Renungan Hari Rabu Paskah
V, Thn A/II
Bac I : Kis 15: 1 – 6; Injil : Yoh 15: 1 – 8;
Bacaan pertama menampilkan kisah pertentangan antara Paulus
dan Barnabas di satu sisi dengan jemaat Yudea yang datang ke Antiokia. Pokok persoalannya
adalah pengajaran jemaat Yudea bahwa orang-orang yang mau bergabung ke dalam
jemaat Kristus harus disunat menurut kebiasaan yang diwariskan Musa. Dari sinilah
datang keselamatan. Hal ini dibantah dengan keras oleh Paulus dan Barnabas. Pertentangan
ini tidak menimbulkan perpecahan, karena para penatua mengambil keputusan untuk
membawa masalah tersebut kepada para rasul di Yerusalem.
Dalam Injil Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai pohon
anggur dan para murid adalah ranting-rantingnya. Ranting itu menempel dengan
pohon dan menerima makanan dari induk pohon. Dari situlah ranting bisa hidup. Namun
Yesus tidak menghendaki supaya ranting itu sekedar hidup, melainkan juga
menghasilkan buah. Justru di saat menghasil buah itulah, jemaat dilihat sebagai
murid Yesus (ay. 8).
Dua pertentangan diperlihatkan dalam sabda Tuhan hari ini. Di
satu sisi ada orang yang melihat bahwa menjadi murid Yesus itu harus mengikuti
kebiasaan lama, yang salah satunya adalah sunat. Sementara Yesus dengan tegas
mengatakan bahwa menjadi murid-Nya harus ditunjukkan dengan menghasilkan
buah-buah kebaikan dan kebenaran dalam kehidupan yang berguna bagi orang lain. Di
sini terlihat bahwa Tuhan menghendaki agar kita jangan selalu terikat dengan
kebiasaan lama; apalagi bila ada hal yang baru yang jauh lebih baik dari yang
lama. Paus Fransiskus adalah sosok manusia yang tidak mau terikat dengan
kebiasaan (silahkan baca di sini). Karena itu, dia selalu melakukan pembaharuan. Hendaknya kita juga
demikian. Teristimewa, sebagai murid Yesus, kita harus selalu menghasilkan
buah-buah kehidupan.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar