Renungan Hari Jumat Biasa IX B/II
Bac I 2Tim 3: 10 – 17 ; Injil Mrk 12: 35 – 37
Dalam Injil Yesus
menjelaskan hubungan-Nya dengan raja Daud. Dalam penjelasan-Nya itu Yesus
mengungkapkan siapa diri-Nya sebenarnya. Yesus menggunakan pernyataan ahli-ahli
taurat bahwa mesias itu adalah putera Daud. Pernyataan itu dipertentangkan
dengan pernyataan Daud sendiri yang terdapat dalam Kitab Mazmur 110:1.
Muncul pertanyaan logis,
bagaimana mungkin mesias yang adalah anak Daud akan tetapi sekaligus juga
Tuannya Daud. Dari sinilah terungkap identitas Yesus: Dia melebihi mesias
politik. Kalau Daud meraih pembebasan dengan cara perang (kekerasan), Yesus
memperolehnya melalui penderitaan. Karena itu, jalan yang ditempuh oleh Yesus
adalah jalan salib.
Para murid Yesus tumbuh
dalam teologi salib. Inilah yang disampaikan Paulus dalam suratnya yang kedua
kepada Timotius. Paulus menyatakan bahwa iman bertumbuh dalam penderitaan dan
penganiayaan (baca: salib). Apa yang dikatakan oleh Paulus adalah merupakan pengalamannya
pribadi. Ia menulis, "Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah
melepaskan aku dari padanya." (ay 11b)
Artinya, Paulus tidak lari
dari penderitaan. Ia justru menerimanya. Atau dengan kata lain, Paulus menerima
salib dan memikulnya. Di sini Paulus berarti ikut menderita karena dan bersama
dengan Kristus. Oleh karena itulah Allah membebaskan dia.
Maka dari itu, Paulus dalam
suratnya mengajak jemaat untuk tidak takut menderita bersama dan karena
Kristus. Dalam suratnya Paulus menulis, "Setiap orang yang mau hidup
beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya." (ay 12).
Apa pesan sabda Tuhan pada
kita hari ini? Kita diingatkan bahwa teologi kita adalah teologi salib. Jalan
keselamatan kita adalah penderitaan. Sebagai acuan contohnya adalah Kristus
sendiri. Karena itu tepat apa yang dikatakan Paulus dalam bacaan pertama
kemarin, "Jika kita mati dengan Dia kitapun akan hidup dengan Dia."
(2Tim 2: 11b)
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar