Selasa, 04 Maret 2014

Renungan Hari Selasa Biasa VIII - Thn II

Renungan Hari Selasa Biasa VIII, Thn A/II
Bac I   : 1Ptr 1: 10 – 16; Injil       : Mrk 10: 28 – 31

Kemarin Yesus berbicara soal sikap terhadap kekayaan dan kebahagiaan kekal. Kekayaan dapat menjadi penghalang untuk menikmati kebahagiaan kekal. Hari ini, dalam Injil diceritakan bahwa para rasul mempertanyakan nasib mereka. Seolah-olah mereka ingin mendapat penegasan bahwa mereka akan memperoleh kebahagiaan kekal itu, karena mereka sudah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus (ay. 28). Yesus tidak segera menjawab persoalan mereka, namun memberikan peringatan bahwa “banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.” (ay. 31).

Pengajaran Yesus dalam Injil hari ini dijabarkan dengan sangat bagus oleh Rasul Petrus dalam suratnya yang pertama. Kemarin Petrus mengingatkan bahwa kita sudah mempunyai harta yang sangat tinggi nilainya, yang dapat membawa kita kepada kebahagiaan kekal. Oleh karena itu, hari ini Petrus mengingatkan agar kita tetap meletakkan pengharapan kita atas kasih Karunia Yesus Kristus (ay. 13). Petrus memperingatkan kita untuk tidak dikendalikan hawa nafsu (ay. 14), melainkan tetap hidup kudus (ay. 15). Jadi, sekalipun kita sudah memiliki harta mulia itu (sebagaimana para rasul sudah meninggalkan segala-galanya dan mengikuti Yesus), kita tetap berharap akan kasih karunia Yesus Kristus, tidak dikendalikan oleh hawa nafsu dan tetap hidup kudus.

Tentu kita pernah mendengar cerita 4 orang buta yang meraba seekor gajah pada bagian terpisah, lalu menjelaskan gajah itu menurut mereka. Masing-masing menjelaskan soal gajah sesuai dengan gambarannya. Tentulah gambaran mereka tidak utuh. Seringkali kita bersikap seperti itu; berpikir pada satu sisi saja, tanpa mempertimbangkan sisi yang lain. Dalam hal kebahagiaan kekal juga sama. Seakan setelah meninggalkan kekayaan, maka sudah ada jaminan masuk surga. Hari ini sabda Tuhan menyadarkan kita akan adanya tuntutan lain. Tuhan menghendaki supaya kita tetap senantiasa berbuat kebajikan dalam hidup tanpa memikirkan kebahagiaan kekal.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar