Renungan Hari Selasa Biasa
VIII, Thn A/II
Bac I : 1Ptr 1: 10 – 16; Injil : Mrk 10: 28 – 31
Kemarin Yesus berbicara soal sikap terhadap kekayaan dan
kebahagiaan kekal. Kekayaan dapat menjadi penghalang untuk menikmati
kebahagiaan kekal. Hari ini, dalam Injil diceritakan bahwa para rasul
mempertanyakan nasib mereka. Seolah-olah mereka ingin mendapat penegasan bahwa
mereka akan memperoleh kebahagiaan kekal itu, karena mereka sudah meninggalkan
segala sesuatu dan mengikuti Yesus (ay. 28). Yesus tidak segera menjawab
persoalan mereka, namun memberikan peringatan bahwa “banyak orang yang
terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang
terdahulu.” (ay. 31).
Pengajaran Yesus dalam Injil hari ini dijabarkan dengan
sangat bagus oleh Rasul Petrus dalam suratnya yang pertama. Kemarin Petrus
mengingatkan bahwa kita sudah mempunyai harta yang sangat tinggi nilainya, yang
dapat membawa kita kepada kebahagiaan kekal. Oleh karena itu, hari ini Petrus
mengingatkan agar kita tetap meletakkan pengharapan kita atas kasih Karunia
Yesus Kristus (ay. 13). Petrus memperingatkan kita untuk tidak dikendalikan
hawa nafsu (ay. 14), melainkan tetap hidup kudus (ay. 15). Jadi, sekalipun kita
sudah memiliki harta mulia itu (sebagaimana para rasul sudah meninggalkan
segala-galanya dan mengikuti Yesus), kita tetap berharap akan kasih karunia
Yesus Kristus, tidak dikendalikan oleh hawa nafsu dan tetap hidup kudus.
Tentu kita pernah mendengar cerita 4 orang buta yang meraba
seekor gajah pada bagian terpisah, lalu menjelaskan gajah itu menurut mereka. Masing-masing
menjelaskan soal gajah sesuai dengan gambarannya. Tentulah gambaran mereka
tidak utuh. Seringkali kita bersikap seperti itu; berpikir pada satu sisi saja,
tanpa mempertimbangkan sisi yang lain. Dalam hal kebahagiaan kekal juga sama. Seakan
setelah meninggalkan kekayaan, maka sudah ada jaminan masuk surga. Hari ini
sabda Tuhan menyadarkan kita akan adanya tuntutan lain. Tuhan menghendaki
supaya kita tetap senantiasa berbuat kebajikan dalam hidup tanpa memikirkan
kebahagiaan kekal.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar