Renungan
Hari Senin sesudah Pentakosta, Thn B/I
Bac
I Sir 17: 24 – 29; Injil Mrk 10: 17 – 27;
Sabda Tuhan hari ini mau mengatakan kepada kita apa yang musti dilakukan sebagai anak Allah. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Putra Sirakh, dijelaskan bahwa Tuhan Allah selalu membuka jalan bagi mereka yang bertobat dari dosa-dosanya. Penulis kitab ini memberi semacam pertentangan antara hidup dalam Tuhan dengan hidup di luar Tuhan, yang berarti dosa. Penulis mengajak pembacanya untuk meninggalkan gaya hidup yang jauh dari Tuhan.
Injil
bercerita tentang dialog antara Tuhan Yesus dengan seorang pemuda kaya. Ia datang
kepada Tuhan Yesus untuk meminta saran agar bisa hidup selamat. Gambaran hidup
baik seperti yang diutarakan penulis Kitab Putra Sirakh di atas sudah
dilakukannya, namun ia masih merasa ada sesuatu yang kurang. Tuhan Yesus
menyarankan dia untuk menjual hartanya dan membagikannya kepada orang miskin. Di
sini ada dua hal yang mau disampaikan Tuhan Yesus. Pertama, Tuhan Yesus mau mengajak dia untuk tidak bergantung kepada harta duniawi,
melainkan kepada Allah. Kedua, Tuhan Yesus mau agar ia tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, melainkan juga orang lain.
Tuhan
Yesus pernah berkata, “Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”
(Luk 12: 34). Bukan berarti Tuhan mau melarang soal kepemilikan harta duniawi.
Tuhan melihat bahwa hati manusia sering terikat pada harta duniawi, sehingga
hal-hal rohani dan lainnya terabaikan. Demi harta sering orangtua mengabaikan
perhatian kepada anak. Banyak orang sibuk dengan gadgetnya ketika perayaan
ekaristi. Atau banyak orang melakukan tindak korupsi karena hatinya tertuju
kepada harta kekayaan. Sabda Tuhan hari ini menghendaki supaya kita memiliki
sikap lepas bebas terhadap harta agar hati kita tertuju kepada-Nya dan sesama.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar