Senin, 25 Mei 2015

Renungan Hari Senin sesudah Pentakosta - Thn I

Renungan Hari Senin sesudah Pentakosta, Thn B/I
Bac I  Sir 17: 24 – 29; Injil        Mrk 10: 17 – 27;

Sabda Tuhan hari ini mau mengatakan kepada kita apa yang musti dilakukan sebagai anak Allah. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Putra Sirakh, dijelaskan bahwa Tuhan Allah selalu membuka jalan bagi mereka yang bertobat dari dosa-dosanya. Penulis kitab ini memberi semacam pertentangan antara hidup dalam Tuhan dengan hidup di luar Tuhan, yang berarti dosa. Penulis mengajak pembacanya untuk meninggalkan gaya hidup yang jauh dari Tuhan.
Injil bercerita tentang dialog antara Tuhan Yesus dengan seorang pemuda kaya. Ia datang kepada Tuhan Yesus untuk meminta saran agar bisa hidup selamat. Gambaran hidup baik seperti yang diutarakan penulis Kitab Putra Sirakh di atas sudah dilakukannya, namun ia masih merasa ada sesuatu yang kurang. Tuhan Yesus menyarankan dia untuk menjual hartanya dan membagikannya kepada orang miskin. Di sini ada dua hal yang mau disampaikan Tuhan Yesus. Pertama, Tuhan Yesus mau mengajak dia untuk tidak bergantung kepada harta duniawi, melainkan kepada Allah. Kedua, Tuhan Yesus mau agar ia tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, melainkan juga orang lain.
Tuhan Yesus pernah berkata, “Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Luk 12: 34). Bukan berarti Tuhan mau melarang soal kepemilikan harta duniawi. Tuhan melihat bahwa hati manusia sering terikat pada harta duniawi, sehingga hal-hal rohani dan lainnya terabaikan. Demi harta sering orangtua mengabaikan perhatian kepada anak. Banyak orang sibuk dengan gadgetnya ketika perayaan ekaristi. Atau banyak orang melakukan tindak korupsi karena hatinya tertuju kepada harta kekayaan. Sabda Tuhan hari ini menghendaki supaya kita memiliki sikap lepas bebas terhadap harta agar hati kita tertuju kepada-Nya dan sesama.***
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar