Renungan Hari Minggu
Biasa XIV, Thn A/II
Bac I Za 9: 9 – 10; Bac II Rom 8: 9, 11 – 13;
Injil Mat 11: 25 – 30;
Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab Zakaria. Cukup
singkat, karena hanya dua ayat saja. Di sini mau diberi gambaran tentang Allah
sebagai Raja. Zakaria melihat bahwa Allah itu lemah lembut, sederhana dan
rendah hati meski Ia mahakuasa di mana kekuasaannya menjangkau seluruh bumi
(dari ujung laut ke ujung laut hingga ke ujung-ujung bumi). Sekalipun lemah
lembut, sederhana dan rendah hati, Tuhan Allah akan melenyapkan penderitaan dan
mendatangkan damai.
Gambaran Allah yang dilukiskan Zakaria ini kembali terlihat
dalam diri Tuhan Yesus. Dalam Injil Tuhan Yesus menyatakan Diri-Nya, seperti
yang gambaran Allah dalam Kitab Zakaria, meski dengan bahasa yang sedikit
berbeda. Tuhan Yesus berkata, “Aku lemah lembut dan rendah hati.” (ay. 29). Dia
akan meringankan beban penderitaan umat-Nya dengan memberi kelegaan (ay. 28)
dan ketenangan (ay. 29). Akan tetapi, umat dapat merasakan itu jika mereka mau
datang kepada-Nya. Karena itu, Tuhan Yesus mengundang untuk datang kepada-Nya,
memikul kuk yang dipasang-Nya serta mau belajar pada-Nya.
Ketenangan dan kedamaian akan datang bila kita mau menerima
undangan Tuhan. Menerima undangan berarti membiarkan Dia diam di dalam diri
kita. Inilah yang hendak dikatakan dalam bacaan kedua yang diambil dari surat
Paulus kepada jemaat di Roma. Paulus menguraikannya dengan bahasa yang lain.
Paulus menggunakan istilah Roh Allah, yang adalah juga Roh Kristus. Bagi
Paulus, bila Roh itu berdiam di dalam diri kita, maka kita harus hidup dalam
Roh itu; dan itu berarti kita adalah milik Kristus. Dengan Roh yang diam dalam
diri kita itu, kita terpanggil untuk mematikan perbuatan-perbuatan tubuh, yaitu
dosa, agar kita hidup dalam ketenangan dan kedamaian.
Setiap orang ingin hidup bahagia, damai dan tenang. Tak ada
seorang pun ingin penderitaan. Akan tetapi, fakta berkata lain. Ada banyak
orang hidup dalam penderitaan. Mereka berbeban berat. Karena itu, sabda Tuhan
hari ini dialamatkan kepada mereka ini. Tuhan memahami bahwa ada umat-Nya yang
sedang memikul beban berat. Namun bukan berarti Tuhan menghendaki demikian.
Kepada mereka ini Tuhan menawarkan undangan untuk datang kepada-Nya, memikul
kuk yang Dia pasang serta belajar dari pada-Nya. Secara sederhana Tuhan
menghendaki agar kita mau mengikuti teladan-Nya, yaitu lemah lembut, sederhana
dan rendah hati. Dengan teladan ini kita diajak untuk menyikapi beban hidup
yang sedang dihadapi. Selain itu, dengan menerima undangan-Nya, berarti kita
menerima Dia di dalam diri kita sehingga kita diajak untuk hidup dalam Roh.
Dengan hidup dalam Roh, maka kita kita diinta untuk mematikan semua perbuatan
dosa. Inilah kehendak Tuhan yang dinyatakan dalam sabda-Nya.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar