Kamis, 19 Juli 2012

Renungan Hari Kamis Biasa XV - Thn II


Renungan Hari Kamis Pekan Biasa XV B/II
Bac I    Yes 26: 7 – 9, 12, 16 – 19 ; Injil   Mat 11: 28 – 30

Jika kita baca baik-baik sabda Tuhan hari ini dan merenungkannya, kita mendapat satu pesan ini: pada Tuhan ada sukacita dan kegembiraan. Sekalipun hidup penuh dengan derita dan pengalaman hidup yang pahit, namun pada Tuhan ada sukacita dan kegembiraan.

Dalam bacaan pertama, Yesaya mengungkapkan pengalaman hidup umat Allah yang penuh dengan penderitaan dan cobaan. Namun umat mampu merenungkan hidupnya sambil berdoa. Umat sadar bahwa Tuhan “akan menyediakan damai sejahtera bagi kami.” (ay. 12). Ada sikap berserah diri kepada Tuhan. Sikap berserah inilah yang mendatangkan belas kasih Allah sehingga melahirkan sukacita dan kegembiraan. Sukacita dan kegembiraan yang dirasakan umat digambarkan Yesaya dengan gambaran orang mati hidup lagi, “yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai!” (ay. 19).

Yesus dalam bacaan Injil mengundang semua umat dengan segala kepahitan dan kegetiran hidupnya untuk datang kepada-Nya. Ada yang sedikit aneh dalam ajakan Yesus. Sudah tahu bahwa yang datang itu berbeban berat dan letih lesu, koq masih dipasangi lagi kuk. Dipasangi kuk berarti diberi beban lagi. Jadi semakin berat.

Tapi tidak dengan beban Yesus. Karena “beban-Ku pun ringan.” (ay. 30). Pada Tuhan ada sukacita dan kelegaan. Itulah Yesus. Karena datang pada Yesus harus dengan sikap berserah. Sikap berserah terlihat dari mau menerima kuk dipasangi pada pundak, sekalipun sudah letih dan berbeban berat.

Sabda Tuhan pada kita hari ini mau mengajak kita untuk mau datang kepada Tuhan membawa segala suka duka dan permasalahan hidup kita. Kita diminta untuk berani berbagi dan menyerahkan kegetiran hidup ini. Pada Tuhan ada sukacita dan kegembiraan.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar