Renungan Hari Kamis Adven III, Thn C/I
Bac I : Yes 7: 10 – 14; Injil : Luk 1: 26 – 38
Dua hari lalu Injil Matius berkisah tentang kegalauan Yosep. Hari ini, melalui Injil Lukas dikisahkan kegalauan Maria. Sama seperti Yosep, Maria juga menghadapi dua kegalauan. Pertama, sapaan malaikat Tuhan menimbulkan tanda tanya dalam diri Maria, " apakah arti salam itu." (ay. 29). Apakah salam itu berarti kematian dirinya atau? Namun malaikat Tuhan langsung memberi peneguhan. "Jangan takut, hai Maria." (ay. 30).
Akan tetapi, kalimat dalam peneguhan itu menimbulkan kegalauan lain dalam hati Maria. Itulah kegalauannya yang kedua, yaitu bahwa dia akan hamil. Maria bingung, bagaimana bisa dirinya hamil tanpa melakukan hubungan badan? Maria ragu.
Malaikat Tuhan kembali memberi keyakinan kepada Maria. Keyakinan itu bukan terletak pada siapa yang akan dikandungnya (ay. 31 - 33). Bukan juga terletak pada bagaimana hal itu berkerja, yaitu melalui Roh Kudus (ay. 35). Keyakinan itu terletak pada pernyataan malaikat itu bahwa "bagi Allah tidak ada yang mustahil." (ay. 37).
Dari pernyataan itulah akhirnya Maria memiliki keyakinan yang diungkapkan dalam sikap imannya, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (ay. 38).
Melalui sabda-Nya hari ini Tuhan menghendaki agar kita menyadari keterbatasan kita. Keterbatasan itu tidak bisa membatasi Allah. Apa yang mustahil bagi manusia, bisa menjadi nyata bagi Allah. Oleh karena itulah, dibutuhkan sikap iman seperti Maria, "Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu."
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar