Minggu, 06 Juli 2014

Renungan Hari Minggu Biasa XIV - A

Renungan Hari Minggu Biasa XIV, Thn A/II
Bac I    Za 9: 9 – 10; Bac II                Rom 8: 9, 11 – 13;
Injil      Mat 11: 25 – 30;

Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab Zakaria. Cukup singkat, karena hanya dua ayat saja. Di sini mau diberi gambaran tentang Allah sebagai Raja. Zakaria melihat bahwa Allah itu lemah lembut, sederhana dan rendah hati meski Ia mahakuasa di mana kekuasaannya menjangkau seluruh bumi (dari ujung laut ke ujung laut hingga ke ujung-ujung bumi). Sekalipun lemah lembut, sederhana dan rendah hati, Tuhan Allah akan melenyapkan penderitaan dan mendatangkan damai.

Gambaran Allah yang dilukiskan Zakaria ini kembali terlihat dalam diri Tuhan Yesus. Dalam Injil Tuhan Yesus menyatakan Diri-Nya, seperti yang gambaran Allah dalam Kitab Zakaria, meski dengan bahasa yang sedikit berbeda. Tuhan Yesus berkata, “Aku lemah lembut dan rendah hati.” (ay. 29). Dia akan meringankan beban penderitaan umat-Nya dengan memberi kelegaan (ay. 28) dan ketenangan (ay. 29). Akan tetapi, umat dapat merasakan itu jika mereka mau datang kepada-Nya. Karena itu, Tuhan Yesus mengundang untuk datang kepada-Nya, memikul kuk yang dipasang-Nya serta mau belajar pada-Nya.

Ketenangan dan kedamaian akan datang bila kita mau menerima undangan Tuhan. Menerima undangan berarti membiarkan Dia diam di dalam diri kita. Inilah yang hendak dikatakan dalam bacaan kedua yang diambil dari surat Paulus kepada jemaat di Roma. Paulus menguraikannya dengan bahasa yang lain. Paulus menggunakan istilah Roh Allah, yang adalah juga Roh Kristus. Bagi Paulus, bila Roh itu berdiam di dalam diri kita, maka kita harus hidup dalam Roh itu; dan itu berarti kita adalah milik Kristus. Dengan Roh yang diam dalam diri kita itu, kita terpanggil untuk mematikan perbuatan-perbuatan tubuh, yaitu dosa, agar kita hidup dalam ketenangan dan kedamaian.

Setiap orang ingin hidup bahagia, damai dan tenang. Tak ada seorang pun ingin penderitaan. Akan tetapi, fakta berkata lain. Ada banyak orang hidup dalam penderitaan. Mereka berbeban berat. Karena itu, sabda Tuhan hari ini dialamatkan kepada mereka ini. Tuhan memahami bahwa ada umat-Nya yang sedang memikul beban berat. Namun bukan berarti Tuhan menghendaki demikian. Kepada mereka ini Tuhan menawarkan undangan untuk datang kepada-Nya, memikul kuk yang Dia pasang serta belajar dari pada-Nya. Secara sederhana Tuhan menghendaki agar kita mau mengikuti teladan-Nya, yaitu lemah lembut, sederhana dan rendah hati. Dengan teladan ini kita diajak untuk menyikapi beban hidup yang sedang dihadapi. Selain itu, dengan menerima undangan-Nya, berarti kita menerima Dia di dalam diri kita sehingga kita diajak untuk hidup dalam Roh. Dengan hidup dalam Roh, maka kita kita diinta untuk mematikan semua perbuatan dosa. Inilah kehendak Tuhan yang dinyatakan dalam sabda-Nya.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar