Rabu, 13 Februari 2013

Surat Gembala Prapaskah 2013

KBG Sekolah Iman dan Rumah Rahmat


Saudara-saudari seiman yang terkasih!

Ilustrasi
Kita semua sudah dan sedang menyaksikan betapa dunia kita sangat dirusakkan oleh keserakahan manusia yang tidak terkendali. Pohon-pohon ditebang secara liar sehingga gunung serta bukit menjadi gundul dan gersang. Akibatnya, terjadilah bencana banjir jika hujan turun dan merusakkan ratusan hektar sawah dan ladang, rumah dan juga sarana prasarana perhubungan. Para petani dan masyarakat terancam kelaparan karena gagal panen dan harga-harga bahan pokok pun akan melambung karena persediaan yang kurang. Di sisi lain, banyak sumber air menjadi kering, sehingga masyarakat kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Udara menjadi sangat panas dan tidak menyegarkan. Terjadi juga polusi udara yang menyesakkan yang mengakibatkan munculnya berbagai penyakit pernapasan. Laut juga dirusakkan oleh tambang lepas pantai. Terumbu karang menjadi rusak. Ikan-ikan tidak dapat hidup karena habitatnya dirusakkan. Nelayan pun susah mendapatkan ikan yang menjadi sumber kehidupan mereka. Penebangan bakau yang tidak terkendali menyebabkan terjadinya abrasi di mana-mana. Pantai-pantai yang indah pun menjadi rusak.

Melihat kondisi lingkungan kita yang sudah sangat memprihatinkan dan mulai mengancam kehidupan semua makhluk hidup, maka muncullah suatu kesadaran baru dengan bermacam-macam aksi untuk memulihkan kembali keutuhan alam semesta. Muncul berbagai slogan yang terpampang di mana-mana: Go Green – Go Blue yang kemudian diikuti dengan penanaman pohon di mana-mana, penanaman kembali pohon bakau di pantai untuk menahan ombak yang kuat yang tak jarang menggerus pantai sampai rusak. Kendaraan bermotor ditertibkan supaya tidak mengeluarkan asap yang kotor yang mencemarkan udara. Tetapi hasil yang optimal tidak tercapai.

Masalah Kesadaran Moral dan Masalah Kekeringan Iman
Banyak biaya yang sudah dikeluarkan untuk menanggulangi bencana lingkungan hidup ini, tetapi hasilnya tidak optimal dan memuaskan. Kita bergiat hanya sesaat karena adanya dana. Begitu dana sudah habis, tidak ada lagi kegiatan yang berarti untuk memulihkan kembali alam ciptaan Tuhan dalam dunia ini yang menderita kerusakan parah sekali. Alam dibiarkan terlantar. Padahal tanpa berdamai dengan alam, manusia itu sendiri yang akan menderita. Manusia atau makhluk hidup sanat tergantung dari alam lingkungannya. Selama kita memperhatikan dan memelihara lingkungan sekitar dengan penuh perhatian dan kasih sayang, maka pada saatnya nanti alam lingkungan akan memelihara dan memperhatikan kita.

Masalahnya bukanlah pada soal adanya dana atau tidak. Tetapi yang lebih mendasar yaitu masalah moral. Meski ada dana, tetapi kalau tidak ada kesadaran moral untuk memelihara alam semesta ini, tidak ada gunanya sebab yang terpenting adalah pemeliharaan lanjutan dan yang sudah dikerjakan. Kurangnya kesadaran moral ini menyebabkan misalnya program penanaman pohon tidak berhasil karena tidak ada lagi perhatian yang cukup sehingga pohon yang sudah ditanam itu layu dan mati tanpa bekas. Sayang sekali bahwa kita bekerja hanya demi uang bukan demi keutuhan alam semesta.

Bekerja demi keutuhan alam semesta berarti kita bekerja demi cinta kita kepada generasi penerus kita, demi anak cucu kita. Kita bekerja sekarang tetapi pandangan kita harus jauh ke depan. Tanpa melihat jauh ke depan, kita bisa dikatakan membunuh segala makhluk hidup, juga anak cucu kita. Hidup kita tidak bsa terpisah dari keutuhan alam ciptaan kita. Karena itu dikatakan oleh para pemimpin agama bahwa merusakkan lingkungan adalah suatu dosa melawan kemanusiaan. Bukan hanya dosa kecil tetapi malah dosa besar. Karena itu bukan hanya melawan moral semata tetapi merupakan juga masalah kekeringan iman kepada Tuhan. Saya yakin bahwa seorang beriman baik akan menghayati imannya kepada Tuhan dengan setia serta akan menjalankan dan menghayati hukum cinta kasih kepada Tuhan dengan setia serta akan menjalankan dan menghayati hukum cinta kasih kepada Tuhan dan sesama. Dan ini berarti bahwa kehidupan moralnya juga akan baik. Seorang yang beriman baik tidak akan membabat hutan dan merusakkan lingkungannya. Yang merusakkan lingkungan dapatlah dianggap sebagai melanggar hukum Tuhan, yaitu: jangan membunuh.

Tahun Iman
Sebagaimana alam lingkungan harus dipuluhkan kembali dengan berbagai usaha seperti penghijauan (penanaman pohon), pembiruan langit dan laut dsbnya. Usaha-usaha positp perlu dilakuka terus menerus supaya ekosistem dapat kembali normal. Banyak terjadi anomali-anomali dalam alam ini, karena ekosistem sudah dirusakkan oleh manusia. manusia tidak bisa dan tidak boleh membiarkan semua ini. dengan usaha-usaha nyata yang positip, maka kita mendapatkan udara yang bersih, mata air bersih yang berlimpah, ikan-ikan bisa hidup senang di laut dsbnya. Dengan ini kelangsungan hidup semua makhluk hidup dapat terjamin.

Karena masalah lingkungan ini berhubungan erat dengan iman, maka kita perlu memaknai Tahun Iman yang dicanangkan oleh Paus Benediktus XVI dari 11 Oktober 2012 sampai dengan 23 November 2013, dengan memperbaharui iman kita. Maksud saya adalah kalau kekeringan lingkungan hidup manusia itu akibat kekeringan iman, maka hati orang beriman harus dihijaukan dengan terang Sabda Allah, sehingga dapat menjadi sumber air yang menyegarkan semua orang dan alam lingkungan. Yesus berkata, "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." (Yoh. 4: 13 – 14).

Dengan ini saya mau mengajak semua umat untuk menanamkan selama Tahun Iman ini pohon-pohon kebajikan di dalam hati masing-masing agar pada gilirannya akan menghasilkan mata air yang mengeluarkan sumber air cinta kasih yang menyegarkan seluruh alam lingkungan.

KBG: Sekolah Iman dan Rumah Rahmat
Kalau hati semua umat yang de facto adalah anggota KBG sudah menjadi hijau oleh berbagai pohon kebajikan, maka dalam persekutuan KBG semua anggota akan membentuk satu persekutuan yang hijau dan damai. Persekutuan yang hijau dan damai akan saling mendukung dan mengajar satu sama lain dalam hal penghayatan iman. KBG adalah Rumah Hijau Penghayatan Iman yang sejati.

KBG yang hijau dan hidup oleh iman akan Kristus akan menjadi sumber air cinta yang hidup bagi sesama di sekitar kita. Bukan hanya sesama kita yang akan menjadi segar oleh hijaunya iman kita, tetapi alam sekitar juga akan menjadi hijau dan segar. Hidup iman dan cinta kasih harus selalu HIJAU.

Dengan itu KBG lalu menjadi Rumah yang mengalirkan rahmat bagi sesama dan seluruh alam lingkungan di mana manusia berada.

Selamat memasuki masa prapaskah dan menjalani Tahun Iman. Tuhan memberkati.


Pangkalpinang, 3 Februari 2013


Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD 
Uskup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar