Notulensi Pertemuan Tim Pendamping OMK,
08 November 2012
Tempat :
Aula Pastoran
Waktu : 17.21 – 18.44
Peserta : Ibu Sulastri, Bapak Pontius,
Bapak Inno, Ibu Monoarfa, Ibu Lie Hua, Bapak Petrus, Bapak Eko dan Rm Adrian.
Agenda :
1. Sharing
pengalaman pembekalan
2. Laporan
Sosialisasi OMK
3. Kegiatan
OMK di Tahun Iman
Uraian :
Pertemuan dibuka dengan
doa pembukaan oleh Bpk Petrus. Setelah doa, moderator mengucapkan terima kasih
atas kesediaan tim pendamping yang mau meluangkan waktunya untuk datang. Moderator
menyampaikan bahwa pertemuan diharapkan selesai sekitar 18.30 lewat sedikit,
mengingat ada anggota tim yang akan mengikuti perayaan ekaristi di KBG-nya. Moderator juga menyampaikan alasan tiga anggota
yang tak sempat hadir, yaitu Ibu Linda Pak Sagala dan Pak Wawan. Ibu Linda dan
Pak Wawan karena alasan kesehatan, sedangkan Pak Sagala karena tugas/pekerjaan.
Pak Niko dan Pak Bura tidak ada informasi.
Kemudian moderator
menyampaikan agenda pertemuan. Namun sebelum memasuki agenda pertemuan, moderator
mengungkapkan soal kegiatan misa OMK. Bahwa misa OMK itu bersifat tematis,
sehingga bisa menjadi dari, oleh dan untuk OMK. Di sini OMK
tidak sebagai obyek, melainkan subyek. Berbeda jika OMK hanya sekedar menjadi
penanggung jawab liturginya saja seperti kasus tgl 28 Okt lalu. Misa tematis
tidak boleh diadakan pada hari minggu. Dan untuk menyelenggarakan misa tematis
harus dipertimbangkan juga dengan tenaga pastoralnya.
Akhirnya moderator
mengajak peserta masuk dalam agenda pertemuan. Agenda sharing sebenarnya diberi
kesempatan kepada dua orang utama: Bpk Pontius dan Ibu Linda. Namun karena Ibu
Linda berhalangan, maka hanya Pak Pontius saja sebagai pe-sharing utama. Dengan
sharing ini diharapkan moderator sendiri dan juga beberapa anggota tim
pendamping OMK yang tidak ikut pembekalan mendapat masukan.
1.
Sharing
Pengalaman Pembekalan
Bagi Pak Pontius, kegiatan pembekalan
yang diikutinya menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menemani kaum muda di
jaman super canggih ini. Memang disadari ada perbedaan kaum muda sekarang
dengan kaum muda di jamannya dulu, yang belum mengenal teknologi dan
modernitas.
Pak Pontius melihat bahwa OMK sekarang
kurang aktif disebabkan oleh faktor modernitas. Lewat pembekalan ini Pak
Pontius merasa diharapkan untuk mendekati teman-teman yang masih mau ikut
kegiatan gereja. Dan beliau terpanggil untuk peduli pada OMK. Untuk itu, akan
dimulai di KBG St Robertus Kampung Harapan.
Pak Inno menambahkan: senang dengan
simulasi dari Rm Benny. Para peserta pembekalan langsung diposisikan sebagai fasilitator
dan mencoba menanggapi dan menangani OMK. Pak Inno sudah menerapkannya di Bati.
Dan dari sana muncullah beberapa kegiatan.
Ibu Sulastri: apa yang diberikan oleh Rm
Benny pada waktu pembekalan sangat bagus bila diterapkan langsung ke OMK
Rm. Adrian: Berdasarkan sharing Ibu
Sulastri, maka sangat diharapkan praktek langsung di kelompok OMK yang sudah
ada. Pak Inno dan Pak Bura dengan OMK Bati-nya. Pak Pontius dan Pak Sagala dengan
Naposo Saroha-nya. Sangat diharapkan Pak Petrus dan Ibu Lie Hua membentuk OMK
Mandarin sehingga bisa menerapkannya.
2.
Laporan Sosialisasi OMK
Sebenarnya
yang bertugas memberikan laporan sosialisasi OMK ini adalah Pak Inno dan Pak
Wawan. Karena Pak Wawan tidak hadir, maka laporan hanya diterima dari Pak Inno
saja.
Pak
Inno sudah mengumpulkan OMK Bati di halaman Groto. Diawali dengan doa lalu
menjelaskan situasi gereja seperti yang diberikan moderator. Langsung ada
reaksi dari anak-anak atas penjelasan itu. Mereka tidak mau situasi gereja di
Eropa terjadi juga di Paroki St Yosep Balai, khususnya di Bati.
Acara
waktu itu langsung diikuti dengan pembentukan pengurus OMK Stasi Bati, tanpa
ada pemilahan kelompok. Satu minggu kemudian anak-anak berkumpul membuat
program dan seksi. Pertemuan ini atas inisiatif pengurus OMK sendiri. Pak Inno
dan Pak Bura diundang. Dalam pertemuan itu disinggung juga soal dana, namun Pak
Inno tidak berani memberi kepastian, karena soal dana ini bisa menjadi
perpecahan.
Ada
satu kegiatan yang sudah dilakukan anak-anak, yaitu rekreasi. Dalam rekreasi
itu ada permainan yang bukan sekedar bermain, karena anak-anak diajak untuk
menemukan nilai dari permainan itu. Pak Inno melihat ada antusiasme orang tua
dalam mendukung kegiatan OMK. Namun dalam hati kecil Pak Inno ada ketakutan
fenomena ini hanya panas-panas tai ayam.
Rm.
Adrian: Tujuan sosialisasi OMK yang diberikan adalah membangkitkan kesadaran
kaum muda untuk terlibat dalam gereja dan terbentuknya kelompok kategorial.
Soal pembentukan pengurus, apakah sudah mengikuti ketentuan yang berlaku
sekarang ini tentang struktur paroki yang baru. Ternyata dari nama pengurus OMK
stasi Bati, ada satu nama yang sedikit bermasalah, yaitu Susi. Beliau ini
adalah ketua KBG Bati Laut, dan di OMK stasi Bati sebagai sekretaris. Jadi, ada
jabatan rangkap.
Akhirnya,
solusi yang ditempuh adalah dengan menggunakan nama orang lain, sementara
pelaksananya tetap Susi.
Soal
dana moderator mengusulkan agar OMK mempunyai kas sendiri. Salah satu
tujuannya, seperti mengutip pernyataan Arum, untuk memotong birokrasi. Karena
itu, disarankan agar uang OMK disimpan di CU bagian Bahari.
Pak
Pontius mengingatkan soal sisi baik dan buruk adanya iuran. Ini berdasarkan
pengalamannya.
Ibu
Sulastri tidak setuju dengan iuran, karena iuran akan lebih banyak berdampak
buruk. Alasannya, iuran itu bersifat wajib. Kewajiban ini sering membuat lemah
anak-anak untuk terlibat. Oleh karena itu, Ibu Sulastri mengusulkan agar setiap
ada pertemuan OMK, anak-anak mengadakan kolekte. Uang kolekte inilah digunakan
sebagai kas OMK. Di samping itu, untuk kegiatan-kegiatan sosial lainnya,
anak-anak bisa swadaya tanpa mengeluarkan biaya yang tak perlu. Misalnya, tak
perlu beli air minum karena bisa bawa air minum di botol dari rumah. Sedapat
mungkin tak perlu carter mobil jika kendaraan yang ada memungkinkan.
3.
Kegiatan OMK di Tahun Iman
Moderator
menyampaikan bahwa salah satu kegiatan yang didapat dari pertemuan 25-26
Oktober lalu di Batam adalah membuat cermin pastoral. Dan Rm Adrian sudah
membuat cermin pastoral pengembangan OMK (lihat
lampiran 1). Moderator sudah meminta kepada beberapa anggota tim pendamping
untuk melihatnya di Blog Paroki dan coba mengutak-atiknya untuk Tahun Iman.
Secara khusus moderator meminta kepada Ibu Sulastri untuk mengembangkan cermin
pastoral. Oleh karena itu, dalam agenda ini Ibu Sulastri menjelaskan soal
cermin pastoral pengembangan OMK di Tahun Iman (lihat lampiran 2).
Sebenarnya
pertemuan ingin langsung menemukan kegiatan apa yang dapat dilakukan oleh OMK.
Namun ada usul dari Pak Pontius bahwa mungkin ada baiknya melibatkan juga anak
muda untuk menentukan jenis kegiatannya. Di samping itu juga waktu sudah
menunjukkan jam 18.30.
Karena
itu diputuskan untuk pertemuan lagi pada tanggal 19 November pada jam yang
sama. Moderator langsung mengingatkan bahwa pertemuan itu akan membahas dua
agenda: membuat program dan membuat job
description ketua dan pengurus OMK lainnya.
Acara selesai jam
18.35. Moderator mengucapkan banyak terima kasih atas peran serta anggota tim
pendamping. Sebelum ditutup dengan doa, moderator mengingatkan peserta bahwa
tanggal 11 Nov nanti akan ada pertemuan dengan OMK pelajar di aula/gereja
paroki. Moderator meminta peran serta tim pendamping untuk mengajak,
mengerahkan dan menggerakkan para pelajar yang masuk kategori OMK pelajar untuk
mengikuti pertemuan itu. Pak Pontius mengusulkan agar untuk kegiatan ini bisa
juga melibatkan para ketua-ketua KBG agar mereka mengerahkan anak-anak di
KBG-nya. Bagi moderator, usul ini mungkin sudah terlambat untuk OMK Pelajar,
namun akan dipakai untuk OMK Karya yang akan bertemu pada 18 November. Pak
Pontius mengusulkan lagi untuk melibatkan sekolah. Untuk ini moderator akan
menghubungi Pak Thomas dan Pak Yordan.
Pertemuaan ditutup
dengan doa dan berkat oleh Rm. Adrian pada 18.40.
Lampiran 1
Cermin Pastoral Pengembangan OMK
Kata Kunci
|
Indikator
|
Pertanyaan Tuntunan
|
OMK berpusat pada Kristus
|
1.
Ketika OMK menjadikan Sabda Allah sebagai
pedoman hidup
|
Kegiatan
apa yang membantu OMK sehingga Sabda Allah menjadi pedoman hidup
|
2.
Ketika OMK aktif mengikuti ekaristi &
devosi-devosi
|
Bagaimana
agar OMK aktif mengikuti ekaristi dan devosi-devosi
|
|
3. Ketika OMK
menghayati sakramen-sakramen & sakramentali
|
Kegiatan
apa yang membantu OMK untuk menghayati sakramen-sakramen & sakramentali
|
|
OMK sebagai sebuah komunio
|
1.
Ketika OMK terlibat dalam KBG
|
Bagaimana
agar OMK terlibat dalam KBG
|
2.
Ketika OMK aktif terlibat dalam kelompok
|
Bagaimana
agar OMK aktif terlibat dalam kelompok
|
|
3. Ketika ada
solidaritas antar OMK
|
Bagaimana
agar OMK mau mewujudkan solidaritas antar OMK
|
|
OMK yang bermisi
|
1.
Ketika OMK mau memberi
|
Kegiatan
apa yang membantu OMK untuk mau memberi
|
2.
Ketika OMK terlibat dalam organisasi masyarakat
kepemudaan
|
Kegiatan
apa yang membantu OMK terlibat dalam ormas kepemudaan
|
|
3. Ketika ada
kasih dan pengampunan antar OMK
|
Bagaimana
agar kasih dan pengampunan tumbuh dalam OMK
|
Lampiran 2
Cermin Pastoral Pengembangan OMK di tahun iman
Kata Kunci
|
Indikator
|
Pertanyaan Tuntunan
|
Jenis Kegiatan
|
OMK
berpusat pada Kristus
|
1.1 Ketika Kaum Muda menjadikan Sabda
Tuhan pedoman hidup.
|
Bagaimana kegiatan Kaum Muda paroki
pada Tahun Iman ini mampu membantu para anggotanya agar Sabda Tuhan menjadi
pedoman hidup?
|
1.1.1
|
1.2 Ketika Kaum Muda menghayati doa dan devosi.
|
Bagaimana kegiatan Kaum Muda paroki
pada Tahun Iman ini mampu membantu para anggotanya untuk menghayati
sakramen-sakramen, doa-doa, devosi-devosi, sakramental?
|
1.2.1
|
|
1.3 Ketika Kaum Muda menghayati
sakramen dan sakramentali.
|
Bagaimana kegiatan Kaum Muda paroki
pada Tahun Iman ini mampu membantu para anggotanya untuk saling melayani?
|
1.3.1
|
|
OMK
sebagai sebuah komunio
|
2.1 Ketika ada kebersamaan dalam
komunitas Kaum Muda.
|
Bagaimana kegiatan Kaum Muda paroki
pada Tahun Iman ini mampu membantu para anggotanya untuk merasakan
kebersamaan dalam komunitas Kaum Muda?
|
2.1.1
|
2.2 Ketika anggota komunitas Kaum Muda
saling mengenal secara mendalam.
|
Bagaimana kegiatan Kaum Muda paroki
pada Tahun Iman ini mampu membantu para anggotanya untuk saling mengenal
secara mendalam?
|
2.2.1
|
|
2.3 Ketika ada solidaritas antar
anggota Kaum Muda (saling mengukuhkan).
|
Bagaimana kegiatan Kaum Muda paroki
pada Tahun Iman ini mampu membantu para anggotanya untuk merasakan
solidaritas dan saling mengukuhkan?
|
2.3.1
|
|
OMK yang
bermisi
|
3.1 Ketika ada rasa damai.
|
Bagaimana kegiatan Kaum Muda paroki
pada Tahun Iman ini mampu membantu para anggotanya untuk merasa damai?
|
3.1.1
|
3.2 Ketika ada persaudaraan.
|
Bagaimana kegiatan Kaum Muda paroki
pada Tahun Iman ini mampu membantu para anggotanya untuk merasakan
persaudaraan?
|
3.2.1
|
|
2.3 Ketika ada kasih dan pengampunan.
|
Bagaimana kegiatan Kaum Muda paroki
pada Tahun Iman ini mampu membantu para anggotanya untuk merasakan kasih dan
pengampunan?
|
3.3.1
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar