Senin, 22 September 2014

Renungan Hari Senin Biasa XXV - Thn II

Renungan Hari Senin Biasa XXV, Thn A/II
Bac I    Ams 3: 27 – 34; Injil             Luk 8: 16 – 18;

Sabda Tuhan hari ini mau mengajarkan kita untuk senantiasa berbuat baik kepada sesama dan menghindari hal jahat. Dalam bacaan pertama yang diambil dari Kitab Amsal, dengan tegas penulis mengajak pembacanya untuk tidak menunda perbuatan baik yang dapat dilakukan. Bagi penulis, kebaikan yang ada pada kita merupakan hak bagi orang lain. Artinya, kebaikan kita itu musti diberikan kepada mereka yang berhak mendapatkannya. Di sini penulis Kitab Amsal hendak menegaskan bahwa kita menjadi berarti ketika kita bermakna bagi orang lain.

Nasehat Kitab Amsal kembali diulangi Yesus dalam Injil hari ini. Dalam pengajaran-Nya, Tuhan Yesus menggunakan perbandingan, yaitu soal pelita. Semua orang tentu tahu apa itu pelita dan apa fungsinya. Karena itu, akan terasa aneh jika pelita yang dinyalakan disembunyikan di bawah tempat tidur atau di dalam tempayan. Tindakan itu akan menghilangkan fungsi pelita itu. Di sini Tuhan Yesus menyamakan pelita dengan kebaikan yang ada pada setiap orang. Dengan perbandingan ini, Yesus mau mengajak pendengar-Nya untuk senantiasa membagikan kebaikan yang ada padanya kepada orang lain. Kebaikan itu bersifat sosial.

Manusia, selain dikenal sebagai makhluk individu, adalah juga makhluk sosial. Kesosialan itu melekat dengan seluruh hidup dan pribadinya. Karena itu, apa yang melekat dengan diri manusia memiliki dimensi sosial. Salah satunya adalah kebaikan. Tentulah setiap kita mempunyai kebaikan, karena pada dasarnya manusia itu adalah baik. Melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki agar kita selalu membagikan kebaikan yang kita miliki kepada orang lain yang membutuhkannya. Tuhan tidak mau kita bertindak egois, menikmati sendiri kebaikan itu.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar