Kecemasan
merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap orang, dari segala jenis suku,
agama, jenis kelamin atau tingkat usia, pasti pernah mengalami rasa cemas. Dan
sampai batas tertentu, perasaan itu sehat. Kecemasan dapat membantu kita untuk
mengenali dan menghindari bahaya, atau mendorong kinerja untuk menyelesaikan
tugas penting.
Akan
tetapi perasaan cemas menjadi tidak sehat ketika perasaan itu mulai menganggu
rutinitas sehari-hari. Misalnya, membuat kita sulit tidur karena memikirkan
sesuatu, sulit fokus dalam bekerja karena stres, dan lainnya.
Bagaimana
gangguan kecemasan melanda anak-anak? Menurut Asosiasi Kecemasan dan Depresi
(ADAA) di Amerika, satu dari delapan anak menderita gangguan kecemasan.
Sayangnya, gangguan ini bisa sangat sulit dideteksi karena orangtua tidak
mengetahui gejalanya. Dan karena itu, sekitar 80% dari anak-anak dengan
gangguan kecemasan tidak diobati. Hal ini membuat anak berjuang dengan gangguan
kecemasannya sendiri dan beresiko menyebabkan anak tidak bisa merasakan
kebahagiaan secara total.
Karena
itu, bila anak menunjukkan gangguan kecemasan, tidak salah jika orangtua
mengajaknya berkonsultasi pada profesional demi kesehatan mental yang baik.
Untuk itu, orangtua perlu mengenali beberapa gejala berikut ini.
Bertanya
banyak hal tentang masa depan
Anak-anak
dengan gangguan kecemasan sering khawatir tentang apa yang akan terjadi saat
ingin melakukan sesuatu yang baru. Mereka seakan ingin mendapat kepastian dari
orangtua, bahwa semua akan baik-baik saja. “Anak-anak dalam kecemasan akan
sering meminta dan mencari kepastian,” kata Dr. Janine Dominggues, seorang
psikolog klinis Anxiety and Mood Disorder Center di Child Mind Institute di New
York City.
Mereka
mudah tersinggung, agresif dan tantrum tingkat tinggi
Dr.
Debra Kissen, direktur klinis di Light on Anxiety Treatment Ceter di Chicago,
mengatakan bahwa anak-anak akan sering marah dan agresif, karena mereka
berusaha untuk memproses emosi kompleks yang datang akibat gangguan kecemasan.
Anak-anak dengan gangguan kecemasan umumnya menunjukkan kesulitan untuk
berkompromi dengan situasi sulit.
Sering
mengeluh sakit kepala dan sakit perut
Meskipun
gejala fisik tidak langsung terhubung pada kesehatan mental, ahli menunjukkan
bila anak sering mengeluh sakit kepala dan sakit perut, itu bisa menjadi
tanda-tanda umum gangguan tersebut. Reaksi fisik ini adalah respon dari tubuh
anak terhadap perasaan bahaya yang datang, ujar Dr. Domingues.
Anak
sering memilih duduk di beragam aktivitas menyenangkan
Gejala
perilaku gangguan kecemasan yang perlu orangtua tanggapi ialah saat anak
memilih untuk menghindar melakukan suatu kegiatan. Orangtua perlu mendekatkan
hubungan emosi dengan anak, mengetahui apa ketakutan mereka, sehingga anak
merasa nyaman.
Kesulitan
fokus
Ketidakmampuan
untuk berkonsentrasi dan kinerja yang buruk di sekolah sering dikaitkan dengan
gangguan syaraf lain: Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Tapi, itu bisa menjadi tanda kecemasan juga. Seorang anak yang tak
henti-hentinya khawatir tentang suatu hal, akan mengalami kesulitan untuk fokus
pada apa pun.
diambil dari tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar