Dalam dunia hewan, khusus di darat, Harimau
merupakan predator mata rantai tertinggi. Dia-lah pemangsa paling ditakuti oleh
binatang-binatang kecil lainnya. Selain kijang, kerbau atau babi hutan, kera
atau orang utan juga termasuk dalam daftar menunya. Karena itu, binatang-binatang
tersebut selalu takut dan menghindar bila ketemu harimau. Sekalipun anak
harimau, binatang-binatang tadi selalu memilih mencari aman dengan cara
bersembunyi.
Akan tetapi, dalam film ini gambaran tadi
berubah total. Seekor orang utan justru menjadi pengasuh bagi anak-anak
harimau. Ia menyingkirkan pola pikir lama, bahwa harimau harus ditakuti.
Melihat tiga ekor anak harimau, yang tidak mempunyai induknya, orang utan ini
menunjukkan kepeduliannya dengan menjadi ibu asuh. Harimau adalah musuh bagi
orang utan. Tapi orang utan dalam film ini mengasihi anak-anak harimau.
Gambaran ini seperti nubuat Nabi Yesaya (Yesaya 11: 6 – 9).
Bagaimana dengan kita manusia? Dapatkan kita mengasihi
musuh kita? Tuhan Yesus pernah mengajarkan para murid-Nya untuk mengasihi musuh
atau orang yang memusuhi kita (lih. Mat 5: 44; Luk 6: 27, 35). Film ini seakan
mengembalikan gaung ajaran Tuhan Yesus. Kita diajak untuk berkaca pada orang
utan dan harimau, agar kita mau dan berani peduli kepada sesama kita, bahkan
orang yang selalu memusuhi kita. Binatang saja bisa, kenapa kita tidak?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar