Renungan Hari Rabu
Prapaskah V, Thn A/II
Bac I : Dan 3: 14 – 20, 24 – 25, 28; Injil : Yoh 8: 31 – 42
Bacaan pertama menampilkan kisah 3 pemuda: Sadrakh, Mesakh
dan Abednego. Mereka sungguh beriman kepada Allah. Dalam kisah itu, mereka
ditangkap oleh penguasa yang tidak percaya kepada Allah, melainkan kepada
dewa-dewinya. Sang penguasa itu, Nebukadnesar, menjatuhi hukuman mati kepada
mereka karena tidak mau menyembah dewa-dewinya penguasa. Mereka lebih percaya
kepada Allahnya ketimbang dewa-dewi sang penguasa. Hal ini terlihat dari
pernyataan mereka bahwa sekalipun Allah tidak datang menyelamatkan mereka dari
hukuman mati ini, “kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah
patung emas yang tuanku dirikan itu.” (ay. 18).
Sikap iman Sadrakh, Mesakh dan Abednego inilah yang
diharapkan Yesus ada pada orang-orang Israel. Namun sayangnya, sikap itu tidak
muncul. Mereka mengaku sebagai anak-anak Abraham, namun perilaku mereka tidak
menunjukkan hal tersebut. Malah bertentangan. Ini terlihat dari pernyataan
Yesus bahwa mereka ingin membunuh-Nya (ay. 40). Demikian pula pengakuan mereka
bahwa Allah adalah Bapa mereka, bertentangan dengan sikap hidup mereka. Ini terbukti
dari penolakan mereka terhadap Yesus. Padahal apa yang disuarakan dan
dikerjakan Yesus merupakan kehendak Allah.
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk tidak meniru sikap
iman orang-orang Yahudi, melainkan memiliki sikap iman seperti Sadrakh, Mesakh
dan Abednego. Beriman kepada Allah berarti juga percaya kepada Yesus. Mencintai
Allah adalah juga mencintai Yesus. Dan Tuhan menghendaki supaya iman kepada
Allah nyata dalam sikap dan perbuatan; jangan hanya sekedar ucapan bibir saja.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar