Renungan Hari Minggu Prapaskah IV, Thn C/I
Bac I : Yos 5: 9a, 10 – 12; Bac II : 2Kor 5: 17 – 21
Injil : Luk 15: 1 – 3, 11 – 32
Masa prapaskah merupakan masa tobat. Karena itu, sabda Tuhan hari ini berbicara tentang pertobatan. Bertobat berarti meninggalkan dosa dan kesalahan. Ini berarti juga berdamai dengan Allah dan sesama. Dalam pertobatan ada pengampunan. Pertobatan itu datang dari manusia, sedangkan pengampunan berasal dari Allah
Paulus, dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus, yang menjadi bacaan kedua hari ini, mengajak umat kristen untuk bertobat. Bagi Paulus, bertobat merupakan perdamaian dengan Allah dalam Kristus Yesus. Kristus merupakan perantara perdamaian antar manusia dan Allah (ay. 18-19). Dan dengan bertobat kita menjadi "ciptaan baru." (ay. 17).
Pertobatan dalam Injil hari ini terlihat dalam diri anak bungsu. Setelah meninggalkan bapanya dan hidup dalam dosa lainnya di tanah asing, si bungsu akhirnya kembali lagi ke rumah bapanya. Ia berdamai dengan bapanya. Dengan berdamai lagi dengan bapanya, si bungsu menjadi manusia baru. Kebaruan itu tampak pada pengenaan jubah yang terbaik, cincin dan sepatu. Istilah lain manusia baru diungkapkan dengan kalimat, "Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia
telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria." (ay. 24).
Melalui sabda Tuhan hari ini kita disadarkan bahwa Allah itu mahakasih dan maha pengampun, bukan pemarah atau penghukum. Allah tidak menghukum kita atas dosa dan pelanggaran kita, melainkan Allah tetap mengasihi dan berharap kita kembali kepada-Nya. Allah berharap kita selalu bertobat. Allah ibarat bapa dalam perumpamaan tentang anak yang hilang yang tidak marah atau menghukum si bungsu tetapi menyambutnya dengan gembira dan membuatkan pesta.
by: adrian
Melalui sabda Tuhan hari ini kita disadarkan bahwa Allah itu mahakasih dan maha pengampun, bukan pemarah atau penghukum. Allah tidak menghukum kita atas dosa dan pelanggaran kita, melainkan Allah tetap mengasihi dan berharap kita kembali kepada-Nya. Allah berharap kita selalu bertobat. Allah ibarat bapa dalam perumpamaan tentang anak yang hilang yang tidak marah atau menghukum si bungsu tetapi menyambutnya dengan gembira dan membuatkan pesta.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar