Renungan Hari Rabu
Biasa XXXII, Thn A/II
Bac I Tit 3: 1 – 7; Injil Luk 17: 11 – 19;
Bacaan pertama hari ini diambil dari Surat Paulus kepada
Titus. Dalam suratnya itu Paulus menyadarkan umat bahwa mereka dahulu hidup
dalam kejahilan. Namun berkat kemurahan Allah, mereka diselamatkan oleh Kristus
Yesus. Bagi Paulus, penyelamatan itu bukan karena perbuatan baik yang dilakukan
umat saja, melainkan juga karena penyelamatan Kristus. Oleh karena itu, Paulus
meminta jemaat untuk hidup sebagai orang yang dibenarkan oleh Kasih Karunia
Allah. Ini dapat dilihat sebagai ungkapan syukur dan terima kasih.
Ungkapan syukur dan terima kasih juga menjadi topik yang
ditekankan Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Dikisahkan bahwa dalam
perjalanan-Nya ke Yerusalem, Tuhan Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta. Dari
kesepuluh orang itu, hanya satu orang saja yang datang bersyukur dan berterima
kasih kepada Tuhan Yesus sambil memuliakan Allah. Ironisnya lagi, orang itu
adalah orang asing. Di sini mau ditekankan bahwa sudah sepantasnya kita
mengucapkan terima kasih atas kebaikan yang sudah diterima.
Terima kasih merupakan salah satu keutamaan moral. Orang yang
bermoral baik tentu akan selalu mengucapkan “terima kasih” atas apa yang telah
dia terima, sekecil apapun itu. Orang yang tahu berterima kasih adalah orang
yang hidup penuh syukur. Hal inilah yang hendak disampaikan Tuhan melalui
sabda-Nya. Tuhan menghendaki supaya kita selalu hidup dalam syukur. Ungkapan syukur
itu dapat kita ungkapkan lewat ucapan terima kasih. Ungkapan terima kasih
diberikan kepada siapa saja yang telah memberikan sesuatu kepada kita. Sesuatu itu
tidak harus besar dan luar biasa. Sekecil apapun pemberian itu, hendaklah kita
selalu mengucapkan terima kasih. Tuhan pun sebenarnya selalu memberikan kepada
kita rahmat dan anugerah-Nya setiap hari. Karena itu, sudah sepatutnya kita
juga selalu menghaturkan terima kasih kepada-Nya setiap hari. Persoalannya adalah
apakah kita menyadarinya?
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar