KBG
Sekolah Iman dan Rumah Rahmat
Saudara-saudari seiman yang terkasih!
Ilustrasi
Kita semua sudah dan sedang menyaksikan betapa dunia kita
sangat dirusakkan oleh keserakahan manusia yang tidak terkendali. Pohon-pohon
ditebang secara liar sehingga gunung serta bukit menjadi gundul dan gersang. Akibatnya,
terjadilah bencana banjir jika hujan turun dan merusakkan ratusan hektar sawah
dan ladang, rumah dan juga sarana prasarana perhubungan. Para petani dan
masyarakat terancam kelaparan karena gagal panen dan harga-harga bahan pokok
pun akan melambung karena persediaan yang kurang. Di sisi lain, banyak sumber
air menjadi kering, sehingga masyarakat kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Udara menjadi sangat panas dan tidak menyegarkan. Terjadi juga polusi udara
yang menyesakkan yang mengakibatkan munculnya berbagai penyakit pernapasan. Laut
juga dirusakkan oleh tambang lepas pantai. Terumbu karang menjadi rusak. Ikan-ikan
tidak dapat hidup karena habitatnya dirusakkan. Nelayan pun susah mendapatkan ikan
yang menjadi sumber kehidupan mereka. Penebangan bakau yang tidak terkendali
menyebabkan terjadinya abrasi di mana-mana. Pantai-pantai yang indah pun
menjadi rusak.
Melihat kondisi lingkungan kita yang sudah sangat
memprihatinkan dan mulai mengancam kehidupan semua makhluk hidup, maka
muncullah suatu kesadaran baru dengan bermacam-macam aksi untuk memulihkan
kembali keutuhan alam semesta. Muncul berbagai slogan yang terpampang di
mana-mana: Go Green – Go Blue yang
kemudian diikuti dengan penanaman pohon di mana-mana, penanaman kembali pohon
bakau di pantai untuk menahan ombak yang kuat yang tak jarang menggerus pantai
sampai rusak. Kendaraan bermotor ditertibkan supaya tidak mengeluarkan asap
yang kotor yang mencemarkan udara. Tetapi hasil yang optimal tidak tercapai.
Masalah Kesadaran Moral
dan Masalah Kekeringan Iman
Banyak biaya yang sudah dikeluarkan untuk menanggulangi
bencana lingkungan hidup ini, tetapi hasilnya tidak optimal dan memuaskan. Kita
bergiat hanya sesaat karena adanya dana. Begitu dana sudah habis, tidak ada
lagi kegiatan yang berarti untuk memulihkan kembali alam ciptaan Tuhan dalam
dunia ini yang menderita kerusakan parah sekali. Alam dibiarkan terlantar. Padahal
tanpa berdamai dengan alam, manusia itu sendiri yang akan menderita. Manusia atau
makhluk hidup sanat tergantung dari alam lingkungannya. Selama kita memperhatikan
dan memelihara lingkungan sekitar dengan penuh perhatian dan kasih sayang, maka
pada saatnya nanti alam lingkungan akan memelihara dan memperhatikan kita.
Masalahnya bukanlah pada soal adanya dana atau tidak. Tetapi yang
lebih mendasar yaitu masalah moral. Meski ada dana, tetapi kalau tidak ada
kesadaran moral untuk memelihara alam semesta ini, tidak ada gunanya sebab yang
terpenting adalah pemeliharaan lanjutan dan yang sudah dikerjakan. Kurangnya kesadaran
moral ini menyebabkan misalnya program penanaman pohon tidak berhasil karena
tidak ada lagi perhatian yang cukup sehingga pohon yang sudah ditanam itu layu
dan mati tanpa bekas. Sayang sekali bahwa kita bekerja hanya demi uang bukan
demi keutuhan alam semesta.
Bekerja demi keutuhan alam semesta berarti kita bekerja demi
cinta kita kepada generasi penerus kita, demi anak cucu kita. Kita bekerja
sekarang tetapi pandangan kita harus jauh ke depan. Tanpa melihat jauh ke
depan, kita bisa dikatakan membunuh segala makhluk hidup, juga anak cucu kita. Hidup
kita tidak bsa terpisah dari keutuhan alam ciptaan kita. Karena itu dikatakan
oleh para pemimpin agama bahwa merusakkan lingkungan adalah suatu dosa melawan
kemanusiaan. Bukan hanya dosa kecil tetapi malah dosa besar. Karena itu bukan
hanya melawan moral semata tetapi merupakan juga masalah kekeringan iman kepada
Tuhan. Saya yakin bahwa seorang beriman baik akan menghayati imannya kepada
Tuhan dengan setia serta akan menjalankan dan menghayati hukum cinta kasih
kepada Tuhan dengan setia serta akan menjalankan dan menghayati hukum cinta
kasih kepada Tuhan dan sesama. Dan ini berarti bahwa kehidupan moralnya juga
akan baik. Seorang yang beriman baik tidak akan membabat hutan dan merusakkan
lingkungannya. Yang merusakkan lingkungan dapatlah dianggap sebagai melanggar
hukum Tuhan, yaitu: jangan membunuh.
Tahun Iman
Sebagaimana alam lingkungan harus dipuluhkan kembali dengan
berbagai usaha seperti penghijauan (penanaman pohon), pembiruan langit dan laut
dsbnya. Usaha-usaha positp perlu dilakuka terus menerus supaya ekosistem dapat
kembali normal. Banyak terjadi anomali-anomali dalam alam ini, karena ekosistem
sudah dirusakkan oleh manusia. manusia tidak bisa dan tidak boleh membiarkan
semua ini. dengan usaha-usaha nyata yang positip, maka kita mendapatkan udara
yang bersih, mata air bersih yang berlimpah, ikan-ikan bisa hidup senang di
laut dsbnya. Dengan ini kelangsungan hidup semua makhluk hidup dapat terjamin.
Karena masalah lingkungan ini berhubungan erat dengan
iman, maka kita perlu memaknai Tahun Iman yang dicanangkan oleh Paus Benediktus
XVI dari 11 Oktober 2012 sampai dengan 23 November 2013, dengan memperbaharui
iman kita. Maksud saya adalah kalau kekeringan lingkungan hidup manusia itu
akibat kekeringan iman, maka hati orang beriman harus dihijaukan dengan terang
Sabda Allah, sehingga dapat menjadi sumber air yang menyegarkan semua orang dan
alam lingkungan. Yesus berkata, "Barangsiapa minum air ini, ia
akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia
tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan
kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar
sampai kepada hidup yang kekal." (Yoh. 4: 13 – 14).
Dengan ini saya
mau mengajak semua umat untuk menanamkan selama Tahun Iman ini pohon-pohon
kebajikan di dalam hati masing-masing agar pada gilirannya akan menghasilkan
mata air yang mengeluarkan sumber air cinta kasih yang menyegarkan seluruh alam
lingkungan.
KBG: Sekolah Iman dan Rumah Rahmat
Kalau hati
semua umat yang de facto adalah
anggota KBG sudah menjadi hijau oleh berbagai pohon kebajikan, maka dalam
persekutuan KBG semua anggota akan membentuk satu persekutuan yang hijau dan
damai. Persekutuan yang hijau dan damai akan saling mendukung dan mengajar satu
sama lain dalam hal penghayatan iman. KBG adalah Rumah Hijau Penghayatan Iman
yang sejati.
KBG yang hijau
dan hidup oleh iman akan Kristus akan menjadi sumber air cinta yang hidup bagi
sesama di sekitar kita. Bukan hanya sesama kita yang akan menjadi segar oleh
hijaunya iman kita, tetapi alam sekitar juga akan menjadi hijau dan segar. Hidup
iman dan cinta kasih harus selalu HIJAU.
Dengan itu KBG
lalu menjadi Rumah yang mengalirkan rahmat bagi sesama dan seluruh alam
lingkungan di mana manusia berada.
Selamat memasuki
masa prapaskah dan menjalani Tahun Iman. Tuhan memberkati.
Pangkalpinang,
3 Februari 2013
Mgr.
Hilarius Moa Nurak, SVD
Uskup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar