Renungan Hari Sabtu Pekan Biasa XXXI B/II
Bac I Flp 4: 10 – 19; Injil Luk 16: 9 – 15
Di dalam Injil hari ini Yesus berbicara soal kesetiaan, pengabdian, harta dan mamon yang adalah dewa uang. Sabda Yesus ini secara implisit diarahkan kepada orang-orang Farisi. Mereka dikenal sebagai "hamba-hamba uang." (ay. 14). Sabda Yesus merupakan sindiran dan kritikan terhadap mereka yang gila pada uang dan kekayaan; yang mengutamakan uang dan kekayaan daripada Allah.
Karena itu, bisa dikatakan bahwa secara tersembunyi Yesus mau menyampaikan kepada kaum Farisi dan juga para murid-Nya agar tidak melupakan Tuhan hanya demi uang dan kekayaan. Bukan berarti Yesus mengajak mereka bersikap anti pada uang dan kekayaan, yang adalah mamon. Yesus berkata, "Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi." (ay. 9). Ada sikap lepas bebas terhadap mamon itu. Artinya, para murid diminta untuk menggunakan mamon tidak hanya demi kepentingan diri sendiri melainkan juga kepentingan sesama.
Pengajaran Yesus inilah yang diterapkan oleh Paulus. Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus mengungkapkan pengalaman hidupnya berkaitan dengan uang dan kekayaan. Terhadap mamon itu, Paulus bersikap lepas bebas sehingga kesannya ia berkekurangan tapi sebenarnya berkelimpahan. Apa yang ada pada Paulus digunakan untuk umat demi kemuliaan Kristus.
Dewasa ini harta dan kekayaan menjadi segala-galanya dalam kehidupan manusia. Ada banyak kaum Farisi generasi baru saat ini. Hidup hanya untuk uang dan kekayaan; uang dan kekayaan hanya untuk hidup. Tuhan menjadi yang kesekian.
Oleh karena itu, Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita untuk bersikap terhadap uang dan kekayaan itu. Bukan lantas kita menjadi antipati. Tuhan menghendaki agar kita, hidup dan diri kita, terarah pada-Nya. Tujuan hidup kita adalah kebahagiaan di sorga. Di sorga uang dan kekayaan itu tidak dibutuhkan; tapi kita dapat menggunakan uang dan kekayaan itu untuk ke sorga. Ini mengandaikan hati dan pikiran kita terarah kepada Tuhan.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar