Renungan Hari Sabtu Biasa XXV, Thn C/I
Bac I : Za 2: 1 – 5, 10 – 11a; Injil : Luk 9: 43b – 45
Bacaan Injil hari ini diawali dengan
informasi keheranan umat atas mujizat yang dilakukan Yesus, yaitu mengusir roh
jahat dari seorang anak muda. Ketakjuban itu semakin bertambah karena para
rasul, yang sebelumnya sudah menerima kuasa dari Yesus, tidak dapat
menyembuhkan anak itu. Karena itulah, setelah anak itu sembuh, “takjublah semua
orang itu karena kebesaran Allah.” (ay. 43a).
Umat melihat Allah hanya dari sisi
kebesaran saja. Karena itu, Yesus mengungkapkan sisi lain dari Allah, yaitu
penderitaan. Kepada para rasul-Nya, Yesus berkata bahwa “Anak Manusia akan
diserahkan ke dalam tangan manusia.” (ay. 44). Para rasul tidak mengerti akan
hal ini. Mereka tidak bias menerima kalau Allah yang hebat itu harus diserahkan
ke dalam tangan manusia, yang artinya hidup menderita.
Gambaran Allah yang menderita ini
bukan saja tidak bisa diterima oleh para rasul. Sampai saat ini pun masih ada
orang yang tidak percaya kalau yang disalib itu itu adalah Yesus. Mereka ini
menggunakan cara piker manusia, yaitu kalau Tuhan itu maha kuasa, maka Ia dapat
lolos dengan mudah dari penderitaan. Hanya manusia saja yang menderita. Sabda Tuhan
hari ini menghendaki agar kita tidak takut akan penderitaan. Lewat sabda-Nya
Tuhan mau mengatakan pada kita bahwa di saat kita mengalami penderitaan, kita
tidaklah sendirian. Dia juga pernah menderita. Dan lebih dari itu Tuhan hadir
di tengah-tengah kita (Za 2: 10 – 11).
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar