Senin Pekan Biasa XXXII B/II
Bac I Tit 1: 1 – 9; Injil Luk 17: 1 – 6
Ada satu hal yang menarik dari Injil hari ini. Di sini Yesus mau bersikap realistis terhadap dunia ini. Sikap realistis itu adalah bahwa dunia ini memang tidak sempurna. Pasti akan ada kejahatan dan penyesatan. Namun celakalah orang yang membuatnya tidak sempurna. Celakalah mereka yang hidup dalam kejahatan dan kesesatan, yang membuat dunia ini menjadi tidak sempurna. "Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut." (ay. 2).
Pernyataan Yesus itu mau menyiratkan bahwa Tuhan menghendaki agar dunia ini sempurna, sehingga yang tidak sempurna itu (penyesat, penjahat, dll) harus dibenamkan ke dalam laut. Artinya, tidak muncul di permukaan. Kehendak Tuhan ini sejalan dengan kehendak-Nya terhadap manusia. Karena panggilan hidup manusia adalah menuju kepada kesempurnaan. "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Mat 5: 48).
Kesempurnaan inilah yang dituntut Paulus kepada para pemuka atau penatua jemaat. Dalam suratnya kepada Titus, Paulus memberikan gambaran kriteria sosok penatua jemaat yang akan dilantik untuk menggembalakan jemaatnya. Tampak jelas tuntutan kesempurnaan dalam hidup para calon penatua itu. Tujuan Paulus adalah agar mereka ini dapat menjadi contoh teladan dan tidak menimbulkan batu sandungan bagi umat. Tujuan akhir dari semua ini adalah demi terciptanya "dunia yang sempurna", yaitu Kerajaan Allah.
Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita akan kehendak Allah pada diri kita. Secara tidak langsung sabda Tuhan mau mengingatkan kita kembali akan panggilan hidup kita untuk menuju kepada kesempurnaan. Masing-masing kita hendaknya menjaga kesempurnaan hidup dengan tidak menyesatkan orang lain, sekalipun yang kecil dan lemah.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar