POLA PRILAKU SOSIAL DAN TIDAK SOSIAL
POLA SOSIAL
Meniru
Agar sama dengan kelompok, anak
meniru sikap dan prilaku orang yang sangat ia kagumi.
Persaingan
Keinginan untuk mengungguli dan
mengalahkan orang-orang lain sudah tampak pada usia empat tahun. Ini dimulai di
rumah dan kemudian berkembang dalam bermain dengan anak di luar rumah.
Kerja Sama
Pada akhir tahun ketiga bermain
kooperatif dan kegiatan kelompok mulai berkembang dan meningkat baik dalam
frekuensi maupun lamnya berlangsung, bersamaan dengan meningkatnya kesempatan
untuk bermain dengan anak lain.
Simpati
Karena simpati membutuhkan pengertian
tentang perasaan-perasaan dan emosi orang lain maka hal ini hanya kadang-kadang
timbul sebelum tiga tahun. Semakin banyak kontak bermain, semakin cepat simpati
akan berkembang.
Empati
Seperti halnya simpati, empati
membutuhkan pengertian tentang perasaan dan emosi orang-orang lain tetapi di
samping itu juga membutuhkan kemampuan untuk membayangkan diri sendiri di
tempat orang lain. Relatif hanya sedikit anak yang dapat melakukan hal itu
sampai awal masa kanak-kanak berakhir.
Dukungan Sosial
Menjelang berakhirnya awal masa
kanak-kanak dukungan dari teman-teman menjadi lebih penting daripada
persetujuan orang-orang dewasa. Anak beranggapan bahwa prilaku nakal dan
perilaku mengganggu merupakan cara untuk memperoleh dukungan dari teman-teman
sebaya.
Membagi
Dari pengalaman bersama orang-orang
lain, anak mengetahui bahwa salah satu cara untuk memperoleh persetujuan sosial
adalah dengan membagi miliknya – terutama mainan – untuk anak-anak lain. Lambat
laun sifat mementingkan diri sendiri berubah menjadi sifat murah hati.
Perilaku Akrab
Anak yang pada waktu bayi memperoleh
kepuasan dari hubungan yang hangat, erat dan personal dengan orang lain
berangsur-angsur memberikan kasih saying kepada orang di luar rumah, seperti
guru taman indria atau benda-benda mati seperti mainan kegemarannya atau bahkan
selimut. Benda-benda ini disebut obyek
kesayangan.
POLA TIDAK SOSIAL
Negativisme
Negativisme atau melawan otoritas
orang dewasa mencapai puncaknya antara usia tiga dan empat tahun dan kemudian
menurun. Perlawanan fisik lambat laun berubah menjadi perlawanan verbal dan
pura-pura tidak mendengar atau tidak mengerti permintaan orang dewasa.
Agresif
Perilaku agresif meningkat antara
usia dua dan empat tahun dan kemudian menurun. Serangan-serangan fisik mulai
diganti dengan serangan-serangan verbal dalam bentuk memaki-maki atau
menyalahkan orang lain.
Perilaku Berkuasa
Perilaku berkuasa atau “merajai”
mulai sekitar usia tiga tahun dan semakin meningkat dengan bertambah banyaknya
kesempatan untuk kontak sosial. Anak perempuan cenderung lebih meraja daripada
anak laki-laki.
Memikirkan Diri Sendiri
Karena cakrawala sosial anak terutama
terbatas di rumah, maka anak seringkali memikirkan dan mementingkan dirinya
sendiri. Dengan meluasnya cakrawala lambat laun perilaku memikirkan diri
sendiri berkurang tetapi perilaku murah hati masih sangat sedikit.
Mementingkan Diri Sendiri
Seperti halnya perilaku memikirkan
diri sendiri, perilaku mementingkan diri sendiri lambat laun digantikan oleh
minat dan perhatian kepada orang-orang lain. Cepatnya perubahan ini bergantung pada
banyaknya kontak dengan orang-orang di luar rumah dan berapa besar keinginan
mereka untuk diterima oleh teman-teman.
Merusak
Ledakan amarah sering disertai dengan
tindakan merusak benda-benda di sekitarnya, tidak perduli miliknya sendiri atau
milik orang lain. Semakin hebat amarahnya, semakin luas tindakan merusaknya.
Pertentangan Seks
Sampai empat tahun anak laki-laki dan
perempuan bermain bersama-sama dengan baik. Setelah itu anak laki-laki
mengalami tekanan sosial yang tidak menghendaki aktivitas bermain yang dianggap
sebagai ‘banci’. Banyak anak laki-laki yang berperilaku agresif yang melawan
anak perempuan.
Prasangka
Sebagian besar anak prasekolah lebih
suka bermain dengan teman-teman yang berasal dari ras yang sama, tetapi mereka
jarang menolak bermain dengan anak-anak ras lain. Prasangka sosial timbul
pertama-tama dari prasangka agama atau sosial ekonomi, tetapi lebih lambat dari
prasangka seks.
sumber: Elizabeth
B. Hurlock, PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5).
Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 118-119
Tidak ada komentar:
Posting Komentar