Kamis, 01 November 2012

Tentang Orang Kudus


Menghormati  orang  kudus
Setiap tanggal 1 November Gereja Katolik merayakan pesta Semua Orang Kudus. Merayakan semua orang kudus awalnya dilakukan di Gereja Timur untuk menghormati para saksi iman bagi Kristus, jauh sebelum tradisi ini ada di Gereja Barat. Sedangkan Gereja Barat memulai pesta semua orang kudus ini saat Paus Bonifasius IV (608 - 615) merombak Pantheon menjadi gereja (609). Pantheon merupakan tempat ibadat kafir untuk dewa-dewi Romawi. Awalnya pesta ini biasanya dirayakan pada hari Minggu sesudah Pentekosta. Kemudian pesta ini menjadi populer untuk menghormati semua orang kudus, baik yang telah resmi diakui oleh Gereja maupun yang belum dan yang tidak diketahui.

Perayaan semua orang kudus ini merupakan wujud penghormatan kita kepada para kudus ini. Mereka adalah saksi iman. Mereka memiliki kedudukan yang mulia sehingga pantas dihormati. Dengan menghormati para kudus, kita diajak untuk meniru atau mengikuti teladan kekudusan mereka.

Ada banyak wujud atau bentuk penghormatan. Salah satu cara adalah melalui karya seni. Menghormati orang kudus dapat dinyatakan melalui pembuatan patung atau lukisan, sama seperti kita menghormati anggota keluarga kita yang sudah meninggal dengan tetap menyimpan atau menempatkan foto mereka di tempat-tempat tertentu di rumah.

Dengan adanya patung, apakah lantas berarti orang katolik menyembah berhala atau menyembah patung?

Kata "menyembah" tidak hanya berarti penyembahan kepada Allah, melainkan juga penghormatan yang diberikan kepada orang yang pantas mendapatkannya. Dalam Bahasa Inggris, kata itu adalah worship. Kata ini berasal dari kata Bahasa Inggris kuno weorthscipe yang berarti keadaan pantas dihormati, dihargai, dimuliakan. Dalam pengertian yang lebih tua dan lebih luas, kata worship berarti memberikan hormat kepada seseorang, baik seorang yang bijaksana, seorang hakim atau Allah. Namun ada bermacam-macam pemujaan, sebagaimana ada bermacam-macam penghormatan. Penghormatan tertinggi hanya diberikan kepada Allah (karena itu dalam Taurat dikatakan, "Jangan ada padamu allah lain."), sedangkan penghormatan terhadap orang yang masih hidup atau para kudus di surga berbeda dalam tingkatannya. Dalam hal ini, penyembahan berhala berarti memberikan penghormatan kepada orang-orang yang masih hidup atau kepada para kudus yang seharusnya diberikan kepada Allah. Dengan kata lain, obyek yang disembah itulah Allah.

Sementara patung atau lukisan dipakai untuk mengingat kembali pribadi yang digambarkan itu. Sebagaimana lebih mudah bagi kita mengingat ibu dengan melihat fotonya, demikian pula lebih mudah untuk mengingat kembali kehidupan para kudus dengan memperhatikan sesuatu yang mewakili dirinya. Jadi, bukan patung per se yang disembah/dihormati, melainkan sosok yang diwakili patung itu.

by: adrian
sumber:
1. Karl Keating. KATOLIK DAN FUNDAMENTALISME: Menjawab 13 Serangan Pokok terhadap Gereja Katolik (judul asli: Catholicism and Fundamentalism). Jakarta: Fidei Press, 2009
2. Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders, CICM. Orang Kudus Sepanjang Tahun. Jakarta: Obor, 1993

Tidak ada komentar:

Posting Komentar