SANTO ARSENIUS AGUNG, PETAPA
Arsenius dikenal
sebagai seorang pejabat tinggi di istana Kaisar Teodosius di Konstantinopel.
Selain mengerjakan tugas-tugas wajib kenegaraan, ia pun menjadi guru dan
pendidik bagi putera-puteri Kaisar Teodosius. Dalam kedudukannya ini, Arsenius
terkenal kaya raya. Harta miliknya yang berlimpah itu cukup untuk memuaskan
semua keinginan dan hawa nafsu duniawinya. Tampak jelas bahwa Arsenius
berfoya-foya dengan kekayaannya itu, namun sesungguhnya ia sama sekali tidak
merasa puas dan tenang tenteram. Lama kelamaan, ia mulai merasa bahwa kepuasan
dan ketenangan batin tidak bisa diperoleh dengan hidup berfoya-foya.
Ia mulai mengubah cara
hidupnya dengan lebih banyak meluangkan waktu untuk merenungkan makna
kehidupannya di dunia ini. Lambat laun berkat rahmat Allah yang dicurahkan
kepadanya, ia mulai mengerti dan menyadari kehampaan dan kesia-siaan kekayaan
dan hormat duniawi. Dalam renungan-renungannya untuk lebih memahami makna
hidupnya, ia terus memohon terang Roh Kudus agar dapat mengerti kehendak dan
rencana Tuhan atas dirinya. Dengan cara inilah ia mulai memperoleh ketenangan
batin yang didambakannya.
Pada suatu hari ketika
ia sedang berdoa, Tuhan berbicara kepadanya, “Arsenius, tinggalkanlah pergaulan dengan manusia demi keselamatan
dirimu!” Suara Tuhan ini ditaatinya dengan segera meninggalkan semua
sahabat kenalannya dan berlayar ke Aleksandria. Di Aleksandria, ia menjadi
seorang petapa di sebuah pertapaan di padang gurun Mesir. Dalam waktu singkat,
Arsenius telah mencapai suatu kemajuan besar dalam hidup rohaninya. Ia menjadi
seorang manusia baru yang saleh, rendah hati dan sabar.
Di pertapaan itu, ia
sekali lagi mendengar suara panggilan Tuhan, “Arsenius, carilah sebuah tempat yang lebih sunyi, karena keheninganlah
dasar keselamatan.” Arsenius menaati suara Tuhan itu. Ia pergi dari
pertapaannya yang pertama dan mendirikan sebuah gubuk pertapaan yang jauh dari
sahabat-sahabatnya. Sewaktu mau meninggalkan rekan-rekannya, ia berkata, “Tuhan tahu betapa besar cinta kasihku
kepada kamu sekalian. Akan tetapi tidaklah mungkin bagi aku untuk serentak
bergaul dengan Tuhan dan manusia.”
Di pertapaannya yang
baru, Arsenius semakin bertambah maju dalam cara hidup rohaninya. Banyak orang
datang kepadanya meminta bimbingan rohani. Biasanya ia tidak banyak bicara.
Jawaban dan petunjuk-petunjuknya serba singkat, namun jitu dan bijaksana.
Beberapa kali ia pindah ke tempat yang jauh lebih sepi dan sunyi agar lebih
bersatu dengan Tuhan secara pribadi. Arsenius meninggal dunia pada tahun 450.
Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar