Renungan HR Kristus Raja Semesta Alam, Thn I
Bac I 2Sam 5: 1 – 3; Bac
II Kol 1: 12 – 20;
Injil Luk 23: 35 – 43;
Bacaan liturgi hari ini
menampilkan menampilkan tema raja dan kerajaan untuk menegaskan hari raya yang
dirayakan ini, yaitu Kristus Raja Semesta Alam. Bacaan pertama menampilkan
terpilihnya Daud menjadi raja. Memang kisah ini tidak ada kaitan langsung
dengan Yesus Kristus sebagai raja, namun kalau direnungkan ia berkorelasi
langsung. Terpilihnya Daud menjadi raja mau menegaskan bahwa Yesus juga adalah raja.
Yesus dikenal sebagai anak atau putra Daud. Nah, karena Daud adalah raja,
maka putranya kelak juga menjadi raja. Dialah Tuhan kita Yesus Kristus.
Yesus sebagai raja mendapat
pengakuan dalam Injil hari ini. Lukas menceritakan kisah penyaliban, dan dalam
peristiwa itu ada pengakuan sebagai raja. Setidaknya ada dua pengakuan. Yang pertama
datang dari Romawi (ay. 37-38), baik itu prajuritnya maupun rajanya. Di sini
Yesus diakui sebagai Raja orang Yahudi. Memang pengakuan ini merupakan bentuk
penghinaan, dan gelar raja yang dimaksud masih bersifat politik-duniawi. Pengakuan
kedua datang dari penyamun yang ikut disalibkan bersama Yesus (ay. 42). Di
sini gelar raja yang dimaksud bersifat rohani-eskatologis. Yesus adalah raja
penebus.
Paulus dalam suratnya kepada
jemaat di Kolose merefleksikan peran Yesus sebagai raja, yang tak jauh seperti
ungkapan iman penyamun yang disalibkan bersama Yesus dan mengakui-Nya sebagai
raja. Rasul Paulus menyadarkan umat di Kolose bahwa Yesus datang membawa terang
dan menghalau kegelapan dari dunia. Karena itulah, Kerajaan-Nya adalah “kerajaan
terang” (ay. 12). Bagi Paulus sebagai raja Yesus sudah membawa “pengampunan
dosa” (ay. 14) yang mengampuni kita sehingga “melepaskan kita dari kuasa
kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih” (ay.
13), yaitu kerajaan terang. Ini terjadi melalui peristiwa di salib karena kita
telah didamaikan oleh “darah salib Kristus” (ay. 20).
Apa pesan Tuhan lewat
sabda-Nya dalam tiga bacaan liturgi hari ini? Pertama-tama kita disadarkan
Yesus sungguh raja, namun bukan dalam arti politik duniawi, melainkan rohani-eskatologis.
Kita disadarkan sebagai raja Dia telah menebus kita dari kuasa maut, yaitu
dosa. Oleh karena itu, jangan sia-siakan penebusan-Nya. Kita harus tetap selalu
menyadari itu. Kita harus tahu bahwa dengan penebusan itu kita telah dimasukkan
menjadi warga kerajaan terang, sehingga kita adalah anak-anak terang. Sebagai anak-anak
terang, kita diajak untuk membawa terang itu kepada kegelapan, sehingga mereka
yang berada di sana akhirnya bisa melihat dan menikmati terang itu.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar