Renungan Hari Rabu Pekan Biasa XXXII B/II
Bac I Tit 3: 1 – 7; Injil Luk 17: 11 – 19
Dalam Injil hari ini dikisahkan bahwa Yesus menyembuhkan sepuluh orang yang menderita penyakit kusta. Proses penyembuhan ini terbilang unik, karena Yesus tidak langsung menyentuh fisik mereka, melainkan hanya menyuruh mereka pergi menghadap para imam.
Kesembuhan itu dikaitkan dengan permintaan mereka sendiri. "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" (ay. 13) merupakan ungkapan permohonan kesembuhan. Mereka sadar bahwa pada Yesus ada kesembuhan, sehingga dengan sadar pula mereka memohonnya. Jadi, dalam kisah ini ada harapan akan kesembuhan di satu sisi dan anugerah kesembuhan itu sendiri di sisi lain.
Sekalipun mereka sadar akan apa yang mereka harapkan, namun mereka tidak sadar akan rahmat yang mereka terima. Ketika Yesus menyuruh mereka pergi menghadap para imam, sebenarnya rahmat itu sudah bekerja. Dalam
tradisi orang Israel, para imam memiliki wewenang untuk menentukan
apakah seseorang itu sakit kusta atau tidak; termasuk juga menentukan
apakah seseorang itu sudah sembuh dari kustanya atau tidak. Karena itu,
ketika Yesus menyuruh sepuluh orang penderita kusta menghadap imam,
sebenarnya mereka sudah sembuh atau dalam proses sembuh.
Dari sepuluh orang kusta itu, hanya satu orang saja yang sadar. Orang itulah yang kembali kepada Yesus, bersujud kepada-Nya dan memuliakan Allah.
Sabda Tuhan hari ini mau berbicara soal kesadaran akan rahmat Allah. Kita diajak untuk senantiasa menyadari bahwa setiap saat kita selalu menikmati rahmat Allah. Kita tak perlu menunggu hal-hal atau kejadian luar biasa untuk menyadarkan diri kita. Kita dapat melihat dari hal-hal yang kecil dan sederhana. Dari sana kita diajak untuk senantiasa menghaturkan syukur dan memuliakan Allah.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar