Santo gerardus hungaria, uskup & martir
Gerardus dari Hungaria disebut juga dengan nama Gerardus
Sagredo. Ayahnya, seorang bangsawan dari keluarga Sagredo yang meninggal dunia
di Tanah Suci Yerusalem tatkala ia berziarah ke sana. Sepeninggal ayahnya, Gerardus
masuk biara dan kemudian menjadi abbas biara Santo Gregoria di Venesia. Segara tampak
bahwa Gerardus adalah seorang pemimpin yang saleh dan arif di tengah
rekan-rekannya sebiara. Ia dengan tekun dan rendah hati menerapkan
ajaran-ajaran Kitab Suci dalam hidupnya sehingga menampilkan suatu kedewasaan
iman yang mengagumkan.
Terdorong oleh niatnya mengikuti jejak ayahnya dan tekadnya
meneladani cara hidup Yesus, Gerardus meletakkan jabatannya sebagai abbas dan
berangkat ke Yerusalem. Tetapi kemalangan menimpa dia di tengah perjalanan
karena kapal yang ditumpanginya terdampar ke pantai Istria, Yugoslavia. Di situ
ia bertemu dengan seorang Abbas Hungaria. Abbas itu menasehati dia untuk pergi
ke Hungaria dan berkarya di sana. Gerardus menuruti nasehat itu dan bersedia
pergi ke Hungaria. Di sana ia disambut baik oleh keluarga Raja Stefanus, bahkan
diminta menjadi guru pribadi untuk putera mahkota Emerik. Sebenarnya ia tidak
suka tinggal di istana. Ia lebih suka tinggal di sebuah pertapaan di hutan,
jauh dari kota.
Karena kesalehan hidupnya dan pengaruhnya yang besar, Gerardus
diangkat menjadi Uskup Maroschburg, Hungaria Selatan. Penduduk wilayah itu
sebagian besar belum beriman kristen; sedangkan mereka yang telah dibaptis pun
belum cukup hidup menurut cita-cita Injil. Menyaksikan keadaan itu Gerardus
belum berani langsung terjun berkarya di antara mereka. Ia mengasingkan diri ke
daerah pegunungan untuk berdoa dan bertapa sebagai persiapan batin bagi
karyanya. Setelah itu Gerardus dengan jiwa berani mulai melaksanakan tugasnya
sebagai gembala umat.
Siang dan malam ia menelusuri lorong-lorong kota itu untuk
mengunjungi umatnya dan tanpa mengenal lelah menuruni dan mendaki lembah dan bukit mengunjungi
dusun-dusun untuk berkotbah. Penduduk yang sudah menjadi kristen kembali sadar
akan imannya dan mereka yang masih kafir dipermandikannya. Banyak sekali yang
dikerjakan Gerardus untuk memperkuat karya pewartaannya. Ia memberi makan
kepada kaum fakir miskin dan gelandangan. Ia menghibur orang-orang sakit di
kota. Ia mendirikan gereja, biara-biara dan sebuah sekolah di samping rumahnya
untuk mendidik anak-anak muda kota itu. Untuk meningkatkan karya pewartaannya
ia mendatangkan banyak misionaris dari Jerman dan mendidik orang-orang muda
untuk menjadi imam.
Semua tindakan dan karyanya membuat semua warga kota Hungaria
segan dan sangat menyayangi dia. Namun keadaan itu berubah seketika tatkala
Raja Stefanus yang kudus itu meninggal dunia dan digantikan oleh seorang tak
beriman yang menaruh kebencian terhadap umat kristen. Putera mahkota Emerik
yang seharusnya menggantikan dia sudah lebih dahulu meninggal dunia dan
kekuasaan jatuh ke tangan seorang tak beriman. Raja baru itu melancarkan
pengejaran dan penganiayaan besar terhadap orang-orang kristen. Menyaksikan keadaan
itu Uskup Gerardus bermaksud menyadarkan raja baru itu dan menunjukkan jalan
yang benar kepadanya. Bersama beberapa pembantunya, Gerardus berangkat menuju
istana raja itu. Namun nasib sial menimpa mereka di tengah jalan. Mereka disergap
oleh orang-orang kafir di tepi sungai Donau, dilempari batu bertubi-tubi hingga
mati. Seorang dari antara mereka menikami lambung Gerardus dengan tombak, sama
seperti yang dialami oleh Yesus di Golgota sewaktu disalibkan. Demikianlah Uskup
Gerardus bersama pembantu-pembantunya mati sebagai saksi Kristus di tepi sungai
Donau pada tanggal 24 September 1048
sumber: Orang
Kudus Sepanjang Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar