia, pemberian, kemurahan atau rahmat dari Tuhan. "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Tuhan, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8-9).
Ayat di atas senada dengan Hadis Muslim: "Dari Jabir r.a katanya dia mendengar Nabi Saw. bersabda: "Bukan amal seseorang yang memasukkannya ke surga atau melepaskannya dari neraka, termasuk juga aku, tetapi ialah semata-mata rahmat Allah Swt. belaka" (HSM 2414). Dapat juga dibandingkan dengan QS. 44:10-42 dan QS. 6:51, dimana dikatakan bahwa pada hari kiamat tidak ada kerabat yang bisa memberi syafaat, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah.
Jadi sangat jelas baik Alkitab, Al Qur'an maupun Hadis menyatakan bahwa masuk surga atau selamat dari api neraka bukan usaha atau amal seseorang saja melainkan kasih karunia atau rahmat dari Tuhan. Cara Tuhan memberikan kasih karunia keselamatan kepada seseorang adalah melalui iman akan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
1. Yohanes 3:18, "Barangsiapa percaya kepada-Nya (Yesus Kristus), ia tidak akan dihukum, barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman..."
2. Markus 16:16, "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tak percaya akan dihukum."
3. Yohanes 17:3, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Tuhan yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus."
Kisah Rasul 4:12, "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Yesus Kristus), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
4. Yohanes 14:6, "Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yesus)."
5. Yohanes 8:24, "Karena itu Aku tadi berkata padamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu, sebab jikalau kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."
Satu kesimpulan bahwa orang masuk surga atau selamat dari hukuman api neraka itu bukan lantaran karena orang itu sudah beragama dan taat menjalankan syariat. Keselamatan itu juga berdasarkan kasih karunia Tuhan serta sikap dan tanggapan seseorang itu terhadap Sang Penyelamat, yaitu Yesus Kristus; mau mengimani bahwa Yesus Kristus itu adalah Tuhan dan Juruselamatnya (Matius 28:18, Yohanes 3:18, Yohanes 8:24). Agama hanya sebagai perangkat bukan penyelamat.
Dalam hal ini sekalipun Islam adalah agama yang benar, namun Islam tidak memberi jaminan pada keselamatan. Agar dapat berkat keselamatan orang harus beriman pada Yesus Kristus atau Yeshua Hamashiah atau juga disebut dengan panggilan Isa Almasih. Rasul Paulus berkata: "Akan tetapi Tuhan menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Tuhan. Jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Bapa oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!" (Roma 5:8-10).
Karena itu, selagi nafas kehidupan masih dikandung badan janganlah dibiarkan terus pikiran itu dihantui perasaan bimbang yang merupakan alat setan; dipergunakan untuk menyesatkan banyak orang masuk ke liang penyiksaan penjara neraka jahanam. Sepanjang kesempatan Tuhan masih memberikan, marilah datang menerima anugerah janji Firman Tuhan yang sudah disampaikan dan diabadikan dalam sebuah tulisan: "Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10).
diolah kembali dari buku Paulus M, “Islam Bertanya, Kristen Menjawab”.
Kepustakaan
1.     Kitab Suci
2.     Al Qur'an dan Terjemahan dari kerajaan Saudi Arabia
3.     Hadis Sahih Bukhori
Penterjemah: H. Zainuddin Hamidy dkk
Penerbit : WIDJAYA, Jakarta
4.     Hadis Sahih Muslim
Penterjemah: Ma'mur Daud
Penerbit: Klang Book, Selangor Malaysia
5.     Terjemahan Injil Barnabas
Oleh: Rahnip M.B
Penerbit: PT. Bina Ilmu Offset, Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar