KETIKA YESUS DICOBAI
Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai
Iblis. Dan Iblis membawa-Nya ke atas gunung yang sangat tinggi dan
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata
kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud
menyembah aku."
Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis!
Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia
sajalah engkau berbakti!"
Kisah diatas diambil dari kita pencobaan yang dialami
Tuhan Yesus, setelah Dia dibaptis Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan. Kisah
lengkapnya dapat dibaca di Matius 4: 1 – 11.
Kisah pencobaan ini sangat menarik untuk direnungkan,
khususnya oleh para imam dalam menghayati kaul kemiskinan. Kisah di atas biasa
hanya menyoroti Tuhan Yesus melawan 3 godaan utama dalam hidup. Umat diajak
untuk mengikuti Tuhan Yesus dalam melawan 3 godaan yang bakal dihadapinya
nanti. Dan karena si penggodanya adalah iblis, yang sudah punya konotasi buruk
dan jahat, maka godaan yang melekat dengannya pun dinilai buruk dan jahat.
Kali ini, kisah pencobaan Tuhan Yesus ini akan dilihat
dengan cara yang lain. Ini untuk menjawab kebutuhan para imam dalam menghayati
kaul atau janji kemiskinannya. Dewasa kini sangat sulit menemui imam yang
benar-benar miskin, tidak punya barang mewah. Kebanyakan imam bergelimpangan
benda mewah, yang tak mungkin ia dapat hanya mengandalkan uang sakunya. Dan
ketika ditanya dari mana ia mendapatkan semuanya itu, umumnya mereka menjawab
bahwa semua itu diberi oleh umat.
Pada contoh kisah di atas, Tuhan Yesus mendapat tawaran
kemewahan dunia. Akan tetapi Tuhan Yesus dengan tegas menolaknya. Pertanyaan
refleksinya adalah: apakah penolakan Yesus ini disebabkan karena iblis yang
menawarkan atau memang tawaran itu bertentangan dengan misi-Nya?
Mari kita berandai-andai. Seandainya yang menawarkan
kemegahan dunia itu adalah malaikat, apakah Tuhan Yesus menerimanya? Iblis
sudah dikenal sebagai musuh Allah. Dia jahat. Karena itu tawarannya pun
pastilah jahat. Sementara malaikat adalah suruhan Allah. Mereka baik. Karena
itu, dapat juga dipastikan tawarannya baik. Tapi, akankah Yesus menerima atau
menolak?
Bisa dipastikan bahwa Tuhan Yesus akan menolak tawaran
itu. Penolakan itu bukan dilihat dari si pemberinya, melainkan pada hakikat
tawaran itu. Sekalipun yang menawarkan itu adalah malaikat, namun karena
hakikat tawaran itu bertentangan dengan misi perutusan-Nya, maka Tuhan Yesus
akan menolaknya.
Pada titik inilah para imam hendaknya berefleksi atas
kemewahan hidupnya. Banyak imam dengan mudah menerima saja pemberian umat,
dengan alasan untuk menghargai pemberian itu. Dapat dipastikan, jika yang
memberi itu bukan umat, atau orang yang dikenaalnya jahat, imam akan
menolaknya. Jadi, di sini imam belum tampil seperti Tuhan Yesus, yang menolak
bukan karena si pemberinya, melainkan karena nilai pemberian itu.
Seorang imam, dengan kaul kemiskinannya, dipanggil untuk
menghayati hidup miskin dan sederhana. Karena itu, hal-hal yang dapat menggangu
dan bertentangan dengan penghayatan hidup miskin dan sederhana ini harus
ditolak, sekalipun itu berasal dari umat.
Batam, 21 Juli 2015
by: adrian
Baca juga refleksi lainnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar