Renungan
HUT Kemerdekaan RI, Thn B/I
Bac
I Sir 10: 1 – 8; Bac II 1Ptr 2: 13 – 17;
Injil Mat 22: 15 – 21;
Hari ini, sebagai warga negara, kita merayakan hari kemerdekaan bangsa kita dari penjajahan bangsa asing. Tepat tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta, atas nama bangsa Indonesia, memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Tema sabda Tuhan dalam bacaan liturgi kemerdekaan ini adalah bijaksana. Dikaitkan dengan hari raya kita, maka secara tidak langsung Tuhan menghendaki agar kita menggunakan kemerdekaan kita dengan bijaksana.
Dalam bacaan pertama, sikap
bijaksana itu ditujukan kepada para pemimpin terhadap bawahannya. Sikap
bijaksana pemimpin dapat membawa efek positif bagi bawahannya. Penulis Putera
Sirakh mengatakan bahwa pemimpin yang bijaksana akan mendatangkan ketertiban
dan keteraturan (ay.1) dan kesejahteraan (ay. 3). Sedangkan dalam bacaan kedua,
yang diambil dari surat Rasul Petrus yang pertama, sikap bijaksana ditujukan
kepada semua orang, secara khusus orang bawahan. Petrus dalam suratnya,
menegaskan agar kita tidak menyalahgunakan kemerdekaan demi kepentingan diri
sendiri. Petrus menghendaki agar kita hidup “sebagai orang merdeka” (ay. 16),
yang berarti menggunakan kemerdekaan dengan bijaksana. Hidup merdeka dengan
bijaksana dapat terlihat dalam sikap menghormati dan mengasihi sesama, takut
akan Allah dan menghormati pemimpin pemerintahan (ay. 17).
Sikap bijaksana, dalam Injil
hari ini, diperlihatkan oleh Tuhan Yesus. Menghadapi pertanyaan menjebak dari
murid-murid kaum Farisi dan orang Herodian, Yesus memberikan jawaban yang
bijaksana. “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar,
dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” (ay. 21). Di sini
Yesus mau menanamkan sikap bijaksana berhadapan dengan dua institusi: agama dan
sipil. Melalui jawabannya itu, Tuhan Yesus mengajak orang untuk tidak
mencampuradukkan kedua urusan ini. Sikap bijaksana terlihat dari kemampuan
orang membedakan dan memisahkan kedua urusan tersebut.
Sebagai orang merdeka tentulah
kita merasa bangga hidup di alam kemerdekaan. Agak susah jika membayangkan kita
masih hidup dalam keterjajahan, meski dalam artian tertentu masih banyak sesama
kita yang terjajah. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita menghayati kemerdekaan
negara kita dengan bijaksana. Menghayati kemerdekaan dengan bijaksana bukan
berarti menikmati kemerdekaan itu untuk diri sendiri atau kelompok kita sendiri
saja, melainkan membaginya kepada sesama kita. Tak bisa dipungkiri bahwa ada
banyak warga negara yang hidupnya masih dijajah, dan yang ironisnya dilakukan
oleh anak bangsa sendiri. Sabda Tuhan memanggil kita untuk menggunakan
kemerdekaan kita demi pemerdekaan saudara-saudari kita yang masih dijajah. Di
sinilah letak kebijaksanaan kemerdekaan kita.. Dengan kebijaksanaan itulah maka
akan tercipta cita-cita bangsa ini, yaitu kesejahteraan hidup, yang dalam
bahasa imannya adalah Kerajaan Allah.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar