Renungan Hari Selasa
Prapaskah V, Thn A/II
Bac I : Bil 21: 4 – 9; Injil : Yoh 8: 21 – 30
Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Bilangan, mengisahkan
tentang perjalanan bangsa Israel menuju Tanah Terjanji di bawah pimpinan Musa. Saat
itu mereka berada di padang gurun. Mereka sudah menyaksikan berbagai peristiwa
iman yang mengungkapkan kepedulian dan kekuasaan Allah. Akan tetapi, di padang
gurun itu tingkat kepercayaan mereka memudar. Mereka menggerutu, “Mengapa kamu
memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini?” (ay.
5). Atas sikap mereka itu, Allah mengirim ular-ular tedung sehingga banyak di
antara mereka mati (ay. 6). Dari sinilah muncul ular tembaga di atas tiang,
supaya mereka yang digigit ular namun memandang ular tembaga itu, ia akan
selamat (ay. 9).
Peristiwa dalam bacaan pertama di atas serupa dengan hidup
Yesus. Sekalipun berbagai kejadian iman dilakukan Yesus, namun masih saja ada
yang menolak Dia. Manusia tetap mencintai dosanya. Karena itulah, Yesus
berkata, “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa
Akulah Dia.” (ay. 28). Peninggian Anak Manusia ini mengacu pada peristiwa
penyaliban Yesus. Hal ini menunjukkan keterkaitan dengan peristiwa ular
tembaga. Ketika ular tembaga itu ditinggikan (di atas tiang) sehingga orang
dapat melihatnya, maka siapa yang dipagut ulat dan memandangnya akan beroleh
selamat; demikian pula dengan Yesus. Ketika Yesus ditinggikan di kayu salib di
puncak Kalvari, maka yang memandangnya akan mendapat selamat. Memandang di sini
berarti percaya.
Salib lambang kehinaan. Namun salib juga lambang keselamatan,
karena di salib itu dosa kita dipakukan bersama Sang Juru Selamat. Sabda Tuhan
hari ini mengajak kita untuk berefleksi tentang Yesus yang tergantung di kayu
salib. Tuhan mengajak kita untuk memandang-Nya. Dia mati karena dosa dan salah
kita. Semua ini karena cinta-Nya kepada kita. Oleh karena itu, sabda Tuhan
menghendaki kita untuk membalas kasih-Nya. Memang, sebagai manusia kita selalu
jatuh ke dalam dosa. Namun Tuhan meminta kita untuk selalu memandang Dia yang
tersalib karena kita. Kepercayaan kita pada-Nya mendatangkan keselamatan.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar