BEATO KRISPINUS VITERBO, PENGAKU
IMAN
Krispinus-nama biara dari Petrus Fioretti-lahir di
Viterbo, Italia pada tanggal 13 November 1668. Semenjak kecil, ibunya yang
saleh itu telah mendidiknya dalam iman Katolik yang benar. Ia dengan setia dan
tekun meneladani ibunya yang menaruh devosi khusus kepada Bunda Maria. Devosi
ini terus dilakukannya hingga akhir hayatnya dan benar-benar mewarnai seluruh
hidupnya.
Pendidikan formal ditempuhnya di sebuah Sekolah Rakyat yang dikelola oleh
imam-imam Yesuit di Viterbo. Ketika menanjak remaja, ia bekerja pada pamannya,
seorang pengusaha sepatu. Oleh pamannya ia dilatih untuk terampil membuat
sepatu sekaligus menjualnya. Devosi kepada Bunda Maria senantiasa dilakukannya
di sela-sela kesibukannya setiap hari. Kecuali itu, dalam kehidupan biasa di
tengah masyarakat, ia dikenal sebagai seorang anak yang berkepribadian menarik.
Sikap hidupnya yang baik dan terpuji ini sangat menarik perhatian para biarawan
Fransiskan dari Ordo Kapusin di tempat kelahirannya. Para biarawan itu
membujuknya agar mau mengikuti jejak mereka sebagai anggota Ordo Kapusin.
Karena merasa tertarik dengan cara hidup para biarawan Kapusin itu, maka ia
segera menyambut baik ajakan itu dan masuk biara Kapusin pada usia 25 tahun. Ia
memilih nama Krispinus sebagai namanya yang baru.
Di rumah novisiat Paranzana, pemimpin novisiatnya sangat senang padanya karena
sifat yang baik dan perilakunya yang sungguh-sungguh untuk hidup sebagai
biarawan Kapusin. Sebaliknya Provinsial Ordo Kapusin sangat menentang
penerimaan Krispinus di biara itu. Karena itu, Krispinus dicobai dengan
berbagai tugas berat. Kecuali itu, ia diharuskan menyebut dirinya sebagai
‘Keledai Kapusin’, dan menganggap dirinya sebagai anggota biara yang ‘tidak
layak dipandang’ lebih daripada seekor kuda beban. Di biara Viterbo, ia bekerja
sebagai tukang kebun dan di Tolfa sebagai juru masak. Perlakuan-perlakuan
terhadap dirinya memang tampak aneh tetapi semuanya diterimanya dengan tabah
dan dipersembahkan kepada Bunda Maria dalam doa-doanya. Dalam perjalanan waktu
selanjutnya, semua perlakuan orang terhadap dirinya berubah drastis, ketika ia
secara ajaib berhasil menyembuhkan begitu banyak orang yang terserang penyakit
menular di kota itu.
Kemampuannya menyembuhkan orang-orang sakit ini secara ajaib ini tidak hanya
terjadi di Viterbo, tetapi juga di Roma, Albano dan Bracciano ketika ia tinggal
di sana untuk beberapa tahun. Ketika ditugaskan di Orvieto, ia dibebani tugas
mencari derma demi kepentingan biaranya. Tugas ini dilaksanakannya dengan
sangat berhasil. Cara hidupnya di Orvieto membuat umat di sana sangat
mencintainya. Cinta umat Orvieto ini terbukti tatkala Krispinus hendak
dipindahkan oleh pemimpin biaranya ke tempat lain. Umat Orvieto, terutama
ibu-ibu rumah tangga segera mengajukan protes keras kepada pemimpin ordo
Kapusin dan dengan tegas menolak kehadiran pengganti Krispinus. Mengingat bahwa
Ordonya sangat tergantung pada kemurahan hati umat, maka pemimpin Ordo terpaksa
menempatkan kembali Krispinus di Orvieto.
Masa-masa terakhir hidupnya dihabiskan di Roma. Di sana
ia dikenal luas oleh umat karena ramalan-ramalannya, mukjizat penggandaan roti
yang dilakukannya dan kebijaksanaan hidupnya. Ia meninggal dengan tenang pada
tanggal 19 Mei 1750 dalam usia 82 tahun. Pada tahun 1806 ia dinyatakan secara
resmi sebagai ‘Beato’. Relikiunya tersimpan abadi di bawah altar Gereja Santa
Maria Tak Bernoda di Roma. Hingga sekarang, orang-orang Roma memberi
penghormatan dan kebaktian khusus kepada Beato Krispinus dari Viterbo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar