Renungan Hari Minggu Biasa XXXI, Thn C/I
Bac
I Keb 11: 22 – 12: 2; Bac 1Tes
1: 11 – 2: 2;
Injil Luk 19: 1 – 10
Sabda Tuhan hari ini mau berbicara
soal Allah yang maharahim. Kerahiman Allah terlihat dari pengampunan-Nya. Dalam bacaan pertama, penulis kitab
Kebijaksanaan, mengungkapkan bahwa Allah sungguh mengasihi umat-Nya sekalipun
umat berdosa. Akan tetapi perlu diingat bahwa Allah tidak memperhatikan dosa
manusia dengan tujuan supaya manusia bertobat. (ay. 23).
Dalam bacaan kedua, dalam suratnya
yang kedua kepada jemaat di Tesalonika, Paulus mengingatkan bahwa dirinya
senantiasa mendoakan mereka sehingga “Allah kita menganggap kamu layak bagi
panggilan-Nya.” (ay. 11). Ini merupakan ungkapan kasih Allah yang ditunjukkan
Paulus. Sama seperti nasehat Kitab Kebijaksanaan, kasih Allah ini dapat menjadi
kekuatan yang menyempurnakan kehendak untuk berbuat baik.
Apa yang diwartakan dalam bacaan
pertama dan kedua, kembali ditegaskan dalam Injil. Allah mengasihi umat-Nya
sekalipun dia berdosa. Allah tidak memperhatikan dosa manusia. Itulah yang
dialami Zakheus. Dia adalah pendosa, tapi Tuhan Yesus tidak memperhatikan
dosanya. Malahan Yesus meminta dia mengundang-Nya makan bersama. Dan itu terjadi.
Namun sebagaimana yang dikehendaki Allah, kasih Allah menuntut pertobatan,
demikian pula terjadi pada diri Zakheus.
Tak ada manusia yang sempurna, luput
dari dosa. Hanya Yesus dan Bunda Maria saja yang terbebas dari dosa. Lainnya akan
berdosa. Namun kita disadarkan lewat sabda Tuhan hari ini bahwa Tuhan itu
maharahim. Kerahiman-Nya mengampuni dosa kita. Kerahiman Allah membuat Dia
tidak memperhatian terus menerus dosa kita. Akan tetapi, pada kita dituntut
sebuah pertobatan, supaya kita jangan berdosa lagi dan melakukan kebaikan,
sebagaimana yang dicontohkan oleh Zakheus.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar