Katekis dipanggil untuk menjalankan
misi mereka sebagai sebuah pelayanan, dengan mewartakan Injil melalui tindakan
nyata daripada memperlakukannya sebagai sebuah pekerjaan saja. Demikian ungkap Paus
Fransiskus pada sebuah konferensi tentang katekese di Argentina.
Seperti Santo Fransiskus, yang
mewartakan Injil melalui perbuatannya, “panggilan dan tugas katekis” menjadi
nyata ketika “kita mengunjungi orang miskin, membantu anak-anak dan memberi
mekanan kepada orang miskin,” papar Paus Fransiskus kepada para peserta
konferensi.
“Sebenarnya, menjadi katekis adalah
penggilan pelayanan di Gereja, sesuatu yang telah diterima sebagai pemberian
dari Tuhan yang pada gilirannya harus diberikan kepada orang lain,” pesan Paus
Fransiskus. Pesan tersebut ditujukan kepada Uskup Agung Ramon Dus dari
Resistencia, Argentina, Ketua Komisi Kateketik Waligereja Argentina. Komisi tersebut
menyelenggarakan simposium internasional tentang katekese yang berlangsung di
Universitas Kepausan Katolik Argentina di Buenos Aires, 11 – 14 Juli 2017.
Dalam suratnya, Paus Fransiskus
mengatakan bahwa agar para katekis dapat secara efektif mewartakan Injil, mereka
harus terus menerus kembali ke pewartaan pertama atau “kerygma” yang merupakan
karunia yang mengubah hidup mereka.
Kerygma adalah sebuah kata bahasa
Yunani yang berarti “memberitakan Injil”, yang “tidak hanya digaungkan lagi dan
lagi dalam kehidupan kristen, tetapi terlebih lagi pada diri mereka yang
dipanggil untuk mewartakan dan mengajarkan iman,” papar Paus Fransiskus.
“Pewartaan ini harus menyertai iman
yang sudah ada dalam religiusitas masyarakat kita,” pesan Paus Fransiskus. Dengan
berbuat demikian, karunia iman dapat bertumbuh sehingga tindakan dan kata-kata
mencerminkan anugerah menjadi murid Yesus. Seorang katekis, lanjut Paus
Fransiskus, tidak memulai dari gagasan dan seleranya sendiri melainkan berjalan
dari dan bersama Kristus.
sumber: UCAN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar