Renungan
Hari Minggu Paskah II, Thn A/I
Bac
I : Kis 2: 42 – 47; Bac II : 1Ptr 1: 3 – 9;
Injil
: Yoh 20: 19 – 31
Injil hari ini menampilkan kisah penampakan Yesus yang bangkit
kepada para murid-Nya. Sentral cerita ini adalah Tomas, salah satu dari para
murid. Pada perjumpaan pertama, Tomas tidak hadir bersama mereka. Dia tidak
melihat Yesus yang bangkit, sehingga ia tidak percaya pada pernyataan
teman-temannya. Dengan tegas Tomas mengatakan bahwa ia harus melihat dan
membuktikan sendiri secara langsung (ay. 25). Sikap keraguan Tomas, bisa juga
menjadi sikap kritisnya, meski sikap tersebut terasa berlebihan. Dikatakan berlebihan
karena hanya dia saja yang meragukan hal itu, sementara semua murid yang
melihat sudah menyatakan hal yang sama. Dari sinilah muncul pernyataan Yesus, “Berbahagialah
mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (ay. 29).
Pernyataan Yesus ini kembali ditegaskan oleh Petrus dalam
refleksinya pada suratnya yang pertama. Dalam bacaan kedua hari ini, Petrus
mengatakan bahwa “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu
mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia...” (ay. 8). Petrus menghendaki supaya
umat tetap memiliki sikap iman seperti yang pernah diungkapkan Yesus Kristus. Dengan
sikap iman itu, umat telah mencapai tujuan iman, “yaitu keselamatan jiwamu.”
(ay. 9).
Bacaan pertama hari ini menampilkan kisah kehidupan jemaat perdana.
Kehidupan mereka merupakan cermin iman mereka, yaitu saling mengasihi. Sikap hidup
seperti itu merupakan wujud iman kepercayaan mereka kepada Yesus, sekalipun
Yesus tidak hadir di tengah-tengah mereka. Mereka tetap percaya; dan karena
sikap hidup mereka itu, secara tak langsung mereka sudah menghadirkan Yesus
Kristus kepada orang lain. Karena itu, “mereka disukai semua orang.” (ay. 47).
Saat ini kita hidup setelah 2000 tahun peristiwa kebangkitan Yesus.
Sudah bisa dipastikan tak ada di antara kita yang melihat secara langsung Yesus
yang bangkit. Karena itu, sabda Yesus dalam Injil hari ini masih tetap relevan
untuk manusia masa kini: “Berbahagialah kamu yang tidak melihat, namun percaya.”
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk tetap bertahan dalam sikap iman
seperti itu. Salah satu wujud yang bisa dilakukan adalah hidup dalam kasih
persaudaraan, sebagaimana yang dicontohkan oleh jemaat perdana.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar