Renungan Hari Rabu
Biasa XXVIII, Thn A/II
Bac I Gal 5: 18 – 25; Injil Luk 11: 42 – 46;
Injil hari ini masih merupakan kelanjutan Injil kemarin. Hari
ini Injil menceritakan bahwa Tuhan Yesus mengecam orang-orang Farisi dan juga
ahli Taurat. Tuhan Yesus mengecam mereka karena mereka lebih memperhatikan
hal-hal yang sepele dari perintah Allah, sementara yang utama diabaikan. Selain
itu kecaman ditujukan terhadap sikap sombong mereka karena status jabatannya,
juga terhadap sikap mereka yang suka membebani umat sementara mereka sendiri
cuci tangan. Inti dari kecaman Tuhan Yesus adalah baik kaum Farisi maupun ahli
Taurat lebih memilih hidup sesuai selera mereka sendiri ketimbang kehendak
Allah.
Apa yang dihidupi oleh kaum Farisi dan ahli Taurat
diistilahkan oleh Paulus dalam bacaan pertama dengan hidup menurut daging. Dalam
suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus menampilkan dua cara hidup, yaitu
hidup oleh Roh dan hidup oleh daging. Orang yang hidup oleh daging akan
menghasilkan perbuatan daging (ay. 19 – 21). Orang-orang ini, bagi Paulus,
tidak layak masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sedangkan orang yang hidup oleh Roh
akan menghasilkan perbuatan Roh (ay. 22 – 23). Menurut Paulus, menjadi Kristen berarti
hidup dalam Roh, karena kedagingan kita sudah dipaku di salib Yesus. Karena
itu, Paulus mengajak jemaat untuk tetap hidup dalam Roh.
Dalam kehidupan kita di dunia ini selalu terjadi pertentangan
antara kebaikan dan kejahatan. Pertentangan ini diistilahkan Paulus dengan
pertentangan antara Roh dan daging. Roh sebagai simbol perbuatan-perbuatan
baik, sedangkan daging sebagai lambang kejahatan. Melalui sabda-Nya Tuhan
menghendaki kita supaya senantiasa hidup dalam kebaikan. Kita jangan meniru
cara hidup orang Farisi dan ahli Taurat sebagaimana digambarkan dalam Injil
hari ini. Kita, yang adalah murid Kristus, sudah menyalibkan kedagingan kita
pada salib Kristus. Karena itu, sudah sepantas dan selayaknya kita hidup
dipimpin oleh Roh Kristus.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar