Sabtu, 20 September 2014

Renungan Hari Sabtu Biasa XXIV - Thn II

Renungan Hari Sabtu Biasa XXIV, Thn A/II
Bac I    1Kor 15: 35 – 37, 42 – 49; Injil                   Luk 8: 4 – 15;

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus mengajar orang banyak lewat perumpamaan. Kali ini Tuhan Yesus memberi perumpamaan penabur, yang menaburkan benihnya di empat lokasi tanah: tanah pinggiran jalan, tanah berbatu, tanah bersemak duri dan tanah subur. Dari keempat jenis tanah itu, hanya tanah subur saja yang menghasilkan buah. Inti dari perumpamaan ini adalah ajakan untuk menghasilkan buah. Tuhan Yesus berharap agar benih iman yang ditaburkan dalam hati umat dapat menghasilkan buah. Kondisi empat jenis tanah merupakan media refleksi diri. Umat diajak untuk melihat dirinya pada kondisi tanah yang mana? Jika menyadari dirinya bukan pada kondisi tanah yang subur, maka kewajiban umat untuk berubah sehingga dapat menghasilkan buah.

Tema perubahan juga mendapat tekanan Paulus dalam bacaan pertama. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, Paulus membahas soal kebangkitan yang membuat bingung kebanyakan orang. Bagi Paulus inti kebangkitan adalah perubahan. Orang yang bangkit tentulah orang yang berubah. Dia tidak sama lagi dengan semula. Jika semulanya ia adalah manusia alamiah, maka lewat kebangkitan ia menjadi manusia rohaniah. Paulus bukan cuma mau menekankan soal kebangkitan pada akhir zaman saja, melainkan kebangkitan saat ini. Karena dengan kebangkitan Kristus, umat juga hendaknya mengalami kebangkitan. Artinya, dalam dan bersama Kristus, umat meski menunjukkan perubahan dalam hidup, tampil sebagai manusia rohaniah.

Salah satu kendala terwujudnya perubahan adalah cinta pada kemapanan. Dewasa ini banyak orang menolak untuk berubah karena sudah mapan. Dalam kemapanan ada kenikmatan dan kenyamanan. Tak sedikit pula kemapanan itu terwujud pada hal-hal yang negatif. Mapan pada kemalasan, mapan pada keserakahan, mapan kekuasaan, dan kemapanan lainnya. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk berani membongkar kemapanan itu. Kita diajak untuk berbuah. Jika kemapanan itu menjadi kendala bagi kita untuk berbuah, maka kita harus berani melawan kemapanan itu. Tuhan menyadarkan kita bahwa bangkit bersama Kristus berarti juga berubah hingga akhirnya berbuah.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar