Renungan
Hari Sabtu Paskah VII, Thn B/I
Bac
I Kis 28: 16 – 20, 30 – 31; Injil Yoh 21: 20 – 25;
Injil hari ini merupakan bagian akhir dari tulisan Injil Yohanes. Di dalamnya Yohanes mengungkapkan seorang murid “istimewa” yang memberi kesaksian tentang segala sesuatu mengenai Yesus Kristus. Ditekankan “bahwa kesaksiannya itu benar.” (ay. 24). Yohanes, secara implisit, menyatakan bahwa pewartaan mengenai Tuhan Yesus cukuplah intisarinya saja. Bagi Yohanes, tak perlu mengungkapkan segala sesuatu berkaitan dengan apa saja yang telah dilakukan Yesus, karena jika semuanya itu ditulis, “maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.” (ay. 25).
Luasnya
informasi tentang Yesus Kristus memang membatasi penulisan dalam kitab, namun
tidak dalam pewartaan. Pewartaan akan Tuhan Yesus ini tidak boleh dibatasi oleh
sekat-sekat waktu dan ruang. Hal ini terlihat dalam bacaan pertama, yang
diambil dari kitab Kisah Para Rasul. Dalam bacaan pertama terlihat bagaimana
Paulus tetap aktif mewartakan Yesus Kristus, sekalipun gerakan dia dibatasi
oleh ruang. Dikatakan bahwa meski ia berada di dalam tahanan rumah, Paulus
“dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah
dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.” (ay. 31).
Sabda
Tuhan hari ini mengajak kita untuk becermin pada sosok Paulus, yang senantiasa
mewartakan Kerajaan Allah dan Yesus Kristus sekalipun ia mendapat halangan.
Tantangan dan halangan tidak menyurutkan niat Paulus untuk melaksanakan tugas
perutusannya. Sikap dan semangat seperti Paulus inilah yang dikehendaki Tuhan
pada kita dewasa ini. Melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki supaya, kapan dan di
mana saja, kita siap sedia untuk mewartakan Yesus Kristus dan Kerajaan Allah.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar